BAB 08

356 50 5
                                    

Dengan suasana cafe yang lumayan sepi pada hari ini seperti mendukung atmosfir dingin yang ada disekitar dahyun dan sooyoung yang sudah duduk berhadapan.

Hening..

Tidak ada dari salah satu mereka yang membuka suara. Bahkan dahyun hanya melemparkan tatapan datar pada sooyoung.

"Maaf saja mungkin tidak cukup jika ku ucapkan, karena kebodohanku dan keegoisanku sudah membuatmu harus menanggung ini semua.."

"Tidak masalah jika kau marah dan kecewa padaku.."

"Tapi tolong jangan benci kakak.." ucap sooyoung, pada akhirnya airmata yang coba ia tahan pun turun.

Dahyun hanya diam, matanya sudah sangat merah dah berkaca-kaca. Pelupuk matanya sudah sangat penuh dengar airmata yang siap meluncur.

"Aku sadar jika selama ini aku sudah menjadi kakak yang buruk bagimu, disaat orang-orang menyudutkan mu aku hanya diam tanpa membelamu" sambung sooyoung dengan senyum miris.

"Aku tidak pernah sama sekali membenci kakak.." ucap dahyun.

"Berkali-kali pun aku mencoba untuk membencimu, tetap tidak bisa.."

"Aku memang marah dan sangat kesal ketika kau hanya diam melihatku di pojokkan oleh orang-orang yang selalu membandingkan ku denganmu.."

"Menyebalkan tapi aku tetap tidak bisa membencimu"

"Aku selalu merasa iri denganmu, karena kau cantik dan orang-orang menyukaimu. Tapi itu tetap tidak bisa membuatku membencimu.."

"Sulit untukmu membencimu, karena bagaimanapun kau kakak ku.." ucap dahyun dengan suara bergetar.

Ucapan dahyun membuat sooyoung benar-benar menangis sejadi-jadinya.

"Maaf dahyun-ah.. Maafkan kakak.."

Airmata dahyun yang sekuatnya ia tahan pun akhirnya pecah. "Dahyun sudah memaafkan kakak kok.." ucapnya disela-sela tangisan.

Tangisan mereka membuat mereka menjadi pusat perhatian di cafe itu, orang-orang melihat mereka dengan tatapan bingung dan bertanya-tanya.

"Kak, berhentilah menangis.. nanti keponakanku di perut kakak ikut menangis", ucap dahyun dengan masih sesegukan membuat sooyoung yang awalnya menangis menjadi terkekeh.

"Kau ini, mengacaukan suasana"

"Aku malu, kak" seketika mereka langsung menyadari jika mereka sedang menjadi pusat perhatian di cafe itu.

"Hahahaha yak, seka ingusmu tuh"

"Kakak juga tuh!"

Suasana yang awalnya sedih seperti berubah 180° menjadi gembira, sangat damai melihat kakak beradik itu kembali mengukir senyum mereka.

Suasana yang awalnya sedih seperti berubah 180° menjadi gembira, sangat damai melihat kakak beradik itu kembali mengukir senyum mereka

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Dengan berjalan sambil bersenandung memasuki penthouse jaehyun. Ia melihat jaehyun yang sedang duduk di sofa ruang tengah sembari menonton tayangan televisi.

𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 𝐌𝐚𝐫𝐫𝐢𝐞𝐝 [𝐉𝐚𝐞𝐝𝐚]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant