bagian 02 ; roronoa? blackleg?

340 60 0
                                    

Beruntung Zoro bisa sampai kesekolah dengan selamat walau telat sepuluh menit. Setelah menurunkan Zoro digerbang belkang sekolah beberapa menit yang lalu, cowok asing yang memberikannya tumpangan menghilang entah kemana. Pasalnya Zoro tak melihat adanya orang lain selain dirinya yang memasuki sekolah lewat gerbang belakang sekolah yang memang jarang dilalui.

"Lo masuk aja duluan, gak usah tungguin gue." Begitulah pesan terakhirnya sebelum pergi tanpa sempat Zoro mengucapkan terimakasih. Entahlah, mungkin keparkiran pikir Zoro tak ingin terlalu mempermasalahkannya. Tetapi anehnya cowok berkulit gelap itu terlihat mondar mandir didepan koridor sambil mengacak acak rambut hijaunya.

Damn it, nyasar lagi.

Setelah berputar putar digedung sekolah hingga tersesat sampai lantai 3 kelas XII dan dikejar kejar guru BP karena dikira membolos. Kembali ke Zoro, keturunan alga purba zaman mesozoikum itu mengandalkan keberuntungan kaki ajaibnya dan kompas rusaknya menavigasi arah berakhir didepan cafeteria sekolah yang terlihat sepi pengunjung. Well, maklum belum jam istirahat makan siang, makanya belum rame.

Tapi istirahat atau tidak sepertinya semua itu tidak ada gunanya jika dihadapkan pada bocah monyet yang kini tengah sibuk mengganjal perut karetnya dengan nasi goreng.

"OOHO!! ZOORO!" Oh crap, kini bocah itu--sebut saja Luffy--menyerukan nama Zoro dengan pipinya yang menggembung terisi penuh makanan tak lupa tangannya yang masih sibuk menjejelkan beberapa suapan kedalam mulutnya dan satu lagi melambai antusias kearah alpha hijau. Dari pada mirip monyet, dimata Zoro Luffy lebih mirip ikan buntal sekarang.

Zoro mengangkat sebelah alisnya melihat tumpukan piring kotor bekas pesanan Luffy yang menjulang disamping meja. Buset banyak bener.

"Ngapain lo disini?" Tanya Zoro walau kedua matanya berfungsi dan jelas sekali tidak rabun sedikitpun untuk melihat kalau Luffy sedang makan.

"Lagi sarapan." Jawab Luffy enteng sambil memamerkan cengiran lebarnya. "Mau?" Tanyanya sambil menyodorkan kerupuk dengan bekas gigitan besar karena ulahnya ke muka Zoro dan dibalas gelengan oleh Zoro. "Nggak makasih, gue udah makan tadi." Balas Zoro.

"Yoo, Luffy!"

Pemilik nama yang merasa terpanggil pun menolehkan kepalanya kesumber suara. Mata bundarnya membola gembira dengan kilauan imaginer disekelilingnya ketika melihat sosok siluet berambut pirang sambil menggandeng tas dibahunya berjalan kearah mereka.

"SANJII!!" Ucap bocah monyet kegirangan langsung berlari kearah cowok yang dipanggil dengan nama Sanji dan menerjangnya dengan sebuah pelukan. "Gue nggak nyangka lo bakal masuk sini, gue kira bokap lo bakal daftarin lo kesekolah inter lagi." Curhat Luffy mempererat pelukannya tak sadar kalau oknum yang dipeluk sampai sulit bernapas saking eratnya.

Beruntung Zoro ada disana, membantu Sanji lepas dari cengkraman mematikan Luffy dengan cara menampar jidat manusia karet itu. "Lepasin goblok, lo mau membunuh anak orang?" Si korban hanya cengengesan sambil memamerkan deretan gigi putihnya. "Heheh, Sorry."

Luffy melepas dekapan mautnya dari Sanji lalu mengambil beberapa langkah untuk memberi ruang agar si pirang dapat kembali bernapas. "Tolol, sekarat gue." Protes Sanji sambil terengah-engah dengan mulutnya yang terbuka meraup oksigen dengan rakus. "Ya maap." Bocah karet cemberut, memanyunkan bibirnya.

Sanji melirik sekilas kearah Zoro. Siapa sangka cowok dengan rambut hijau itu juga tengah menatapnya. Dengan enggan Sanji menundukkan kepalanya sedikit sambil menggaruk tengkuknya kikuk berniat berterimakasih.

"Oh ya, Zoro! Ini temanku Sanji, Sanji ini Zoro." Ucapan Luffy yang saling memperkenalkan keduanya berhasil mencairkan atmosefer canggung diantara Zoro dan Sanji. Seperti biasa, sesuatu yang selalu kita harapkan dari anak periang dan ceria seperti Luffy.

Melihat Zoro yang terlihat antara enggan memperkenalkan dirinya duluan atau menunggu dirinya memeperkenalkan diri terlebih dahulu, Sanji berinisiatif mengulurkan tangannya sambil memasang senyuman termanis yang ia punya.

"Salken, gue Blackleg Sanji." Ujarnya.

Zoro hanya memperhatikan tangan Sanji dengan malas tanpa berniat menyambutnya atau menjabat balik. Dirinya malah memasukkan kedua tanganya kedalam saku celana seragam sekolahnya lalu mengalihkan pandangannya. Menatap apa saja asal jangan kearah Sanji didepannya. Bahkan kerikil diantara sepatunya kini tampak menarik.

"Roronoa Zoro." Balasnya seadanya, dengan nada datar dan tanpa senyuman. Kaku. "Bangke,  senyumnya manis banget." Batin Zoro sambil berusaha menutupi rona merah dipipinya.

Sanji yang merasa kesal sambutan tangannya tak dibalas dengan baik kemudian menarik tangannya kembali sambil berusaha mempertahankan senyumnya, walaupun otot disekitar dahinya tengang membentuk sebuah guratan menyerupai perempatan imaginer.

"Bangsat, ngeselin juga ini anak."  Monolog Sanji sambil tersenyum lebar hingga matanya menyipit berbeda dengan didalam dirinya yang menahan keinginannya untuk menghajar lumut tak tahu sopan santun dihadapannya ini.

"Gue tandai wajah lo, Roronoa."

"Blackleg ya, nggak buruk juga."

"Nah karena kita udah saling kenal, Sanji mana bekal gue?" Yap siapa lagi kalau bukan suara Monkey D. Luffy.

-   ⚘   -


    By : thysfall

Cupid Secret Job [zosan]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora