Babak 02 - Fleur de Lis (02)

242 99 45
                                    

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

.

.

.-- Moonlight and Technological Institute --.

Sosok lelaki dengan lengan kemeja yang digulung hingga lengan yang sedang fokus pada salah satu berkas terlihat sangat srius dan tak bisa di ganggu barang sedikit pun. Netranya tertuju pada kumpulan huruf dan angka yang begitu rumit serta beberapa gambar yang sesekali membuat dahinya mengernyit, kelihatannya itu adalah berkas yang sangat penting sehingga saat sosok perawakan tinggi yang menyelinap masuk dan duduk tepat berhadapannya dengan  meja sebagai pemisahnya pun tak ia hiraukan. Hingga fokusnya teralih pada sebuah pisau kecil yang keluar dari sebuah bandul kalung yang ia sudah hafal.

"Ngapain lo kesini? Restoran gak ada yang jaga?" tanya si lelaki yang sedang fokus pada kerjaannya dengan sinis pada seseorang yang menghampirinya.

"Nih. Udah tengah hari, yang lain udah pada makan. Lo masih asik sendiri di kantor" yang ditanya malah ngasih sebuah kotak bekal dan meletakkannya di atas meja.

"Udah jam berapa sih?" Steve celingak-celinguk melihat sekelilingnya, padahal ia memakai jam tangan di lengan kirinya. Dan ya, itu Steve, si orang yang masih sibuk dengan 'dunianya' dan yang datang barusan soulmate-nya, Kevin.

"Hampir jam 1 siang. 30 menit lagi kelas lo mulai, kan? Nah makan dulu"

"Tanggung, Vin. Gue harus cari tau soal ini"

"Yang dikirimin berkas itu bukan lo aja Steve. Gue juga ada, kak Jo yang kirim"

"Berkas lo gue buang atau makan siang sekarang?!" ancam Kevin sembari perlahan mengambil berkas yang ditangan Steve lalu meletakkannya di dekat komputernya.

"Bawel banget, heran"

"Makan dulu. Isi tenaga. Berpikir juga butuh tenaga, badan lo butuh asupan makanan, bukan bacaan. Gak kenyang" ujar Kevin sambil membuka kotak bekalnya dan bekal Steve, lalu memberikan duluan pada Steve.

"Hmm..." jawab Steve sambil mengunyah makanannya. Tentu saja dengan wajah cemberutnya.

"Sebagian yang dikirim kak Jo udah gue cari tau. Setelah kelas lo selesai kita bahas di resto gue"

"Hmmm...."


Tak

Tak lama berselang, sesi makan siang Kevin dan Steve akhirnya selesai. Walau dengan wajah yang masih ditekuk karena dipaksa makan siang sama Kevin, mood-nya Steve jadi sedikit kurang baik. Ia tak suka kalau sedang asyik dengan dunianya, tapi ada yang gangguin, meskipun menyuruhnya makan. Kevinlah yang berhasil membuat Steve nurut soal makan kalau udah 'mode dunia sendiri' ala Steve. Entahlah, Kevin dengan wajah serius itu terlihat menyeramkan. Steve langsung menutup kotak bekal yang dibawakan Kevin barusan. Ia segera bersiap untuk memulai kelas terakhirnya.

"Gue selesai. Lo mau balik ke resto atau disini?"

"Gue juga selesai makan. Berjalan keliling saat semua sedang belajar menarik juga. Gue mau liat-liat dulu"

LIVED Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ