bagian 04 ; kita, berantem dan hukuman

350 60 0
                                    

Jam istirahat makan siang baru saja selesai, kebetulan kelas X Bahasa 2 jadwalnya akan memakai lapangan sekolah untuk hari ini alias jam pelajaran olahraga. Tentu saja pelajaran ini yang paling ditunggu-tunggu semua murid kelas karena pelajaran ini termasuk pelajaran yang ada aljabar dalam materinya.

Dengan langkah ringan Sanji membawa dirinya keluar darj ruang ganti cowok yang sudah disiapkan sekolah setelah selesai berganti seragamnya kepakaian olahraga.

Tiba-tiba Zoro yang berselisih jalan dengannya tak sengaja menyenggol bahunya. Minuman ditangan orang itu pun tumpah mengenai baju Sanji.

"Anying lah, kopikap gue!" Reflek Zoro sambil mengumpat, menangisi minumannya yang berserakan mengotori lantai.

Sementara Sanji hanya bisa membisu sambil memandangi bajunya. Zoro yang sadar dengan kesalahannya lalu menggaruk tengkuknya lalu menunduk kecil untuk melihat ekspresi Sanji. "Sorry, nggak sengaja." Ucapnya.

Tanpa aba-aba Sanji menarik kerah seragam Zoro lalu membawa wajah cowok itu mendekat. "Apa maksud lo hah?!" Sosor Sanji dengan tidak santai dan suara yang cukup keras.

Zoro mengernyit lalu balas menatap tajam kearah birunya Sanji. "Gue kan udah bilang nggak sengaja." Tuturnya dengan suara berat. Sanji mendelik tak mau kalah sambil mempererat cengkramannya hingga buku jarinya memutih. "Apanya yang nggak sengaja, lo enggak liat baju gue karna ulah lo?!"

"Trus lo mau apa? Nyuciin seragam lo?" -zoro

"Mana gue tau, pokoknya tanggung jawab! Lo yang nabrak gue." -sanji

"Kan gue udah minta maaf." -zori

"Pinjamin gue baju olahraga lo, baru gue maafin." -sanji

"Mana bisa! Gue enggak olahraga hari ini." -zoro

"HAH?! Nyolot lo ya bangsat!!" -sanji

"Trus lo mau apa?! Berantem?" -zoro

Perdebatan itu terus berlangsung sampai salah satu dari mereka melayangkan kelalan tinjunya. Kini mereka tengah berguling-guling disepanjang koridor sekolah berkelahi saling pukul satu sama lain lalu berakhir ketika guru BP datang bak pahlawan kesiangan memisahkan keduanya.

.

.

.

Disinilah keduanya berakhir, Sanji yang berjongkok membelakangi Zoro yang sekarang terpaksa memasang kembali seragamnya karena baju olahraganya basah sehabis diguyur Zoro yang katanya ingin bertanggung jawab. Heleh.

Keduanya tengah berada ditaman belakang sekolah, terimakasih untuk keputusan final guru BP yang sangat membantu. Sekarang mereka berdua harus mencabuti seluruh tanaman liar yang tumbuh di taman ini hingga pulang. Sanji terpaksa tak ikut jam pelajaran olahraga karena tak bisa ikut lantaran bajunya belum kering dan Zoro membolos.

Sanji memandangi teman-teman sekelasnya yang asik kejar-kejaran sambil mengoper dan menendang bola. Dirinya dilanda iri, sementara dirinya terkurung berdua dengan Zoro menghabiskan sisa jam pelajran untuk mencabuti rumput-rumput saudara jauhnya pemuda hijau yang menjadi biang kerok situasinya saat ini.

Sanji lagi-lagi dibuat mendesah keras sambil mengelap keringat sebesar biji jagung yang meluncur dipelipisnya. Zoro yang berada disisi lain taman yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Sanji tentu mendengar helaam napas dari cowok blasteran itu.

Dirinya dengan enggan melirik kearah Sanji, walau hanya punggungnya saja yang kelihatan. Terhidung sudah delapan kali Sanji membuang napas dengan nada fruatasi bercampur emosi sejak lima menit yang lalu.

"Lo masih marah?" Tanyanya basa-basi berusaha memperlembut suasana keruh yang membentang diantara mereka. Sanji hanya diam saja, tak membalas pertanyaan bodoh yang dilontarkan orang bodoh dibelakangnya. Zoro pun yang tahu Sanji tidak akan menjawab pertanyaannya memilih untuk diam, tanpa dijawab pun Zoro sudah tahu jawabannya.

Iya, Sanji masih marah. Buktinya dia tidak ingin bicara dengan Zoro, harusnya tidak usah bertemu sekalian tapi sialnya kini ia malah terjebak bersama Zoro yang berhasil penguras kesabaran yang semakin mengikis.

Yang bisa dilakukannya kini adalah menikmati angin siang yang ia tak bisa bohong kalau mereka tidak menyejukkan. Setidaknya ini bisa membantunya menjernihkan isi pikirannya yang kusut bak baju yang belum disetrika.

Terpenting Sanji sekarang harus menyelesaikan samua hukuman ini dengan cepat lalu pulang sesegera mungkin dan menghindari makhluk lumut yang kini tengah sibuk mengobrol dengan para kerabatnya, rumput. Mood Sanji bahka turun berkali-kali lipat dari sebelumnya dengan hanya dengan membayangkan wajah bodoh Zoro. Mana pake nanya lagi.

- ⚘ -

By : thysfall

    By : thysfall

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
Cupid Secret Job [zosan]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin