Chapter. 15 Perpustakaan

30 7 0
                                    

"Kau. Apakah tadi kau yang melakukan nya?"

Terdengar sebuah suara dingin yang membuyarkan lamunan Chu-Chung-Hee.

Chu-Chung-Hee menoleh ke samping dan melihat sebuah wajah yang tampak seperti peri.

Dengan wajah bingung, Chu-Chung-Hee bertanya dengan tidak jelas, "Melakukan apa? Nona peri, saya tidak begitu mengerti apa maksudmu."

Anak ini, dia masih saja berpura-pura. Batin He-Jin-Ah di dalam benaknya. He-Jin-Ah mendengus dan berdiri dari kursinya dan berjalan keluar, hanya meninggalkan sebuah kalimat dingin.

"Kau memikirkannya."

Dengan wajah yang tetap masih bingung, Chu-Chung-Hee melihat ke arah kepergian He-Jin-Ah dan melambaikan tangan, "Selamat tinggal, hati-hati di jalan nona peri."

"Anak ini, berani nya dia mengucapkan hal itu pada dewi!"

"Hey, kenapa aku merasa mencium bau asam di sini..."

"Ahhhh, cemburu!"


Banyak siswa merasa masam melihat pertengkaran keduanya.

...

"Oh, wanita." Sambil menggelengkan kepala, Chu-Chung-Hee berdiri dari bangu dan berjalan menuju pintu masuk kelas.

Namun, di detik berikutnya, beberapa remaja menghalangi jalan di depan Chu-Chung-Hee.

Salah satu remaja berkulit hitam dengan otot tebal dan mata membara memandang Chu-Chung-Hee.

"Tunggu!"

"Aku peringatkan kau, jangan mencoba mendekatu He-Jin-Ah. Dia adalah kekasihku. Mengerti?!"

Chu-Chung-Hee melihat ke arah lawan, tersenyum sedikit, Chu-Chung-Hee mengambil satu langkah ke depan dan menatap langsung ke arah mata lawan.

Pria kulit gelap dengan otot besar itu terkejut dengan momentum tiba-tiba dari Chu-Chung-Hee, dia melangkah mundur satu langkah.

Tali segera, wajah pria berkulit hitam itu berubah drastis dan ketakutan, karena dia merasa seperti melihat banyak monster gelap meraung-raung di depan nya.

"Bos! Bos! Ada apa dengan mu bos? Kenapa kau tidak menghajar murid baru itu?"

"Hey, bos! Apakah kau mengompol?! Tidak mungkin! Astaga!"

Anak-anak di belakang pria berkulit gelap itu terkejut karena 'bos' di hadapan mereka tiba-tiba berlutut di tanah dan buang air di celana.

Pria berkulit gelap itu segera sadar, dan melihat bawahan nya menunjuk-nunjuk kepada nya, dia berteriak marah.

"Cukup! Apa yang kau liat! Segera ambilkan aku baju ganti! Ingat, jangan memprovokasi anak itu lagi!"

"Anak itu, apa-apaan dia. Bagaimana monster seperti itu bisa ada?"

Batin pria berkulit gelap sambil mengingat kejadian barusan dengan ketakutan yang tersisa di wajah nya.

"Emm, bos. Apakah kita benar-benar akan melepaskan anak baru itu? Dia bahkan berani mendekati dewi."

"Ya, ya. Bos, apakah kita melepaskan nya begitu saja?"

Solo Leveling. Awakening SSS-Class Talent At The BeginningWhere stories live. Discover now