-41- Sakit

1.4K 220 11
                                    

Seusai salat shubuh, Aldebaran dan Andin kembali ke tempat tidur. Pria itu membiarkan sang istri berbaring di atas tangannya. Dia menatap Andin begitu dalam.

"Udah nggak marah lagi, kan?" tanyanya.

Andin menoleh dan menenggelamkan wajahnya di leher sang suami. Wajahnya tersenyum tetapi matanya seperti sayu kelelahan.

Wajar saja jika wanita itu merasa kelelahan. Dikarenakan semalam wanita itu terjaga sampai larut malam untuk menjaga Athar yang rewel.

"Udah nggak marah, kan?" tanya Aldebaran, lagi.

Andin mengerjap perlahan lalu tersenyum. Aldebaran memberikan kecupan indah di kening istrinya. Tangannya tak berhenti memegangi rambut Andin.

Pria dengan rambut messy nya lalu memeluk Andin erat dengan mengunci kedua tangannya. Aldebaran dan Andin kembali menghabiskan pagi mereka dengan saling bercinta.

---

Hari semakin terik. Cuaca yang bagus untuk produktif. Tetapi Aldebaran meliburkan dirinya untuk beristirahat. Kini pria itu hendak mengantar Arthur ke sekolahnya.

Sambil menunggu Arthur bersiap, dia duduk di sofa ruang tamu bersama Mama Rossa yang menggendong Athar. Di ruangan itu juga ada istri kesayangan Roy dan Ashera yang asik bermain di meja.

"Ashera mau enggak punya adek kayak adek Athar?" tanya Aldebaran kepada keponakan satu-satunya itu.

"Tuh, ditanyain Om Al, mau punya adek nggak katanya" ucap Aura.

"Mau, tapi Shera maunya yang itu. Yang sama kayak Shera, cewek" jawab gadis kecil itu.

"Tanyain mamanya itu kapan punya adek" ucap Mama Rossa ikut menimpali.

Aura terlihat malu-malu dan salah tingkah saat membahas tentang adek untuk Ashera. "Nanti, ya, nak" ucapnya sambil mengelus rambut putrinya itu.

Arthur akhirnya tiba di ruang tamu bersama Andin yang telah membantu persiapan bersekolah. "Pa, abang udah siap" ucapnya dengan menggendong tas birunya.

"Yaudah, salim oma, aunty, sama adek-adeknya" ucap Aldebaran.

Arthur mengangguk dan mulai mencium tangan orang yang berada di ruangan tersebut. "Mas, kayaknya aku nggak ikut anter Arthur, ya" ucap Andin.

"Kenapa?" tanya Aldebaran. Padahal pagi-pagi sekali Andin sudah meminta kepada sang suami ingin mengantarkan Arthur hari ini.

"Engga apa-apa. Lagi mau istirahat" jawab sang istri.

Aldebaran mengangguk. Andin sepertinya memang kelelahan. "Yaudah, istirahat aja" ucapnya.

"Mama enggak ikut nganterin abang gapapa, ya?" tanya Andin kepada putranya.

Arthur mengangguk-angguk dengan mengangkat jempol kepada ibunya. "Nggak apa-apa, Ma" ucap pria kecil itu.

Usai bersalaman, Aldebaran dan Arthur siap untuk berangkat ke sekolah. "Udah siap, kita berangkat, ya. Assalamu'alaikum" ucap Aldebaran.

"Waalaikumsalam" ucap semuanya serempak.

Andin lalu duduk di sofa, tak jauh dari mertuanya. "Ndin, are you ok?" tanya Mama Rossa.

"I am ok, Ma" jawab Andin pelan.

Aura memerhatikan kakak iparnya dengan seksama. "Beneran, Mba? Mba Andin kayak kurang tidur" tanyanya.

"Iya, agak kurang tidur. Soalnya semalem Athar rewel" ucap Andin mengingat-ngingat.

"Ya ampun, yaudah, kalau gitu kamu istirahat aja" ucap Mama Rossa.

FOREVER 2 : ALADIN [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora