28- Flora

2 0 0
                                    

Halo!! Jangan lupa vote nya. Terima kasih..

HAPPY READING!!!

××

Hari Senin ini menjadi hari yang cukup aneh bagi Nala, tak seperti biasanya ia akan selalu menyapa Ghava bahkan saat cowok itu tak menyadari keberadaannya.

Nala merasa sedikit canggung sekarang saat berada di dekat Ghava, entah mengapa tubuhnya seolah membuat jarak antara dirinya dan Ghava. Dan semua itu terjadi tentu karena kesalahpahaman yang terjadi diantara dirinya dan Arini.

Nala, Arini dan Anisa duduk di pinggir lapangan, menonton cowok-cowok yang tengah bermain basket.

"Gara-gara salah mata-matain Lo jadi baper gitu sama dia?" tanya Arini sebari menyedot susu kotaknya.

"Tapi Lo sama Ryan serasi sih,"ucap Anisa. "Gue dukung Lo."

Nala menghela napasnya, entahlah apa yang akan terjadi berikutnya setelah ia mengajak cowok itu untuk berpacaran.

"Tapi sejak kapan Lo suka sama dia?" tanya Anisa.

Anisa dan Arini langsung menatap Nala yang duduk ditengah-tengah mereka.

"Entahlah..." serah Nala.

"Terus Lo gak ngakuin perasaan Lo?" tanya Arini.

"Belum," ucapan Nala. Mulutnya terasa pahit sendiri saat mengatakan hal bohong itu. "Lagi pula emang dia suka sama gue."

Keluh rasanya, lidah Nala terasa mati rasa Karna telah mengucapkan kata-kata bohong lagi.

"Cowok mana sih yang gak sama Lo? Lagian Lo cantik, putih, bersih, gak terlalu bego juga. Iya kan?" tanya Anisa kurang hajar.

Nala tak menanggapi, gadis itu benar-benar malas mendengar pembahasan ini.

Anisa menepuk-nepuk paha Arini, gadis itu langsung menunjuk ke satu arah, membuat gadis itu mau tak mau melihat ke arah yang Anisa tunjuk.

"Ada Ghava!" seru Anisa.

"Mana?" tanya Arini.

"Itu, lagi yang lagi berdiri didepan Mading!"

Arini langsung melihat ke arah itu, dan ya dia bisa menemukan tubuh tingga Ghava yang tengah berdiri di depan Mading, tengah memasang sesuatu disana.

"Ekhem! Samperin kali..." goda Anisa.

"Gak ah malu," tolak Arini.

"Yeu... Katanya suka sama dia, ayo samperin!"

"Kalo gue samperin, gue mau ngapain nanti?"

"Basa-basi aja."

Arini menatap ke arah Nala. "Temenin yuk, La."

"Lo aja sendiri, gue lagi gak mood," malas Nala.

"Ayo ih, bantuin gue," mohon Arini.

Nala menghela napas pelan, kemudian gadis itu bangkit dan mengiyakan saja permintaan dari Arini. Ia tak boleh bersikap aneh, apalagi semenjak Arini mengakui suka pada Ghava.

Nala dan Arini akhirnya mendekati Ghava. Arini yang tak sabar pun merapihkan sedikit pakaian dan tatanan rambutnya.

"Permisi..."ucap Arini sedikit gugup.

Ghava menoleh, melihat siapa yang datang. Ia dapat melihat Arini dan Nala yang berdiri disampingnya.

"Kenapa?"tanya Ghava.

Arini kemudian mengulurkan tangannya. "Gue Arini, sahabat Nala,"ucapannya sebari diakhiri dengan senyum manis.

Ghava mengangguk kemudian membalas jabat tangan itu. "Oh iya, gue inget sama Lo. Yang waktu itu di toko es krim kan?"

Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang