Bab I - Chapter 3

124 13 0
                                    

BAB I : TODAY TODAY
Ch 3 - Everything to Go
.
.

"Terus, aku harus 'wow' gitu?" balas Denji dengan sinis setelah Yoshida memperkenalkan ketos dan waketos di depan mereka.

"Nggak usah dipedulikan, kamu makan saja," jawab Yoshida. Membuat Haruka si ketos tersinggung.

Cowok ini selalu mengabaikan Haruka dari semester satu, bagaimana dia tidak kesal? Sementara Kiga hanya memainkan handphonenya, bodo amat dengan interaksi antara Yoshida dan Haruka.

"Hei, Dek Yoshi-"

"Denji mau main ke rumah kapan? Habis pulang sekolah langsung mau pergi?" tanya Yoshida. Dia memotong perkataan Haruka. Membuat sang ketos menahan geramnya.

"Nanti aja jemput pas aku telepon. Aku sama Nayuta mau balik ke asrama dulu buat ngasih kabar," balas Denji sambil melahap kue dengan tangannya.

"Sekalian nginap?"

"Kalau Nayuta bilang mau sih, aku ikutin saja apa katanya."

"Baiklah. Kalau memang mau, bawa baju Nayuta nanti buat jaga-jaga. Buat kamu, pinjam saja bajuku."

"Thanks, Hirofumi."

"Woi, kalau orang mau ngomong minimal dengar dulu kek Dek-!"

"Ji, gimana kalau kita pindah tempat duduk? Ke atap sekolah saja, mau?" Yoshida memotong perkataan Haruka lagi.

"Boleh." Denji mengiyakan. Dia segera menghabiskan kuenya dalam satu suapan lalu pergi bersama Yoshida.

"Dasar adek kelas kurang aj-"

"Haruka, aku tadi ngecek grup OSIS. LPJ yang Yoshida kirim udah lengkap semua nggak perlu revisi. Sisanya kita suruh Seigi aja buat print terus minta tanda tangan wakasek," ujar Kiga dengan datar setelah memasukkan handphone ke saku roknya.

Kiga lalu menarik kerah belakang Haruka supaya ia pergi dari situ. Sebuah kode keras untuk membiarkan Yoshida berduaan dengan Denji.

***

Sore harinya sepulang dari sekolah, di asrama. Denji dan Nayuta sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah Yoshida. Nayuta memakai baju dengan terusan rok lucu, sementara Denji memutuskan untuk memakai apa saja. Toh dia bisa pinjam baju ke Yoshida kalau memang perlu.

"Denden. Ayo pergi," ajak Nayuta dengan ekspresi datar. Meski begitu, Denji tahu kalau gadis kecil itu sedang semangat sekarang. Denji mengelus kepala Nayuta dengan gemas. Namun, sebelum dia sempat menelepon Yoshida, dia bisa dengar pintu kamarnya diketuk.

Denji membuka pintu. Terlihat Yuko sudah menungguinya dari tadi. Yuko berusaha tersenyum ke cowok itu. "Denji, ada urusan nggak? Apa kita bisa bicara?"

"Ada apa?" Denji lalu menggandeng tangan Nayuta.

"Kau sahabatan sama Yoshida kan?" tanya Yuko yang membuat Denji bingung mau menjawab apa.

Soalnya dia sama Yoshida kan baru ketemu dua hari. Kalau dibilang sahabatan, Denji rasa dia masih lebih dekat dengan Reze dan Beam. Tapi dari tatapan orang-orang tiap kali mereka berdua bareng, keknya emang aneh banget seorang Hirofumi Yoshida mau dekat-dekat sama manusia kayak Denji.

Yang begitu bisa dibilang sahabat kah? Temenan kah? Atau cuman interaksi saling cocok antar jamet dan ngabers? Denji tidak tahu. Jadi dia memutuskan untuk menjawab seadanya saja.

"Nggak tuh. Aku kenal Hirofumi cuman gara-gara ada kepentingan aja," jawab Denji dengan tidak sepenuhnya berbohong.

Yuko menghela napas. Dia lalu melanjutkan omongannya dengan Denji, "Jadi gini, bisa nggak, kau nggak usah terlalu dekat dengan Yoshida di sekolah? Di sekolah aja."

Oh Klahoma!Where stories live. Discover now