PROLOG

49 5 1
                                    

      "Walau tidak bersatu, khalayak berhak tau, cinta tulus akan abadi adanya. Maka dari itu, kamu ku abadikan dalam setiap bait aksara."

         
            Jangan lupa vote+komen!

SELAMAT MEMBACA
.
.
.
.
.

 
"Jika di hadapanmu ada kamu setahun yang lalu. Apa yang akan kamu katakan, Ra?"

Saat pandangannya sibuk menelaah sekitar sebab hening sempat mendera. Ia dikagetkan dengan pertanyaan yang kini telah terbawa angin, mengudara dan lenyap.

Di depan sana, hanya ada hamparan kosong. Hanya lampu-lampu yang menghias observatori yang memberikan penerangan yang cukup untuk melihat. Lalu cahaya bulan yang nampak temaram menerobos sela-sela ranting pohon dan bunga taman di atas kepala mereka.

Gadis itu membahasi bibirnya lalu menoleh menatap wajah si penanya dari radius setelah jengkal.

"Jangan jatuh cinta dengan lelaki berzodiak Virgo itu, sebab di masa depan kalian adalah cerita yang semesta tidak beri waktu lagi."

Di tempatnya cowok itu hanya dapat tersenyum kecut.
"Ah ... kamu menyesal?"
  
"Menyesal, 'ya? tentu tidak! bukankah sudah terlambat untuk kata menyesal?"

"Lantas?"

"Andai saja, 'kan? akhirnya aku akan memilih jatuh cinta lagi, dan lagi. Sebab tidak ada salah dengan jatuh cinta apalagi kamu orangnya. Hanya saja semesta tak ingin."

Gadis itu tersenyum tapi, tak ayal air matanya meluruh juga. Katanya, sore tadi mungkin saja senja terakhir sebab Desember beberapa hari ke depan akan membawa hujan menyentuh alas bumi, hingga ke depannya bumi dingin tanpa bias senja.

Makanya mereka memilih berburu senja, dan berakhir di taman mengarungi lekuk bekuk malam yang nampak kosong. Hembusan angin yang menusuk kulit kian dingin setelah sekian lama terpanggang oleh sengatan lentera hari.

"Flora," ujarnya menyelami wajah gadis di sampingnya.

Flora melirik dengan mengerutkan keningnya. Seolah bertanya ada apa?

"Kita selesai, lanjutkan kisahnya di lembar berikutnya tanpa aku. Terimakasih untuk 365 hari belakangan ini. Inilah kita, sepasang anak manusia yang diberi kesempatan untuk jatuh cinta, berbagi lara hingga menjadi rumah masing-masing untuk pulang yang sialnya semesta tidak beri dengan akhir bahagia. Kita bukan punah, bukan menyerah, hanya sudah.

Akhirnya, kisah yang dimulai ketika gerimis mulai menyapa bumi itu selesai. Walau tidak sesuai harapan, khalayak berhak tau cinta tulus itu akan abadi adanya. Tenang saja, Tuan. Ini belum berakhir sebab kamu abadi dalam setiap bait aksara.

Setelah ini, mereka siap menyambut hari-hari penuh rindu.

Desember 2021, selesai.

         
          The Sky and Butterflies

Kalau kalian suka, bantu dukung the sky and Butterflies dengan cara share cerita ini ke teman-teman kalian biar mereka tau eksistensi flora dan yang lainnya. See you next chapter!🖤

The Sky & Butterflies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang