"Sorry.."

Ucapku menyapanya setelah aku selesai mengunyah makananku lalu menelannya sambil mengkerutkan keningku.

"Wanita yang kau tinggalkan begitu saja setelah menolongnya dari jembret tempo hari, tepat didepan coffe shop gedung ini."

Ucapnya dan aku langsung mengingatnya.

"Apakah itu kau? Tidak mungkin..."

"Ya itu aku, bagaimana bisa kau meragukannya?"

Tanya nya dengan wajah heran.

"Jika aku menyadari yang kutolong adalah seorang bidadari secantik dirimu, demi apapun tidak akan ku sia siakan."

"Astaga.. ternyata aku terjebak rasa penasaran kepada orang yang salah."

Ucap nya dengan malas membuang pandangannya.

"Eki."

Ucapku memperkenalkan diri.

"Aurora."

Jawab wanita cantik yang sedang berkenalan denganku saat ini.

"Jangan kau masukkan ke hati, aku hanya bercanda."

"Ya aku tau kau bercanda. By the way, thanks telah menolongku tempo hari."

"Anytime aurora, oh my god.. bagaimana bisa namamu begitu indah diucapkan."

"Ya tuhan.. again eki?? Stop gombalanmu yang cukup berhasil membuat hatiku berbunga bunga."

"Memang itu tujuanku nona cantik."

"Dasar kau ini, ternyata raja gombal."

"Tidak juga, sifatku itu hanya muncul ketika berhadapan dengan wanita pilihan semesta, seperti bidadari yang ada didepanku saat ini."

Ucapku sambil kembali menyuapkan brownis cake kedalam mulutku.

"Hemm.. kau mau mencobanya? Ini nikmat sekali.. mau??"

Ucapku sambil menyendokkan brownis moca cake kedepan mulutnya.

"No.. thanks eki."

"Ayo lah.. sedikit saja.. rasa cake ini benar benar bisa bikin mood boster"

Ucapku memaksa.

"Ok.."

Jawabnya sambil menerima suapanku, dan aku menunggu responnya terhadap rasa cake yang ku berikan.

"Wow.. kau benar, ini nikmat sekali."

Ucapnya dengan membesarkan bola matanya.

"Kau percaya padaku sekarang? Setiap ucapanku adalah yang sebenarnya kurasakan aurora."

"OMG eky..."

Ucapnya dengan membuang wajah malasnya mendengar ucapanku, lalu kita saling memandang dalam diam cukup lama.

Ha ha ha ha ha ha ha

Kitchen Sex StoryOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz