Bab 27

48 5 0
                                    

📞Kalian sudah yakin kalau dia benar kritis

"Dia lagi ngobrol sama siapa, ya? Apa gw rekam saja? Mungkin bisa dibutuhkan."gumamnya

Darel tanpa pikir panjang langsung mengeluarkan hpnya dan merekam semua pembicaraannya Velia.

📞Pokoknya aku ingin Qiara mati aku sudah membayar mahal kepada kalian agar mobil yang ditumpangi Qiara remnya akan blonk, kalau ada berita lagi kasih tau kepada saya

Setelah itu Velia meletakkan hpnya ke atas meja sambil menikmati jus yang sudah disiapkan tadi. Dia minum jus sambil tersenyum senang.

"Haha, sebentar lagi Qiara akan mati dan Darel juga akan menjadi milikku satu-satunya. Aku juga bakal bisa menguasai semua harta milik keluarganya." ucapnya dengan tawa yang bahagia

Darel yang mendengar pernyataan itu, ia merasa sangat kaget karna Velia benar-benar sangat berani untuk mencelakakan Qiara dan dia juga ingin menguasai semua harta milik keluarganya.

'Dasar perempuan licik ternyata dia dekatin gw dan dan mau menikah dengan gw karna harta gw! Hm. Tapi, dengan rekaman ini nantinya bakal gw hancurin keluarga lu. Namun, gw harus bertemu qiara.' umpatnya dalam hati

Ia pun langsung bergegas pergi. Namun, sebelum pergi Darel sempat menanyakan kabar terlebih dahulu dengan Ayahnya Qiara.

[ Om, aku mau ketemu sama om sama Qiara juga ]

Setelah itu Darel langsung mematikan hpnya. Namun, tiba-tiba hpnya berdering mungkin pesanya sudah di balas oleh Dion.

[ Sudah saya Sherlock kamu langsung kesini saja saya minta kamu cepat kesini ]

[ Baik ]

"Rumah sakit permata? Apa jangan-jangan omongan Velia tadi itu benar kalau Qiara sedang sakit." ucapnya

Darel yang sudah sangat penasaran di tambah dengan panik, ia langsung melanjukan motornya dan pergi ke rumah sakit yang tadi di kasih tau oleh Dion.

-o0o-

Sesampainya di rumah sakit Darel langsung berlari ke dalam, ia langsung bergegas pergi ke ruangannya Qiara. Terlihat Dion dan Karin yang masih berada di luar, mereka berdua saling berpelukan dan menangis.

"Om, Tante?" panggil Darel

Dion dan Karin yang mendengar suara Darel, mereka berdua langsung menengoknya dan Karin hanya menatap wajahnya Darel dengan tajam. "Mau apa kamu kesini!" bentak Karin

Dion dan Darel yang kaget dengan bentakannya Karin. "Kamu kenapa? Darel kesini untuk menjenguk Qiara kenapa kamu kamu membentaknya?" tanya suaminya bingung

"Usir dia dari sini aku gak mau Qiara bertemu dengannya! Dan kamu urus saja tunangan mu itu jangan pernah mendekati anakku lagi!" ketusnya

'Tunangan? Apa Karin sudah mengetahuinya? Tapi, dari siapa?' umpatnya dalam hati

"Kamu--"

Ucapannya terhenti saat dokter Citra keluar dari ruangannya Qiara dan melangkah ke arah Karin, Dion, dan juga Darel. "Dokter bagaimana keadaan anak saya?" tanya Karin paniknya

Citra terdiam sejenak, ia benar-benar merasa gagal untuk kali ini dia rasa Citra akan bisa membuat Qiara menjadi lebih baik lagi. Namun, itu di luar ekspektasinya.

Tapi, mau bagaimana pun ini sudah takdir penyakit Qiara memang sudah tidak bisa di sembuhkan dan Qiara pun kembali lagi ke sang cipta. "Dokter!" teriak Karin

"Mohon maaf, kita tidak bisa menyelamatkan Qiara karna akibat benturan di kepalanya itulah yang cukup fatal. Walaupun sudah di bawa cepat kesini. Takdir Qiara pun memang sudah seperti ini," jawab dokter Citra

Dion, Karin dan Darel tercengang rasanya begitu sangat mustahil benar-benar tidak percaya jika Qiara telah pergi. "Gak mungkin!" teriak Karin yang langsung berlari ke ruangannya Qiara

Dion dan Darel pun langsung mengikuti langkahnya Karin dan masuk ke dalam ruangannya Qiara. "Qiara! Dia Gak mungkin anakku meninggalkanku! Aku memang ibu yang buruk untuknya!" teriaknya dengan histeris

Dion pun langsung mendekati Karin dan memeluknya untuk menenangkannya. Sungguh sakit hatinya anak yang selalu di sayang dan bela malah membohonginya karna penyakitnya dan sekarang malah pergi.

'Ayah gak becus jaga kamu Qiara, sekarang kamu sudah tenang, ya tidak merasakan sakit lagi. Ayah harap kamu akan bahagia dengan papa mu disana.'

Darel pun langsung mendekati Qiara dan begitu pecah tangisannya rasanya dia tidak ingin menangis di hadapan gadisnya. Namun, sudah tidak tertahankan rasanya begitu sakit melihat Qiara yang sudah pergi untuk meninggalkan selama-lamanya.

'Kenapa kamu ninggalin aku Qiara, kamu sudah berjanji tidak akan meninggalkanku!' umpatnya dalam hati

"Permisi, saya minta tolong untuk kalian keluar dulu jenazah ini mau saya pindahkan ke tempat lain." ucap suster tersebut

"Jangan bawa anakku! Dia belum tiada dia masih hidup Qiara hanya tertidur saja, Mas kamu percaya, 'kan kalau Qiara baik-baik saja." ucap istrinya

"Kamu jangan seperti ini kamu harus bisa mengikhlaskan kepergian Qiara." ucap suaminya

Karin menangis terisak dan memeluk suaminya dengan erat, hatinya begitu sangat hancur dengan ini anak yang dulu dia benci sekarang pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Author : satu bab lagi kelar end kok:)





Yang mau tau kelanjutannya, simak terus, ya jangan lupa untuk bantu vote dan juga komentar, ya biar aku makin semangat buat upload cerita nya 🍓

Qiara  ( END )Where stories live. Discover now