"

Namaku Richard. Kau?"

"Aku Revela. Bolehkah aku memanggilmu kakak?"

"Panggil aku sesukamu saja!"

"Yeee!! Aku punya seorang kakak!" Pemuda itu tersenyum melihat ekspresi gemasnya.

*

'Pertemuan pertama kita yang begitu miris!'

'Sejak kejadian itu, kau selalu mengurung diri. Hingga ayahmu membawamu ke psikiater untuk menghapus ingatan masa kecilmu.'

Jadi itu sebabnya aku tak mengingat kenangan masa kecilku?! Namamu ... sepertinya tak asing!

Heii! Kau membawaku kemana lagi?!

*

BRUKK

Gadis kecil didorong hingga tersungkur. "Mengapa kalian selalu jahat padaku?"

"Kau seorang pembunuh! Kau membunuh ibumu sendiri!" ucap teman-teman sebayanya. Mereka mengelilinginya. "Pembunuh! Pembunuh! Pembunuh!" ucap mereka serentak tak henti seraya menunjukinya.

Anak itu menutup kedua telinga sambil berjongkok. Menjerit histeris. "TIDAAAAAAAAAAAAAKK!!!! AKU TIDAK MEMBUNUHNYAA!!! Aku tidak membunuh ibukuuuuuu ...!! HUUHUHUUU! MOOMMYYYYY ...!!!!"

"HENTIKAN!!" Seorang pemuda berlari menghampirinya dan membantunya berdiri. "Hei! Jika kalian berani mengganggunya lagi, AKAN KUHAJAR KALIAN SATU PERSATU!!" Mereka semua berlari ketakutan.

Pemuda itu pamit karena dirinya akan pulang kembali ke negara asalnya. Ia hanya berkunjung mengecek tanah kosong untuk dijadikan sebuah perusahaan besar atas perintah ayahnya. Sejak usia remaja dirinya sudah terjun ke dunia bisnis.

"Selama disini Kakak selalu sibuk seperti ayah hingga aku sangat kesepian!"

"Maafkan aku ratu kecil. Jika kita berjodoh, kita akan bertemu kembali!"

"Aku ingin menikah denganmu saja! Agar tak kehilanganmu!"

"Puft! Kau begitu manis! Apa itu artinya kau sedang melamarku??" Pemuda itu tertawa kecil. Gadis itu hanya bengong tak mengerti apa yang diucapkannya. "Kau tenang saja. Aku akan menikahimu. Ketika kita dewasa ... kita akan benar-benar menikah!"

"Ayo lilitkan jarimu! Berjanji padaku untuk menikahiku!"

"Aku berjanji. My little Queen!"

Mereka berdua saling melingkarkan jari kelingking.

*

Sungguh memalukan! Apa aku yang telah melamarmu?

'Ya. Kita pun sudah mengikat janji. Dan pada saat itu, aku mengklaimu sebagai istriku!'

APA??

'Bagaimana? Apa kau mengingatku?'

*

Bip. Bip. Bip

 Bip

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now