17. tak bisa berhenti mencintai

En başından başla
                                    

"Mulut lo!" Rina menabok mulut Martin.  "Gue masi perawan njir, kita gak pernah ngapa-ngapain."

"Yang bener tinggal seatap tapi gak ngapa-ngapain?"

"Ya emang, selama 8 bulan kita nikah, kita gak pernah ngelakuin itu." Rina tidak nyaman membicarakan hal yang dia anggap sensitif.

" 8 bulan lo bilang Rin? Anjir, udah lama cok. Berarti pas lomba fashion show kelas 11 kemaren, lo udah jadi bini nya si Fatur?"

"Emang iya, makanya gue bilang mau jenguk Zaki bareng Fatur yang berujung gak jadi karena Fatur sibuk akhirnya gue pergi jengukin bareng kalian."

Martin menepuk bahu Zaki. "Gue tau lo lagi patah hati kan? Kasian banget, perjuangan lo selama ini deketin Rina ternyata sia-sia."

"Wah anjir." Bella berbisik ke teman-teman nya, "ini beneran Rina sama Fatur udah nikah?" Bella juga seperti nya sulit mempercayai.

"Ya mungkin emang bener, soal nya Rina sendiri yang bilang." jawab Cilla salah satu anggota geng Bella.

"Gilaa, gak nyangka gue. Fatur si cogan itu udah nikah sama Rina. Eh tunggu, bukan nya Fatur jadian ya sama si Margin? Itu termasuk perselingkuhan gak sih?"

Bella tersenyum licik mendengar penuturan Jihan teman nya. Dia kemudian mengajak teman-teman nya pergi dari sana.

---

Rina tidak bisa fokus belajar, dia terus kepikiran soal Fatur. Sebab Rina pergi saat Fatur masih tidur, tapi Rina sudah menyiapkan bubur hangat di meja belajar nya sebelum dia berangkat ke sekolah. Rina juga sudah menyimpan obat-obatan di sebelah bubur nya. Rina yakin Fatur pasti akan melihat nya.

"Rina!" tegur Bu Kiranti selaku guru sejarah Indonesia membuyarkan lamunan Rina.

"I-iya Bu.."

"Coba jelaskan kembali apa yang barusan ibu jelaskan."

Deg! Rina membeo, dari tadi dia tidak bisa fokus sehingga tidak memahami penjelasan Bu Kiranti.

Zaki yang duduk di sebelah Rina, membantu dengan membisikkan penjelasan Bu Kiranti tadi. Rina yang cepat paham langsung mengucapkan kembali apa yang di bisikkan oleh Zaki.

•••

Martin jalan berdua dengan Rina keluar dari dalam kelas. Tak ada yang mereka obrolkan, mereka hanya mendengar grusak-grusuk teman-teman dan para adik kelas berhamburan keluar kelas menuju gerbang sekolah.

"Rin, lo beneran gak ada rasa sama Fatur?" tanya Martin di tengah-tengah keheningan.

"Kenapa lo nanya begitu?"

"Ya setau gue Fatur bucin banget sama Margin. Nah lo ngaku nya udah nikah sama Fatur."

Deg! Perkataan Martin melukai hari Rina. "Engga lah, kita tuh gak saling cinta. Gue juga gak masalah dia mau pacaran sama siapa aja. Fatur juga ngizinin gue punya pacar."

"Yang bener Rin?" Zaki berlari menyusul Rina dan Martin.

Rina menggigit bibir bawahnya. "Mampus gue."

"Kalo gitu lo jadi pacar gue aja."

Rina dan Martin mendelik kaget. Martin mencubit pinggang Zaki membuat sang empu meringis kesakitan. "Yang bener aja lo mau pacaran sama bini orang."

"Suami nya aja bisa pacaran sama yang lain, masa bini nya gak bisa?" Zaki acuh dia mengangkat kedua bahunya.

"Eum boleh juga tuh ide lo Ki." kini Rina yang bicara. "Eum, gue mau pacaran sama lo kalo lo bisa bikin Marvel jatuh cinta sama Luna. Eh, btw lo bilang kemarin udah punya pacar?"

Zaki nyengir kemudian menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Eum, itu sebenernya gue boong sih. Gue bilang gitu biar ga malu aja hehehe. Se-susah susah nya dapetin hati lo, lebih susah lagi ngerelain lo sama cowok lain."

Martin cekikikan mendengar penuturan Zaki. "Cerita lo udah kayak drama Indosiar aja." ucap Martin di akhir tawa nya.

Zaki menarik tas Martin hingga terangkat ke atas, "lo harus bantu gue buat Marvel jatuh cinta sama Luna!"

"Gampang, yang penting Luna bisa ubah penampilan. Gue jamin Marvel bakal kelepek-kelepek. Eh emang nya Luna suka sama Marvel?"

"Ya engga juga sih." Jawab Rina.

"Terus, kenapa lo mau Marvel jadian sama Luna?"

"Biar Luna ada yang jagain. Gue gak mau dia di ganggu sama Bella. Kalo Luna jadian sama Marvel kan, Marvel bisa jagain Luna."

"Oalah."

"Iya. Udah ayo pulang." Rina menarik tas Martin, membuat cowok itu terseret dan terpaksa mengikuti nya. Zaki juga menyusul di belakang mereka.

•••

"GUE PULANGGG!!" Pekik Rina saat sampai di rumah.

Sebelum masuk, Rina menyempatkan melihat motor kesayangan Fatur. Kap bagian depan remuk, motor Fatur rusak parah spion nya pun hilang. Beruntung Fatur bisa selamat dari kecelakaan yang seperti nya parah itu.

Rina masuk ke dalam, dia langsung menuju ke kamar nya. Ternyata Fatur masih tidur, bubur nya pun utuh tak tersentuh. Rina menyimpan tas sekolah nya lalu duduk di tepi ranjang.

"Tur, lo gak makan? Lo udah ngabarin ke Margin? Dia keliatan nya khawatir tuh." Rina menyentuh kening Fatur, demam nya masih tinggi. "Gue angetin bubur nya, abis itu lo makan gue suap!" Rina mengambil mangkuk bubur, dia keluar kamar dan berjalan ke bawah menuju dapur.

Rina hendak menyalakan kompor, tapi dia berfikir lagi akan lebih baik membuatkan Fatur bubur yang baru. Dia pun kemudian membuang bubur yang tadi pagi dan memasak bubur yang baru.

Setelah selesai memasak bubur, dan memastikan bubur nya sudah hangat, Rina kembali ke kamar. Dia meletakkan bubur nya di atas meja lalu pelan-pelan membangunkan Fatur. "Tur, bangun.. makan dulu. Seharian lo belum makan."

Perlahan mata Fatur terbuka. "Oh, udah pulang Rin."

"Iya, makan dulu." Rina membantu Fatur duduk. Setelah itu dia mulai menyuapkan bubur hangat ke mulut Fatur. "Dasar bayi."

"Bayi?"

"Bayi kan gak makan kalo gak di suap."

"Gue gak nafsu Rin."

"Iya-iya."

Setelah menyuapkan bubur sampai habis, sekarang Rina membukakan bungkus obat lalu membantu Fatur minum obat.

"Mau gue kompres lagi?"

Fatur menggeleng. "gak usah Rin."

"Lo belum ngasih kabar ke Margin? Kasian tau dia tadi nungguin lo. Mana pas tau lo sakit, dia kayaknya khawatir tuh."

"Astagfirullah gue lupa." Fatur mukul kening nya. "Hp gue rusak Rin, pecah kelindes ban mobil." Kejadian semalam terputar lagi di ingatan Fatur.

Rina mengambil hp nya. "Nih, ngabarin nya pake hp gue aja." ucap nya seraya menyerahkan ponselnya.

"Lo punya kontak nya Margin?"

"Cari aja di grup kelas." Rina meneguk air sisanya Fatur.

Fatur sibuk mencari kontak nya Margin. Setelah menemukan nya, dia langsung mengabari pacarnya dan meminta maaf. Fatur mengirim banyak pesan kepada Margin, pesan berisi penjelasan.

Jujur saja Rina merasa cemburu, hati nya sakit. Tapi dia tidak boleh egois, dia tidak boleh memikirkan perasaan nya sendiri.

"Tur, kalo Margin nanya kenapa lo bisa pake hp gue gimana?" Rina terlihat cengo.

"Tenang aja, dia udah tau pernikahan kita. Dan dia tetep mau Nerima gue."

"Owh gitu."

Fatur menghentikan aktivitas mengetik nya. Dia menatap Rina lama. "Lo gak masalah kan gue pacaran sama Margin?"

"Hah? Gue? Ya gapapa lah," Rina mengelap keringat di dahi nya.

"Makasih, gue beruntung nikah sama lo. Jadi gue bisa merjuangin cinta yang gue mau."

"Haha iya."

LOVE HIM!Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin