Bab I - Chapter 4

107 15 0
                                    

BAB I : TODAY TODAY
Ch 4 - Everywhere to Do
.
.

Matahari perlahan terbit dari ufuk timur. Akhirnya pagi hari telah tiba setelah malam yang melelahkan. Lalu ada yang berbeda pula di fajar ini, Denji dan Nayuta datang ke sekolah lebih awal. Sangat awal malah.

Bukan karena alasan khusus apa, melainkan karena Denji dibangunkan (paksa) oleh Yoshida. Cowok jamet itu berbisik ke kuping Denji kalau dia akan berangkat duluan meninggalkan mereka jika tidak bangun.

Namun, yang membuat Denji terbangun sebenarnya bukan karena ancaman dari Yoshida. Akan tetapi, karena muka Yoshida yang dekat banget dengan muka Denji, sampai hampir ciuman. Sehingga dengan sendirinya Denji membuka mata lalu mendorong Yoshida dengan tangan dan hampir berteriak lagi seperti semalam.

Gila, jantungku rasanya mau copot pagi ini, batin Denji.

Mana harus ketemu dia lagi hari ini buat lanjutin kandang anjing.

Denji menguap menahan kantuk di sepanjang jalan menuju kelasnya. Hingga sebuah suara yang lumayan keras dari kelas tetangga, kelas XB, menarik perhatian Denji.

Buk!

Sebuah buku catatan terlempar dari tangan seorang gadis berambut cerah yang tampak mengancam seorang perempuan lain di hadapannya.

"Apa-apaan ini? Masa kau belum selesai jokiin tugasku?" Gadis perundung itu memojokkan sang korban ke dinding.

"K-kemarin tugasnya banyak banget, jadi-"

"Jangan banyak alasan! Kau tahu aku sudah rela capek-capek baikin kau di depan guru! Tetapi kau malah begini!?"

Pembully itu mengangkat tangannya, bersiap untuk menampar. Namun, dengan tak disangka, tangannya dengan tiba-tiba ditahan oleh seorang lelaki sebelum ia sempat mengenai wajah korbannya.

"Aku tidak tahu siapa kau, tetapi aku tahu kalau pembullyan itu dilarang di sekolah manapun. Apa aku benar?" Denji tersenyum sambil menampakkan gigi-gigi runcingnya dengan menyeramkan.

Cewek yang membully itu berusaha melepaskan tangannya dari Denji. Dia terlihat marah. "Memangnya kau siapa!? Please deh nggak usah ikut campur ke masalah kami. Aku nggak ngebully dia kok! Aku cuman sedikit kesal saja!"

"Bullshit!"

Cowok berambut oranye pirang itu mendorong tangan sang pembully. Ia menghadangnya saat ingin kembali menampar si korban yang berlindung di balik punggungnya. Alhasil, Denji menerima tamparan keras tersebut. Membuat bekas merah di pipinya.

Cewek yang ada di belakang Denji terlihat khawatir. Rasa bersalah yang besar menyelimuti hatinya karena orang asing di depannya ini dengan rela menerima kekerasan untuk melindunginya.

Namun, tiba-tiba saja, terlihat bayangan dari luar pintu. Seseorang berjalan mendekat lalu memasuki kelas mereka, sambil memegang handphone di tangan-voice recording menyala, dia tersenyum.

"Yoshida?"

Kedua cewek itu melongo. Terkejut. Sang pembully yang adalah ketua kelas itu melangkah mundur dari Denji dan dari pandangan Yoshida.

Sementara cewek yang jadi korban bully memalingkan muka. Seolah enggan melihat sang cowok OSIS itu. Bagaimanapun, dia masih agak gemetar. Denji tahu cewek ini ketakutan, tetapi sepertinya sekarang dia mendapat ketakutan baru.

Denji lalu melihat ke arah Yoshida yang melangkah mendekatinya. Mata hitam legamnya menatap Denji dengan dalam, tetapi kini senyumnya hilang setelah mengamati wajah Denji yang terluka dan juga cewek di belakangnya.

Oh Klahoma!Where stories live. Discover now