III. Peace agreement, the promise you can't break

56 18 0
                                    

Keesokan harinya setelah pembicaraan singkat yang terjadi di meja makan saat sarapan, pertemuan dengan para dewan petinggi Ilythiapun digelar. Dengan di hadiri seluruh petinggi Ilythia beserta penasihat kerajaan Raxvus, keadaan menjadi begitu tegang dan kaku ditambah penjagaan istana diperketat dari biasanya.

Sehingga tidak akan ada celah bagi Ailsa untuk melarikan diri.

"Terberkati oleh matahari dan semesta kini dihadapan Kaisar, putri Ailsannore Ilythia telah kembali dari pengasingannya dan menerima kembali posisinya sebagai tuan putri pertama bagi kerajaan, dengan begitu tugasnya sebagai putri Ilythia kembali berlaku." Ujar salah seorang anggota dewan tersebut, "untuk menyambut kedatangan kembali sang putri dengan segenap dan ketulusan hati kami menawarkan perdamaian bersyarat kepada kerajaan terkasih kita, kerajaan Raxvus yang mana telah menjadi tetangga kita selama beratus-ratus tahun."

"Teruskan." Ujar penasihat kerajaan Raxvus.

Dewan tersebut tersenyum sekilas, "Tidak ada syarat yang tidak berarti, seluruh syarat ini telah diperhitungkan demi kemakmuran dan kesejahteraan antar dua kerajaan." Ia memberikan jeda sejenak, "Yang pertama, Raxvus harus melepaskan wilayah kekuasaanya di dekat perbatasan dan memberikannya kepada Ilyhtia yang mana dengan gantinya Ilyhtia akan menjamin keselamatan dan ketentraman semua warga Raxvus yang tinggal di perbatasan, kedua seluru hasil tambang Raxvus 65%nya adalah milik Ilythia dengan ganti Ilyhtia akan mengirimkan hasil panennya kepada Raxvus sesuai kebetuhan yang diminta, ketiga segala keputusan pemerintahan Raxvus harus dirundingkan terlebih dahulu dengan kekaisaran Ilythia baru setelah mendapatkan persetujuan keputusan itu dapat dibuat. keempat untuk menjaga perdamaian antar dua kerajaan agar tetap saling berjalan tanpa adanya penghianatan, pangeran mahkota Raxvus akan di tunangkan dengan tuan putri Ilythia baru setelahnya keduanya akan dinikahkan. Segala bentuk pelanggaran kontrak akan dianggap sebagai penghianatan dan kerajaan dapat mengajukan perang bila diperlukan." Ujarnya begitu lantang, "demikian perjanjian ini disampaikan, semoga perdamaian berada di tengah kita semua."

Ditempat berdirinya Ailsa memandang horror anggota dewan tersebut, kedua tangannya terkepal kuat. Jadi inilah yang dimaksud Adel bagaimana kaisar menggunakan dirinya sebagai alat untuk memperluas kekuasaan.

Namun lebih dari itu perjanjian yang baru saja ia dengar bukanlah sebuah perjanjian kedamaian yang saling menguntungkan melainkan sebuah pemerasan dan Raxvus tidak mungkin menerima hal tersebut secata cuma-cuma.

"Hanya itu saja?" Ujar penasihat Raxvus tersebut, "kalau begitu atas nama kerajaan Raxvus saya sebagai perwakilan kenegaraanya menerima segala syarat yang diberikan."

"Tunggu!" Seru Ailsa membuat seluruh mata kini menatap kearahnya, "Anda tidak dapat menerimanya begitu saja!"

Terjadi keheningan selama beberapa saat sebelum pria tua itu kembali bersuara,

"Kenapa tidak? Tawaran tersebut sangatlah menguntungkan."

Mulut Ailsa terngaga tak percaya, ia pasti sudah tuli sehingga tidak dapat mendengar jelas apa yang baru saja penasihat itu katakan. "Menguntungkan? Anda baru saja menjual Raxvus kepada Ilythia bagaimana bisa hal tersebut menguntungkan?!"

BAM!

"AILSANNORE!" Tegur kaisar dengan mengetukkan tongkat emas miliknya begitu keras.

"Yang mulia tolong pertimbangkan lagi syarat yang anda ajukan, banyak rakyat dari Raxvus yang akan menderita karena perjanjian ini." Ailsa menundukkan wajahnya penuh permohonan namun tidak seperti yang ia kira seluru ruangan menatapnya dengan pandangan malas tanpa terkecuali penasihat dari Raxvus tersebut.

The Fallen KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang