; will we?

92 7 0
                                    



2 tahun yang lalu..


Seperti malam yang selalu datang ketika matahari ingin beristirahat sejenak, Taehyung menginginkannya malam tersebut segera datang ke kehidupannya.

Sebagai manusia yang selalu tak terpisahkan dengan berkas-berkas di kantornya, cukup menjadi penghalang baginya untuk memikirkan hal lain, asmara salah satunya. Hidup Taehyung dimasa lalulah yang menyebabkan dia menjadi gila kerja. Dimana ketika para remaja sedang asik-asiknya menikmati masa-masa kuliah, alih-alih dia harus kuliah dengan parttime yang ia geluti sejak SMA untuk menunjang hidup.

Memang, Taehyung berlatar belakang keluarga yang pas-pasan, namun, bukan hanya itu yang membuatnya gila kerja, tetapi cintanya.

Cinta monyetnya yang iya temui saat 3 SMA namun terhalang karena tidak direstui oleh semesta hanya karena keadaan ekonominya. Bukan hal mudah baginya untuk bangkit dari keterpurukan, hingga ia membaca sepucuk surat yang terselip di map yang berisi surat kelulusannya.

Taehyung..

Kali ini, tolong maafkan semesta. Jangan berkecil hati, aku akan tetap menunggumu hingga waktu itu tiba. Doaku menyertaimu dimanapun kamu berada. Mari bertemu di ketika semesta menyerah akan egonya

.

yang selalu mencintaimu sejak kelas 10,
Seokjin


"Akankah kita akan benar-benar bersamama, Seokjin?"

Berbekal surat itu akhirnya Taehyung bangkit. Melupakan semua keraguan dan ingin membuktikan kepada semesta bahwa ia layak berdampingan dengan pujaan hatinya. Manusi dengan segala kerendahan hatinya yang menatap dan menerima Taehyung tanpa syarat. Belahan jiwanya, sang primadona, Seokjin.

Paras cantik, tutur lembut, periang, dan bermartabat merupakan hal tidak bisa dipisahkan dari Seokjin. Mungkin Tuhan juga mencintai Seokjin hingga ia diciptakan sebegitu sempurnanya.


[04:30]


15 tahun yang lalu..


Semua barawal dari Seokjin yang sedang berteduh di eatery yang merupakan tempat Taehyung melakukan parttime. Saat itu mereka masih remaja berumur 17 tahun.

"Silahkan pesanannya"

"Eum..tolong-"..."Eh, Taehyung! Kamu Taehyung anak IPS 3, kan? apa aku benar? Kenalin aku Seokjin"

Demi apapun, Taehyung ingin terus mengingat-ingat senyuman manis itu.

"Eh, iya benar saya Taehyung, silahkan Seokjin, mau memesan apa?"

"Eum..aku ingin vanila latte, juga orange marmalade pannekoek"

"Baik, silahkan untuk billnya nanti saya antarkan bersamaan dengan pesanannya"

"Oke, terimakasih, Taehyung"

Dari pertemuan itulah mereka selalu menyapa setiap berpapasan. Baik ketika disekolah maupun tempat Taehyung bekerja. Tidak ada lagi sikap formal antara keduanya. Semua mata memandang iri kepada Taehyung karena ia bisa dekat dengan primadona sekolah. Namun itu hanya angin lalu bagi Tahyung.

Adaire | TAEJINDove le storie prendono vita. Scoprilo ora