CHAPITRE 2 : LA FRAYEUR ET PRÉOCCUPATION

236 45 46
                                    

02 : Ketakutan dan Kebimbangan

°
°
°

Hari ini terhitung sudah dua hari putra mahkota kembali ke kerajaan.

Tak ada yang berubah dari jadwal jadwal nya yang semakin padat, apalagi ia harus melatih diri agar bisa menggantikan posisi ayahnya nanti.

Ya, semuanya tadi tak ada yang berubah sama sekali.

Mungkin hanya perasaannya.

Karena sejak malam itu, saat pertama kali Taehyung melihat Sohyun, ada suatu gejolak yang ia coba tahan tapi tak terbendung. Rasanya seperti ada kupu-kupu yang menggelitik perutnya. Membuat wajahnya semerah tomat saat wajah itu terbayang di benak nya. Saat bagaimana bibir tipis itu tertarik untuk membuat senyuman yang begitu manis.

Bahkan Taehyung kemarin tak konsentrasi saat berlatih pedang dengan Jimin. Salahkan debaran debaran itu tak mau hilang, setiap membayangkan wajah Sohyun.

“Pangeran..”

Taehyung masih melamun saat, suara itu kembali terdengar.

“Pangeran..?”

Albert, sang penasihat kerajaan bingung tatkala panggilan tak kunjung di jawab.

Ia berpandangan dengan Jimin yang juga ikut untuk menemui Taehyung. Diam diam Jimin menghela nafas panjang, lihat bagaimana bibir itu tersenyum. Kalau tidak ada Albert di sini, sudah dipastikan Jimin akan berteriak di depan Taehyung untuk menyadarkannya lamunan entah apa itu.

Dengan malas, Jimin menghampiri Taehyung yang masih asyik dengan acara lamunannya.

“Ekhm!” deheman keras Jimin ternyata berhasil. Buktinya, setelah itu Taehyung tersentak dan melihat ke arahnya. Jimin yang melihat itu pun berkata, “Sudah melamun nya pangeran?” sindir halus Jimin.

Mendengar sindiran Jimin, mau tak mau membuat Taehyung menggaruk tengkuknya canggung. Apalagi di ruangan nya juga ada Albert.

“Pangeran baik baik saja? Wajah pangeran memerah. Apa pangeran demam?” tanya Albert panik.

Taehyung menggelengkan kepalanya ribut, “Tidak tidak tidak. Aku baik baik saja. Kau tidak perlu khawatir.” tolak Taehyung.

Mendengar kecanggungan Taehyung membuat Jimin ingin meledeknya, “Tidak apa apa pangeran. Kalau memang sakit, saya bisa panggilkan dokter kerajaan.” ucap Jimin berwajah sedih. Dan Taehyung tau, Jimin hanya berniat mengejek nya.

Jimin mencoba menahan tawa, saat Taehyung meliriknya sinis.

“Aku benar benar tidak apa apa. Ngomong-ngomong, apa yang membuat kau ke sini Albert?” tanya Taehyung mengalihkan perhatian.

Albert yang memang ada maksud lain, langsung menyodorkan sebuah map pada Taehyung, “Ini hasil keuntungan dari perkebunan kita di wilayah barat, pangeran. Anda bisa mengeceknya kembali.”

Taehyung mengangguk angguk, “Baiklah. Ini akan ku periksa nanti. Sekarang kau bisa pergi.”

“Baik. Kalau begitu saya permisi dulu, pangeran.” bungkuk Albert hormat.

Setelahnya pria paruh baya itu keluar dari ruangan pribadi Taehyung. Meninggalkan Taehyung bersama Jimin.

Setelah kepergian Albert, Taehyung beralih ke arah Jimin, “Kau sendiri, ada keperluan apa?” tanya Taehyung, sembari fokus pada map baru saja Albert berikan.

Merasa sudah tidak perlu bersikap formal lagi, Jimin pun mendudukkan dirinya di kursi depan Taehyung. Tatapannya menyipit, menodong agar Taehyung bercerita tentang apa yang terjadi padanya dari kemarin.

𝐄́𝐓𝐎𝐈𝐋𝐄 𝐅𝐈𝐋𝐀𝐍𝐓𝐄✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang