Bab I - Chapter 7

84 10 1
                                    

BAB I : TODAY TODAY
Ch 7 - And Where to Begin Just Doesn't Fall In
.
.

Sabtu pagi, sekitar jam 10 lewat 30 menit. Asa dan Yuko tiba di depan gerbang masuk. Setelahnya Yuko memberikan jempol ke atas untuk menyemangati. Dia lalu meninggalkan Asa sendiri.

Asa memilih untuk menguncir dua rambutnya seperti biasa. Dia tidak menggunakan jepit rambut karena merasa jidatnya akan terlihat lebar jadi dia membiarkan poninya terjuntai sampai bawah alis.

Asa sekarang menggunakan kemeja putih dan celana hitam. Untuk lapisan luar dia menggunakan jaket denim yang tidak begitu tebal. Asa terlihat sangat percaya diri dengan penampilannya.

"Penampilanmu payah. Seharusnya kau minta aku untuk setidaknya memilih pakaian!"

"Bacot. Suka-suka aku lah. Cowok itu kan harus menerima aku apa adanya. Lagipula, aku sudah sangat imut." Asa senyum-senyum sendiri.

"Ya, tapi setidaknya buat first impression yang niat sedikit kek!"

"First impression itu harus apa adanya," pikir Asa dengan sok tahu. Yoru pun terdiam, dia kehabisan kata-kata menghadapi kebodohan cewek ini.

Tidak lama kemudian, Denji muncul dari kejauhan. Cowok itu terlihat merapikan rambut pirang berantakannya sedikit. Dia memakai jaket denim lengan pendek, sehingga secara kebetulan dia matching dengan Asa.

"Lihat itu Yoru, dengan pilihan pakaianku kami berdua jadi matching."

"Kebetulan saja selera pakaian kalian berdua sama-sama ampas."

"Halo, Asa." Denji menyapa sembari mendekatinya. Cowok itu tersenyum. Membuat Asa deg-degan.

Tetapi sepertinya bukan hanya Asa yang deg-degan saat itu.

Dia sangat manis. Lelaki bersurai gelap itu membatin sambil menutup mulut dengan tangannya. Sedikit semburat merah dapat terlihat di bawah mata.

Meski begitu dia enggan 'tuk mendekat. Dia masih waras untuk tidak muncul tiba-tiba lalu dituduh sebagai penguntit—walau itulah yang sedang dia lakukan saat ini.

Lelaki itu, Yoshida, berdiri setidaknya 20 meter di belakang Denji dan Asa. Oh, dia benar-benar jadi orang aneh sekarang. Ia mengikuti dengan diam-diam dan matanya hanya terkunci kepada Denji.

Apa kencannya akan sukses? Bagaimana kalau mereka benar-benar jadian? Apa Denji akan enggan bertemu dengannya lagi setelah dia pacaran dengan Asa?

Dadanya terasa sesak, dan dia menahan rasa tidak enak di perut. Padahal Yoshida tahu sejak awal, kalau dia dan Denji bukanlah siapa-siapa.

Paman angkat Yoshida, Kishibe hanya menitipkan Denji untuk diawasi oleh Yoshida karena Denji adalah korban sebuah kasus rumit. Dan karena bocah pirang itu adalah adik almarhum kenalan Kishibe.

Kishibe memang tidak memberitahu kasusnya dengan jelas, dan Yoshida hanya menyanggupi permintaan pamannya karena janji akan diberi uang saku lebih. Dia berniat main-main pada awalnya.

Akan tetapi lihatlah sekarang, Yoshida terjebak di dalam permainannya sendiri seperti remaja bodoh yang baru jatuh cinta.

Standar Yoshida benar-benar buruk, ya. Sampai bisa suka dengan remaja nakal bekas anak geng yang terlibat kasus kriminal seperti Denji dalam beberapa hari. Pasti ada yang salah dengan kepalanya. Ya, pasti ada yang salah!

Oh, Yoshida tidak bisa membayangkan apa yang harus dia katakan kepada Kishibe apabila hubungannya dengan Denji dipertanyakan. Dia berpikir, kata-kata apa yang bagus untuk dia ucapkan saat coming out?

Oh Klahoma!Where stories live. Discover now