15. Swipe Right

21 1 0
                                    

Setelah mengabari keluarganya di rumah Dea memasukan ponselnya kedalam tas lalu menatap ibu dari kekasihnya yang sedari tadi memperhatikan gerak geriknya.

"Sudah kabari orang rumah kamu makan malam sama mama?"

"Udah, ma."

Jasmine meraih tangan Dea lalu menggenggamnya erat, sorot matanya memperlihatkan perasaan kalut. "Dea mama benar-benar minta maaf." Hati Dea mencelos seketika, inikah akhir dari kisahnya bersama William?

"Maaf untuk perlakuan mama di rumah waktu itu, maaf karena engga ngabarin kamu setelah kejadian itu. Maaf ya sudah buat kamu ngerasa engga nyaman selama beberapa minggu ini. Semua chaos, De. Wewe mengamuk setelah antar kamu pulang untuk pertama kali mama lihat dia seperti itu bahkan waktu putus sama Diana dia engga bereaksi seperti itu. Semua orang kena marah tapi yang paling parah Jonah sama mama sih. Mungkin karena lagi kesal dan dia kelepasan jadi sedikit bentak mama eh si papa marah, masalahnya jadi makin runyam jadilah satu keluarga engga tegur-teguran. Mama sih engga masalah Wewe begitu karena mama juga jadi sadar mama salah cuma ya cara Wewe sampein ke mama kurang tepat." Ucapannya terjeda karena beberapa makanan yang  dipesan datang.

"Mama mau langsung hubungin kamu, De. Cuma gimana ya mama pusing juga papa sama Wewe diem-dieman, Jonah kabur, eh eyang jadi sakit karena mikirin kita. Mana si Diana dateng mulu sampe akhirnya papa ngajak ketemuan keluarganya dan disitu papa bilang Wewe udah punya calon istri jadi keluarga mereka diharapkan jaga Diana biar gak deketin Wewe terus, gitu."

"Cukup atau tambah?" obrolannya terhenti karena Jasmine sedikit sibuk menuangkan berbagai lauk ke piring Dea. "Udah cukup, ma."

"Mama tuh tadinya mau langsung telpon kamu, De. Cuma ya engga enak juga lah masa dijelasin lewat telepon, mama mau minta maaf langsung sama calon menantu mama," lanjutnya.

"Ma, makasih ya udah mau jelasin ini langsung ke aku. Jujur dua minggu ini aku selalu mikir yang engga-engga soal hubunganku sama William. Dan aku udah maafin mama kok. Oh iya soal Jonah, dia engga kabur sih sebenernya cuma main aja kerumahku setiap hari katanya mau nebus kesalahannya."

"Ih bocah itu! Kenapa dia gak bilang sih kalo gitu kan mama bisa kerumah kamu juga. Ngerepotin gak dia tuh?"

"Engga kok malah sering bantu ayah sama ibu. Maaf ya, ma, bukan maksudnya nyuruh-nyuruh Jonah tapi dia sendiri yang mau."

Jasmine tertawa "Biarin aja kalo bisa kerjain sekalian. Itu mah pencitraan, De, dia aslinya pemalas."

"Eh iya kapan kira-kira kami bisa ketemu keluarga kamu?"

Dea gelagapan mendapat pertanyaan yang tidak pernah sekalipun ia bayangkan akan ditanyakan padanya.

"Eh sorry sorry kecepetan ya? Gimana ya sebenernya bukan cuma Wewe yang takut kehilangan kamu tapi kami sekeluarga, jadi kita pengen cepet-cepet aja gitu ngiket kamu," Jasmine tersenyum senang sambil meminum jus jeruknya sedangkan Dea berusaha keras menelan makanan dimulutnya.

"Pe-pelan-pelan ya, ma. Aku juga belum ketemu lagi kan sama William," Jawab Dea sedikit terbata.

"Ah anak itu gerakannya lama! Kemarin aja proses baikan sama papa lama banget."

"Oh iya, ma, ngomong-ngomong William udah minta maaf kan sama mama?"

"Oh itu.. udah besokannya dia langsung minta maaf sambil melukin mama katanya engga sengaja dan kebawa emosi aja." Dea mengangguk paham.

"Hmm tapi kayanya Wewe belum bisa deh ketemu kamu dalam waktu dekat, jadi belum lama ini ada petinggi perusaaannya yang katanya sih nyelewengin uang gitu jadinya semua diperiksa. Udahlah waktunya majalah terbit eh segala ada skandal."

SWIPE RIGHT!Where stories live. Discover now