Arini mengangguk. "Jadi, selama gue sakit dan dioperasi, Nala bantuin gue buat cari tahu informasi tentang Ryan. Selama itu juga dia ngasih tau Ryan tinggal dimana? Deket sama siapa? Suka makan apa? Hobi apa?"

Anisa mengangguk. "oh, jadi selama ini Lo Deket sama Ryan Karna itu, La?"

Nala hanya mengangguk.

"Atas dasar apa?"tanya Anisa.

"Gue mau bantu sahabat gue,"jawab Nala.

Anisa tepuk tangan. "Jiwa sahabat Lo bener-bener besar ya, La. Gue salut."

"Tapi gak papa, meskipun Lo salah mata-matain orang. Ghava kan anak jurnalistik, Lo juga anak jurnalistik, pasti Deket dong? Jadi Lo bisa tetep bantu gue buat deketin dia sama gue," ucap Arini dengan diakhiri sebuah senyuman.

"Eh tapi ngomong-ngomong, Lo kan udah jawab pertanyaan semalem. Terus tinggal..."Anisa menatap ke arah Nala.

Nala yang melihat tatapan Arini dan Anisa yang mengarah padanya pun langsung diam ditempat. "Apa?"

"Jadi siapa orang yang Lo suka?"tanya Anisa.

"Iya, La. Lo suka sama siapa?"tambah Arini.

"Jangan-jangan dia juga suka sama Ghava lagih... Soalnya tiap hari gue liat dia sama Ghava terus," kata Anisa.

Arini kemudian menatap ke arah Nala, memastikan.

"Enggak, gue gak suka sama Ghava,"jawab Nala, meski dari wajahnya gadis itu seolah tengah menutupi sesuatu.

"Terus Lo lagi suka sama siapa?"tanya Anisa.

"Gak ada."

"Hah? Serius?"tanya Arini.

"Bohong banget gak sih?"tanya Anisa tak percaya.

Arini menyenggol bahu Nala dengan sengaja. "Ayolah kasih tau aja siapa yang Lo suka?"

"Jangan-jangan Lo suka sama Ryan?"tebak Anisa.

Nala terdiam untuk waktu yang lama, bagaimana bisa ia mengatakan hal yang sebenarnya? Itu akan membuat masalah besar bagi dirinya dan Arini. Nala sangat tahu bahwa Arini benar-benar menyukai Ghava, apakah masuk akal jika Nala mengakui itu dan merusak persahabatannya?

Nala kemudian mengangguk ragu.

"HAH? SERIUS?!"Sentak Anisa.

"Ryan?"

Anisa mengangguki pertanyaan Arini. "Yang suka main basket pagi-pagi di lapangan."

Arini berdeham, mencoba mengingat. "Yang mana?"

"Yang nyampah di kolong Lo, yang debat sama Lo soal cewek tinggi,"kata Nala.

Ingatan Arini langsung muncul, gadis itu langsung ingat siapa Ryan yang dimaksud. "Oh, cowok itu yang namanya Ryan? Yang foto bertiga sama Lo dan Ghava?"

Nala mengangguk kemudian menarik napas jengah. Arini tiba-tiba mendekati Nala, kemudian gadis itu meletakan tangannya di kening Nala.

"La, Lo serius?"

-oOo-

Alunan lagu 'Kau Rumahku' dari Raissa anggiani yang diputar di toko es krim, menjadi teman Nala selama menunggu. Gadis itu beberapa kali melihat jam di ponselnya. Beberapa kali gadis itu menghela napas pelan, nampak gelisah Karna sosok yang ia tunggu tak kunjung kelihatan.

Tepat setelah lagu itu selesai diputar, sesosok cowok datang dari arah pintu masuk yang membuat Nala langsung menoleh untuk memastikan apakah itu orang yang ia tunggu sedari tadi.

"Sorry gue telat, Lo pasti nunggu lama ya?"

"Gak papa. Pasti Lo muter Karna jalan yang dari komplek gue ke komplek Lo lagi di benerin kan?"tebak Nala.

Ryan terkekeh. "iya. Gue harus muter lewat jalan depan, mangkanya telat Dateng ke sininya."

"Santai aja," balas Nala.

"Lo udah pesen? Atau mau gue pesenin lagi?"

"Gak papa, nanti gue pesen sendiri."

"Udah gak papa, biar gue yang traktir. Es krim rasa cokelat kan?"tanya Ryan.

Nala mengangguk kemudian membiarkan saja cowok itu untuk pergi memesan es krim untuk mereka berdua. Selang beberapa saat, Ryan kembali lagi dengan membawa satu cup es krim coklat dan satu cup es krim vanila.

"Makasih,"ucap Nala.

"Oh ya, ada apa? Tumben Lo ngajakin gue ketemuan. Hari Minggu pula, masih pagi ini."

"Jangan-jangan Lo baru bangun tidur pas gue telpon tadi?"

Ryan tak menjawab, cowok itu hanya menyengir. "Kok tau?"

"Gue ngajakin Lo ketemuan, mau ngomong sesuatu."

"Ngomong apa?"tanya Ryan sambil menyendok es krimnya.

Nala memejamkan matanya sejenak, gadis itu menarik napasnya dalam-dalam, mencoba meyakinkan dirinya sekaligus mengumpulkan keberaniannya.

"Gue mau jadi pacar Lo."

Sendok es krim ditangan Ryan langsung jatuh ke atas meja, membuat es krim yang seharusnya ia santap itu malah berantakan diatas meja. Ryan terpatung dengan wajah menganga.

"Hah?"

=========================
Forget Me Not
Alan naizer | Rayza_0107

Episode baru setiap:
Senin & Jumat


Forget Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang