bagian 03 ; between east to north

305 58 0
                                    

Seminggu setelah kejadian dikantin, Zoro dan Sanji benar-benar tak melakukan interaksi lebih sejak insiden perkenalan mengesalkan itu. Zoro setiap hari bertemu dengan Sanji dikantin atau sekedar berpapasan dilorong kelas, tetapi si kuning bertingkah seakan-akan tidak mengenal Zoro. Bahkan menatap si lumut saja tampak tak mau. Bahkan sampai sekarang Zoro belum mengetahui kelas Sanji, pengan nyari tapi ada kendala pribadi dalam kurung nyasar.

Pintu kelas X IPS 3 dibuka dengan tidak sabaran, membuat seisi kelas menoleh keasal suara. Begitu pula dengan Zoro yang awalnya tertidur sambil menenggelamkan kepalanya diantara lengan pun ikut mengangkat kepalanya. Melihat sosok Sanji melambai--bukan padanya--dengan senyum merekah didepan daun pintu kelas.

"Drake!" Sanji menyapa dengan suara nyaring yang menggema hingga sudut ruangan. Kakinya ia bawa masuk kedalan kelas diiringi beberapa orang cowok yang tampak asing dimata Zoro. Ada dua orang, satunya pirang seperti Sanji tapi dengan rambut yang jauh lebih panjang dan satunya lagi berambut gelap dan mata kuning.

Drake yang awalnya sibuk dengan ponselnya, begitu mendengar namanya disebut-sebut tentu menoleh. "Yoo! Sanji." Ujarnya ketika melihat cowok pemilik netra biru berjalan kearah mejanya.

"Yee, Sanji doang nih yang disapa? Kita berdua enggak nih?" Surai pirang panjang, Hawkins mendelik sambil menyikut bahu Law cowok berambut malam disamping berusaha memanas-mamaskan teman seangkatannya itu. Pasalnya jelas sekali dirinya maksudnya mereka masuk bersamaan dengan Sanji tetapi cowok berambut coklat itu sama sekali tidak menghiraukannya. Padahal jikalaupun ia dibaca mereka berdiri dibelakang Sanji tidak akan membuat dirinya ketutupan, perbedaan tinggi mereka saja terbilang sangat jauh.

Drake mendecih. "Gue liat lo masuk kali, Law juga aja gak protes kok lo sewot. Lagian yang nyapa gue cuma Sanji lo kagak." Law yang namanya disebut hanya memutar bola matanya dengan malas sambil mengusap bahunya yang nyeri karena ulah Hawkins, sedang menyusun rencana untuk melakukan pembalasan dendam nantinya.

Zoro dengan setengah nyawanya yang masih terkumpul berusaha memusatkan perhatiannya pada empat orang pemuda yang kini tampak mencolok dikelas mereka. Ia mengacak-acak rambut rumputnya sambil menguap lebar kemudian mengucek matanya ketika dirasa penglihatannya memburam.

"Siapa mereka?" Tanya berusaha tampak tak peduli walaupun bahasa tubuhnya tidak cukup pintar untuk menuyupi kebohongan dqn malah memasang posisi nyaman sambil menopang dagu memperhatikan empat sekawan itu. Terutama yang kuning paling pendek diantara mereka, terlihat seperti dikawal batin Zoro. "Pffftt--" Tanpa sadar tawa keluar dari mulut Zoro ketika memperhatikan anak rambut Sanji yang menyembul berayun-ayun seperti meloncat diatas kepalanya setiap kali si pirang membuat pergerakan kecil.

Kidd yang duduk disebelah Zoro mendengar pertanyaan teman sebangkunya itu. "Lo nggak kenal mereka?" Tanyanya heran. Zoro menggeleng pelan dengan bibir tertekuk kebawah. "Nope."

Hadeh, Kidd menepuk pelan dahinya. Bagaimana temannya ini bisa tidak begitu peduli dengan sekitarnya padahal ia sudah mengenal cowok lumut ini hampir satu dekade tetapi tetap saja Kidd selalu dibuat melongo dengan tingkah mejikuhibiniu nya Zoro. Apa ini efek karena terlalu nolep? Entahlah, hanya Roronoa yang paham jalan pikirannya sendiri.

"Mereka itu kalo nggak salah circle nya komplek North-blue. Yang auranya kayak wibu itu namanya Law anak X MIPA 1, dengar-dengar dia mau diusulin buat kuliah keluar negeri. Yang rambutnya panjang kayak dukun namanya Hawkins anak bahasa 2 mah dia sama kayak Sanji yang kuning satu lagi." Tiba-tiba keset sepatu menempel dikepala Kidd, terlihat Law si pelaku menatap tajam kearah si jabrik merah yang tengah mengaduh sambil mengusap kepalanya.

"APAAN SI KAMBING!!" Teriak Kidd sambil melempar balik sepatu Law kearah sang punya. Law menangkap dengan mudah sepatunya dan memasang kuda-kuda siap melayangkan benda mahal keluaran luar negeri itu lagi ke jidat Kidd. "Siapa lo ngatain gue kayak wibu." Ups, kedengaran.

Sementara Kidd dan Law sibuk berkelahi adu bacot, mata Zoro berkeliaran menangkap potret wajah Sanji yang tengah tertawa lepas, menertawakan kehebohan yang dibuat temannya. Tanpa dikehendaki permata birunya bertemu kontak dengan abu-abu kepunyaan Zoro.

Zoro yang kepergok ketahuan memandangi Sanji, berusaha tetap tenang walau jantungnya berdebar kencang salah tingkah. Sementara Sanji sudah memerah duluan dibagian telinga, mengalihkan pandangannya kikuk dan bibir tipisnya yang merah kuda mengerucut lucu yang membuat Zoro tak tahan untuk tidak terkekeh gemas. "Imut banget."

"X Bahasa 2, toh." Terimakasih pada yang mulia paduka Kidd-sama, berkat inflrmasi bergunanya kini Zoro tak perlu repot-repot keliling sekolah tanpa takut tersesat mencari kelas Sanji.

Tapi masalahnya, kelas bahasa dimana?
Tunggu, barusan Kidd bilang komplek North-blue kan?

- ⚘ -

By : thysfall

    By : thysfall

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Cupid Secret Job [zosan]Where stories live. Discover now