Naya dengan inisiatifnya sendiri, dia membalas pelukan arga lalu mengusap pipi arga lalu ke hidung arga, dan terakhir menatap mata arga.

Mereka saling tatapan dengan waktu yang cukup lama, sampai akhirnya arga memajukan mukanya dan menempelkan bibirnya di bibir naya. Arga melumat bibir naya, naya yang terbawa suasana pun ikut membalas arga, naya menggerakan bibirnya melumat bibir bawah arga. Disela-sela ciumannya arga tersenyum senang. "Aku mau setiap hari seperti ini!" Jerit batin arga.

•••••

Arga dan naya saat ini sedang sarapan bersama di meja makan, hanya keheningan diantara mereka. Sebenarnya naya ingin ngomong sesuatu ke arga, tapi dia ragu.

Naya melihat ke arah arga yang sudah menghabiskan sarapannya. "Ar?"

Arga yang merasa namanya dipanggil, menatap naya. "Iya sayang?"

"Hmm aku mau ngomong sesuatu." Naya memilin ujung bajunya.

Arga melihat gelagat naya yang nampak gelisah, arga menghela nafas lalu menatap naya lembut. "Ngomong aja sayang, aku ga marah."

"Aku mau–"

"Pindah sini dulu." Ucapan naya dipootong oleh arga, arga menyuruh naya untuk duduk di pangkuannya.

"Gamau." Naya menolaknya.

"Ya udah." Arga sudah siap-siap untuk berdiri meniggalkan meja makan, namun naya menahannya.

"Iya-iya aku mau."

Arga kembali duduk di kursinya, lalu disusul naya yang duduk di pangkuannya. "Hadap ke aku." Ucap arga.

Naya menuruti perintah arga, kini mereka sudah berhadap-hadapan.

"Sekarang coba bicara tadi yang mau kamu bicarakan." Ucap arga sambil mengelus rambut naya.

"Aku mau kuliah." Ucap naya.

"Enggak aku izin kan."

"Kenapa? aku bayar kuliahnya pake uang aku sendiri kok."

"Aku bilang enggak naya." Ucap arga yang masih dengan suara tenang.

"Isssh aku mau kuliah arga!" Bentak naya.

Rahang arga mengeras, matanya menajam menatap naya. "Kamu bentak aku?" Ucap arga dengan dingin.

Naya meringis merasakan sakit dipinggangnya yang dicengkram oleh arga. "Sial, gue kelepasan." Batin naya.

"Maaf arga." Ucap naya dengan mata berkaca-kaca.

Arga melihat naya yang matanya berkaca-kaca merasa menyesal. Arga mengusap pinggang naya yang tadi dia cengkram. Lalu arga menaruh mukanya di ceruk leher naya mengecup berulang-ulang leher naya.

"Aku mau kuliah arga." Cicit naya dengan suara takut, sebenarnya dia risih dengan arga yang mengecup lehernya. Bahkan arga tidak menghiraukan ucapannya.

"Aku mau sama kayak kamu punya gelar juga pendidikan yang tinggi." Ucap naya dengan lirih. Arga masih saja melakukan aktifitasnya, tanpa setau naya, arga mendengarkan ucapan naya.

"Aku ngerasa ga pantas disamping kamu, kamu orang kaya juga berpendidikan sedangkan aku? miskin dan hanya lulusan SMA. Bukan kah yang ngajarin anak-anak kita dimasa depan itu seorang ibu?, masa ibu nya cuman lulusan SMA." Naya mengusap air matanya.

Arga yang mendengar ucapan naya merasa tersentuh hati nya menghangat, "Naya memikirkan masa depan dengan ku? bahkan anak-anak?" Arga senang. Dia menjauhkan muka nya dari leher naya.

"Aku izinin kamu kuliah, tapi nikah dulu sama aku." Tegas arga.

"Engga bisa." Naya menggeleng. "Aku mau nikah disaat aku sudah lulus kuliah."

"Ya udah ga jadi aku izinin." Arga kembali melakukan aktivitas yang tadi sempat berhenti.

Naya masih saja mencoba untuk membujuk arga. "Aku janji, aku bakal nikah cuman sama kamu." Ucap naya.

"Gaboleh." Tolak arga.

"Aku bakal ga dekat-dekat sama cowok lain." Masih bujuk naya.

"Tetap gaboleh."

Naya kehabisan akal untung membujuk arga. "Apa gue kabur aja ya? capek banget hidup sama dia, gue ngerasa ga bebas." Batin naya.

"Jadi gimana dong hikss." Naya mulai menangis.

"Nikah sama aku, baru aku izinin."

"Gamau argaaaa hikss, jangan nikah dulu hikss. Aku janji kok hikss habis kuliah kita nikah hikss." Ucap naya di sela-sela tangisannya.

"Keputusan aku tetap nikah baru kuliah." Arga memegang muka naya lalu mengecup bibir naya dan mengusap air mata.

"Aku hikss benci kamu, aku gamau hikss ketemu kamu lagi hikss, aku gamau dekat-dekat sama kamu lagi hikss. Aku mau pulang ke bunda aja hikss." Naya semakin kencang nangisnya.

Arga memeluk naya untuk menenangkan, bukannya tenang naya malah makin menangis.

"Jangan peluk aku." Naya mendorong arga. Mengusap air matanya dengan kasar, naya ingin pergi dari hadapan arga. Namun arga menahan tangan naya.

"Aku kasih kesempatan terakhir, kita tunangan baru kamu aku izinin kuliah, gada tawar menawar lagi. Mau?"

"Iyaa hikss tunangan dulu aja hikss." Naya mengangguk dengan sesegukan juga muka merah.

"Tapi ingat sama ucapan kamu tadi, gada dekat-dekat sama cowok lain dan nikah cuman sama aku itu juga berlaku." Peringat arga.

Naya kembali mengangguk. Lalu mendekati arga dan memeluknya. "Gendonggg." Ucap naya.

Arga terkekeh geli melihat tingkah naya. "Bener-bener moodswing parah." Arga menggendong naya dengan koala style sambil menepuk-nepuk pantat naya. Naya menaruh kepalanya di dada arga.

"Kuliah kamu biar aku yang atur semuanya." Ucap arga.

"Aku mau bayar sendiri." Naya mendongakan kepalanya menatap arga.

Arga menurunkan kepalanya lalu mengecup bibir naya. "Kamu tinggal kuliah aja, masalah biaya, juga tempat kuliah dimana kamu nanti itu aku yang atur."

"Tapi–"

"Ga ada tapi-tapi an zenaya alyosha daraka." Ucapan naya dipotong arga.

"Kok nama aku berubah." Naya memanyunkan bibirnya.

"Bentar lagi kamu kan jadi nyonya daraka." Goda arga.

"Kek jadi nikah aja." Ucap naya, tanpa sadar ucapannya membuat arga menatap dirinya tajam.

"Maksud kamu?"

"Eh itu aku bercanda iya hehe." Panik naya.

"Jangan sampai aku tarik ucapan aku ya." Ancam arga ke naya.

"Jangan dong, kita jadi nikah tapi habis aku kuliah terus kita buat anak banyak kalau bisa ngalahin keluarga geledek hehe." Naya cengengesan menatap arga.

"Emang kamu kuat?"

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Haii babie<3

maaf ya gue lama banget up nya huhu.

buat babie-babieku yang sudah baca cerita gue. MAKASII BABIE🐽💜

dan terimakasii juga buat menunggu nya.

Kuat kuat bersabar menunggu ya babie, nunggu doi peka aja kuat, masa nunggu gue up ga kuat sii🤗

𝐋𝐈𝐌𝐄𝐑𝐄𝐍𝐂𝐄Where stories live. Discover now