Bab 17

52 10 2
                                    

Setelah selesai bersiap-siap Qiara pun langsung keluar dari kamarnya dan mengikuti perintah dari Ayahnya tadi. "Bunda, ada dimana, ya? Kok aku jadi takut, ya." ucapnya

Saat sudah berada di luar Qiara pun langsung menghampiri Ayahnya yang sedang berdiri di samping mobilnya. "Ekhem,"

"Kamu sudah datang? Langsung naik mobil saja biar gak macet di jalan," ucapnya

"Tapi, kita mau kemana? Kok harus lewat pintu belakang tadi?" tanya Qiara penasaran

"Nanti Ayah jelaskan di dalam mobil lebih baik kamu langsung masuk ke dalam mobil sebelum Bunda kamu melihatnya," jawab Ayahnya

Qiara hanya mengganguk patuh dan dengan cepat, ia langsung masuk ke dalam mobil begitu pun juga dengan Dion.

"Kita mau kemana? Kok Bunda sampai gak tau kalau kita mau pergi keluar?" tanyanya kembali

"Sebenarnya Ayah ingin kamu tinggal di apartemen milik Ayah," jawab Ayahnya

"Loh, kenapa? Aku gak mau jauh-jauh dari Bunda aku sayang banget sama dia," lirihnya

"Ayah tau. Tapi, Ayah melakukan ini bukan karna ingin memisahkan kamu dengan Bunda kamu. Ayah hanya ingin tau saat kamu tidak ada di rumah bagaimana reaksinya, apakah dia merasa kehilangan atau tidak," ucapnya

"Tapi, aku rasa itu gak akan mempan karna Bunda tidak akan merasa kehilanganku sama sekali," ucap Qiara

"Kamu jangan seperti itu Bunda kamu hanya butuh waktu untuk bisa menerima semua keadaannya." ucapnya

Qiara hanya bisa mengganguk saja hatinya masih sangat tergores karna selalu mendapatkan kata-kata yang tidak mengenakkan dari Bundanya.

Belum lagi, ia selalu mendapatkan masalah dari teman-teman sekolahnya. Namun, sekarang Qiara merasa terlindungi karna adanya Darel yang selalu berada di sampingnya.

-o0o-

Sesampainya di apartemen Qiara dan Dion pun langsung turun dari mobil, terlihat apartemen yang sangat besar dan mewah.

Belum lagi ada beberapa orang kaya yang ada di sekitarnya. 'Keren banget, ya pantesan Bunda tidak pernah sedih soalnya keuangan. Ayah saja sampai bisa memilih apartemen sebagus ini.' umpatnya dalam hati

"Ramai sekali, ya." ucap Qiara

"Biasa saja, yang tinggal disini dulu hanya Ayah. Namun, karna Ayah sudah pindah ada beberapa teman Ayah yang tinggal disini bersama keluarganya jadi tempatnya jadi sangat ramai," jawabannya panjang lebar

Qiara hanya bisa mengganguk saja sudah berumur 18 tahun. Tapi, ia baru pertama kali melihat apartemen yang sangat besar beda dengan rumahnya dulu.

"Ayo." ucap Ayahnya

Qiara hanya tersenyum dan langsung mengikuti langkah Ayahnya dari luar saja sudah sangat mewah dan saat Qiara masuk benar-benar membuatnya ingin pingsan.

"Kamu suka dengan apartemennya?" tanya Ayahnya

"Sangat suka sepertinya aku akan nyaman untuk tinggal disini. Tapi, kalau aku gak tau apa-apa gimana?" tanyanya balik

"Jangan khawatir semua sudah Ayah siapkan kamu hanya duduk manis saja dan disini sudah ada pengawal dan juga beberapa maid yang akan membantu mu," jawabnya

"Kalau ada mereka disini, mereka tinggal dimana? Apakah tidurnya bareng bersamaku?" tanyanya dengan polosnya

"Haha, tidak begitu juga mereka sudah ada kamarnya sendiri dan kalau kamu butuh sesuatu kamu tinggal pencet bel saja di dalam kamar mu nanti." jawab Ayahnya

"Bel?"

Ayahnya tersenyum dan langsung berjalan kembali untuk menghantarkan Qiara ke dalam kamarnya.

Sesampainya di kamar Dion dan Qiara langsung masuk. Qiara di buat sangat terkejut dengan kamar barunya. Banyak sekali barang-barang mewah dan begitu sangat lengkap.

"Ini kamar atau istana?" tanyanya pada diri sendiri

"Bagaimana kamu suka dengan kamar mu? Atau kurang?" tanya Ayahnya

"Tidak, ini benar-benar sudah sangat cukup bahkan ini terlalu berlebihan sekali. Kalau tinggal di kamar ini mungkin bisa sekeluarga deh," ucap Qiara

"Kamu ada-ada saja sih, masih ada yang mau di tanyakan atau bagaimana?" tanyanya

"Aku boleh lihat-lihat tidak?"

"Boleh mari Ayah antarkan dan akan Ayah beritahu semuanya yang ada disini." jawabannya

Qiara hanya mengganguk saja dan langsung mengikuti langkah Ayahnya banyak sekali barang-barang yang belum, ia ketahui.

Setelah selesai Dion dan Qiara duduk di sofa sambil menikmati pemandangan di sore hari. "Ayah." panggil Qiara

Dion menoleh ke arah Qiara dan menatap wajahnya anaknya itu. "Qiara, kamu?"

"Hanya saat kita sedang berdua saja, aku harap Ayah mengerti apa yang aku maksud," ucap Qiara

Dion tersenyum dan memegangi kepalanya Qiara. "Terimakasih, Ayah akan berusaha untuk selalu di samping kamu dan membela kamu dari amukan Bunda mu," ucap Ayahnya

"Terimakasih banyak, aku kira setelah kematian papa tidak akan ada yang mau menyayangi ku." ucap Qiara

"Jangan pernah ngomong kayak gitu Ayah akan tetap menyayangi mu dan tidak akan membeda-bedakan mu dengan adik-adik kamu," jawab Ayahnya

"Hehe,"

"Sepertinya kamu dan Darel saling menyukai, ya? Ayah lihat hubungan kamu sama Darel semakin hari semakin erat," ucap Ayahnya

"Tidak juga, aku tidak ingin berharap lebih dengan seseorang karna aku tau Darel baik kepada perempuan tidak cuman denganku. Tapi, dengan semua orang," balas Qiara

"Memangnya kamu tidak memiliki perasaan dengan Darel? Sepertinya Darel sangat menyukai mu. Apakah kamu tidak ingin memiliki hubungan dengannya?" tanya Ayahnya

"Mungkin. Namun, ada seorang perempuan lain yang menyukai Darel dan aku hanya ingin menyukainya secara diam-diam." jawab Qiara

"Jika kamu memang menyukai Darel, Ayah akan menjodohkan mu dengannya. Apakah kamu mau?" tanyanya kembali

"Aku ikut sama Ayah saja," jawabnya

"Baiklah jika seperti itu."

-o0o-

Di kediamannya Darel, ia yang dari tadi sedang bermain game tiba-tiba Mamanya datang ke kamarnya dan menyuruhnya untuk keluar dari kamarnya. "Darel," panggil Mamanya

"Iya, ada apa?" tanya Darel

"Kamu keluar dulu, ya ada tamu yang datang," jawab Mamanya

"Memangnya ada siapa? Kok Darel ikut juga kalau itu tamunya papa, 'kan aku gak ikut biasanya." ucap Darel

"I--ini ada sangkut-pautnya sama kamu, Nak." ucapnya

Darel yang penasaran langsung beranjak dari duduknya dan mengikuti Mamanya untuk pergi ke ruang tamu.

Terlihat ada satu keluarga yang datang dan sedang mengobrol dengan orang tuanya Darel. 'Siapa, ya?' batinnya

Namun, saat sudah tiba di ruang tamu, alangkah kagetnya yang datang adalah seorang perempuan yang dia sangat benci. "Dia, 'kan..."

Author : hayooo penasaran gak siapa yang datang?





Yang mau tau kelanjutannya, simak terus, ya jangan lupa untuk bantu vote dan juga komentar, ya biar aku makin semangat buat upload cerita nya 🍓

Qiara  ( END )Onde histórias criam vida. Descubra agora