Bab 20

54 7 3
                                    

Keesokan paginya Qiara bangun seperti biasa hari ini, ia akan berangkat sekolah dengan supir pribadinya milik Ayahnya. "Entah, mengapa rasanya aku benar-benar tidak bersemangat untuk berangkat ke sekolah." ucapnya

Qiara mendengus kesal. Namun, mau tidak mau dia harus tetap berangkat ke sekolah. Tapi, saat ingin melangkah keluar dari kamarnya tiba-tiba kepalanya begitu sangat pusing dan berat.

Dan Qiara pun seperti orang yang belum makan badannya begitu sangat lemah dan pusing, padahal tadi dia suka sarapan terlebih dahulu. "Kenapa kepalaku terasa pusing sekali," ucapnya

Namun, saat Qiara ingin mengambil tas di sofa tiba-tiba dari hidungnya keluar darah yang menetes dengan paniknya Qiara langsung berlari ke arah kamar mandi dan membersihkan hidungnya yang penuh darah itu.

"Astaga, ada apa denganku badanku terasa sangat lemah dan kepalaku juga terasa pusing atau hari ini aku tidak usah masuk dulu, ya. Tapi, aku gak mau ketinggalan pelajaran." ucapnya

Qiara pun langsung mengambil obat pusing dan langsung meminumnya mungkin dengan itu rasa pusingnya akan bisa menghilang.

Setelah itu Qiara tetap nekad untuk berangkat sekolah. Ia bergegas keluar dari apartemen dan menghampiri supir Ayahnya. "Ayo." ucap Qiara singkat

Supir itu hanya mengganguk saja dan mereka berdua langsung masuk ke dalam mobil dan bergegas pergi menuju ke sekolah.

-o0o-

Sesampainya di sekolah Qiara keluar dari mobil dan langsung berjalan ke sekolah. Di masa koridor banyak sekali yang menatap Qiara dengan antara kagum dan membicarakan tentang penampilan barunya.

"Qiara?" panggil salah satu siswa yang langsung berlari menghampirinya

"Ada apa?" tanya Qiara

"Ini kamu? Kok beda banget, ya dulu kamu, 'kan kalau ke sekolah penampilan kamu biasa saja? Kamu juga make up?" tanyanya balik

"Tapi, make up-nya dia natural dan terlihat sangat anggun sekali." ucap yang lainnya

Qiara tak merespon apapun, ia tetap berjalan ke arah kelasnya. Namun, hatinya cukup senang bisa di puji oleh anak-anak kelas. Qiara juga sengaja untuk belajar make up agar dia tidak selalu di tindas.

Sesampainya di kelas Qiara langsung duduk di mejanya dan di kelas dia sudah melihat banyak teman-temannya yang datang dan Darel tetap saja masih duduk di samping miliknya.

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang di tertara di telinganya Qiara. Namun, beda hal dengan Velia, ia tampak santai dan belum merespon kedatangannya Qiara. "Hai Qiara--"

"Pindah!" jawabnya singkat

"Tapi, kenapa?" tanyanya bingung

"Kalau gw bilang pindah, ya pindah lu gak budek, 'kan?" tanyanya kembali

"Kamu kenapa jadi seperti ini? Memangnya salah aku duduk disini," jawab Darel

"Semalam gw bilang apa? Lu gak bakal lupa, 'kan sama ucapan gw." ucapnya

"Kamu kenapa jadi seperti ini Qiara? Kenapa cara bicara dan penampilan mu sangat berbeda?"

"Qiara yang sudah merasa kesal langsung mengambil tasnya Darel dan menarik tangan Darel dengan paksa dan langsung membawanya duduk bersama Velia. "Duduk disini! Dan lu Velia jangan sampai dia duduk bersama gw." ketusnya

"Maksud kamu apa sih? Aku gak mau duduk sama dia!" ucapnya

"Kalau gak mau, ya tinggal keluar dari kelas gak usah ribet jadi manusia." ucap Qiara yang langsung kembali ke mejanya

'Maafkan aku Darel, aku harus tetap melakukan tindakan seperti ini dan ini semua demi kebaikan kita semua kamu juga harus bahagia sama Velia.' umpatnya dalam hati

Velia benar-benar di buat bingung dengan perlakuannya Qiara kepada Darel. Ada rasa senang karna Velia bisa bersama Darel nantinya. Dan ada rasa aneh kepada Qiara, padahal dari dulu dia tidak pernah berkata seperti itu.

'Ada apa dengannya? Kok dia kayaknya benci banget sama Darel.'

"Velia, si Qiara kenapa, ya? Kok aneh banget sih dia," ucap Tania

"Gw juga gak tau." jawabnya singkat





Yang mau tau kelanjutannya, simak terus, ya jangan lupa untuk bantu vote dan juga komentar, ya biar aku makin semangat buat upload cerita nya 🍓

Qiara  ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang