-40- David's Cafe

1.1K 218 13
                                    

Andin yang mendengar tersebut terpikir pada Aldebaran, sang suami. Sepertinya memang Aldebaran sengaja meminta sang istri kesana untuk permintaan maafnya.

"Gausah kesana, Pak. Saya, kan, ga minta kesana" ucap Andin.

Sopir Aldebaran hanya bisa terdiam dan sedikit mengangguk. Sebenarnya dia takut jika tak mengikuti perintah Aldebaran. "Beneran nggak apa-apa, Bu? Takutnya dicari Pak Al" ucapnya.

"Gapapa, kita pulang aja" ucap Andin.

Arthur yang semula tengah memegangi jari sang adik lalu melepaskannya. "Emangnya kenapa, Ma, kalau ketemu papa?" tanya pria kecil itu polos.

Andin menatap putranya dalam sesekali mengelus rambut putranya. "Adek, kan, baru diimunisasi, disuntik. Takutnya adek rewel nanti, Bang" jelas wanita itu.

"Oh iya, Ma. Kasihan adek kalau kita nggak pulang" ucap Arthur.

"Iyaa, sayang. Kita pulang aja, ya" ucap Andin.

Arthur hanya memberi anggukan kecil kepada sang mama. "Pak, kita langsung pulang aja, ya" ucap Andin.

"Baik, Bu" balas sopir.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama tiga puluh menit, mereka akhirnya tiba di rumah bak istana itu.

Arthur langsung berlari masuk ke dalam dan memeluk Papa Hartawan yang kebetulan menunggu di ruang tamu. "Sayangnya opa" ucap pria itu memeluk putra Aldebaran.

"Opa, tadi adek disuntik, nangisnya cuma bentar, loh" ucap Arthur menceritakan apa yang terjadi saat imunisasi Athar.

Papa Hartawan tertawa kecil mendengarnya. "Adek pinter berarti nangisnya cuma bentar" ucapnya.

"Iyaa, opa" ucap Arthur.

Andin akhirnya tiba di ruang tamu sambil menggendong Athar menghadap ke depan. "Assalamu'alaikum" ucapnya.

"Waalaikumsalam" ucap Arthur dan sang kakek.

"Abang mandi dulu, Bang. Nanti main sama opa nya" ucap Andin.

Arthur mengangguk lalu mencium pipi Papa Hartawan sekilas. "Opa, abang mandi dulu, ya" ucapnya.

"Iyaa, nanti sore main sama opa, ya. Soalnya, sekarang opa mau keluar sama oma" ucap Papa Hartawan.

"Iya, opa" balas Arthur.

Andin memutuskan untuk duduk di sofa tak jauh dari Papa Hartawan. "Papa mau ke mana?" tanya Andin.

"Mama ngajak ke toko tanaman, katanya bosen di rumah terus" jawab Papa Hartawan.

"Yaudah, hati-hati, ya, Pa" ucapnya.

"Iyaa, sayang" balas Papa Hartawan.

---

Andin baru saja merebahkan tubuhnya di kamar. Lalu ponselnya berdering kencang, sepertinya telepon dari Aldebaran.

Wanita itu segera mengambil ponselnya yang berada di atas laci meja. Dan benar saja, panggilan suara dari Aldebaran. Andin sejujurnya malas untuk mengangkat telepon tersebut. Tetapi, dia masih menghormati suaminya.

"Halo, assalamu'alaikum" ucapnya memulai pembicaraan.

"Kamu dimana?" ucap Al dari telepon.

"Di rumah" ucap Andin.

"Kamu gak ke David's Cafe? Aku udah nyuruh sopir kesana" ucap Aldebaran.

"Enggak" ucap Andin.

"Kenapa nggak? Saya jemput, ya. Tunggu disana, nggak ada penolakan" ucap Aldebaran lalu mematikan panggilan suara.

FOREVER 2 : ALADIN [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora