9

130 12 11
                                    

Emosi Jiwa

Rupanya ajakan Sean itu bukan omong kosong. Begitu Tiara pamit pulang karena anaknya sudah ribut mencarinya, Edginee di tarik Sean masuk ke dalam mobil Enrico.

"Mobil gua gimana itu?" komplain Edginee begitu sudah duduk di kursi belakang mobil Enrico.

"Loh itu kan mobil Hotel. Gua udah bilang sama supirnya buat langsung pulang ke Hotel."

"Sialan!" gerutu Edginee yang langsung di tertawai Sean.

Enrico sendiri hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Melihat interaksi Sean dan Edginee, dia tahu kalau keduanya sepupu dekat.

"Ini jadi ke Sunrise?" tanya Enrico yang langsung mendapat jawaban dari Sean.

Sepanjang jalan Enrico dan Sean sibuk berbincang. Dari topik ringan sampai topik berat. Tidak jarang keduanya pun berdebat alot hanya untuk masalah kecil.

Edginee sendiri lebih menikmati lagu yang di putar di mobil. Moodnya saat ini adalah pulang ke apartemen dan tidur. Tapi Sean malah mengajaknya pergi.

~ Dream Wedding ~

"Loe pernah ke sini, Gi?" tanya Sean sambil menyampirkan tangannya pada bahu Edginee.

Edginee memandang Cafe Sunrise di depannya sambil mengakat kedua bahunya bersamaan. Dia tahu Cafe Sunrise ini sejenis Cafe yang menyediakan minuman beralkohol dan live music.

Edginee memang memiliki toleransi yang cukup tinggi terhadap alkohol tapi bukan bearti dia suka minum.

Toh nyaris sebulan sekali dia minum alkohol karena harus mencicipi minuman itu masuk ke hotel.

"Datang juga akhirnya kalian." sahut seorang pria yang tengah merokok.

"Wih, bawa siapa nih?" goda pria berambut pirang begitu Edginee, Sean, dan Enrico duduk.

"Kenalin Edginee, sepupu gua." ujar Sean.

"Yang rambut pirang namanya Virza. Dia Team Leader di Haris Putra."

"Auditor ISO?"

"Yoi!" sahut Virza, "Kok tahu?"

"Dulu pernah kerja di Daniels." sahut Edginee sambil tersenyum.

"Anjir! Konsultan Audit yang gajinya sampai 8 digit?" Virza berdecak kagum.

"Tuh sampingnya Joshua. Masih ada Bella sih pacarnya Aldo. Tapi biasanya dia datang telat."

"Dia kenal gua kok." sahut Joshua sambil tersenyum.

Joshua dan Edginee mungkin memang bukan satu circle pertemanan. Tapi siapa yang tidak kenal Joshua, si anak HI yang kerjanya sibuk rapat sana sini ketimbang kuliah. Dan siapa yang tidak kenal Edginee, anak Ekonomi yang cantik dan pacarnya Caiden si Ketua BEM.

"Loe kenal nih bocah di mana?" tanya Sean waspada.

"Satu almamater kampus." ujar Edginee santai sambil memanggil pelayan.

Sean dan Enrico itu dari awal datang bukannya buka buku menu untuk pesan tapi malah keluarin rokok.

"Mau pesen apa loe?" tanya Edginee setelah menyebutkan pesanannya pada pelayan.

"Yang biasa aja, Mbak." ujar Sean dan Enrico bersamaan.

Begitu pelayan pergi meninggalkan meja mereka, keempat pria itu kembali sibuk dengan rokok dan pembahasan tidak jelasnya.

"Sorry, gua telat." ujar seorang perempuan berambut bob sambil mencium pipi kanan Enrico. "Kamu udah lama sayang?"

Enrico menggelengkan kepalanya.

"Eum, loe siapa?" tanyanya saat melihat Edginee.

"Edginee, sepupu Sean." ujar Edginee sambil kembali sibuk dengan ponselnya.

"Bella, pacar Aldo."

So what? gerutu Edginee dalam hati.

Oh astaga, Edginee sekalipun batal menikah dan belum punya pacar sampai saat ini bukan bearti dia suka tebar pesona gitu aja. Memangnya si bella bella ini nggak tahu kalau dia ada di sini juga karena paksaan Sean.

Bella duduk di samping Joshua saat pelayan datang dan membawakan pesanan mereka.

Edginee cukup tabjuk pada Enrico karena memesankan makanan untuk pacarnya. Yang menurut Edginee seharunya pacarnya itu bisa pesan sendiri.

"Kita di sini sampai Sabrina tampil kan?" tanya Bella di sela-sela menikmati makanannya.

"Iya!" sahut ke tiga pria itu kompak. Hanya Sean yang menggelengkan kepalanya.

"Gua sampai jam 9 deh. Mau anter pulang Gigi dulu."

"Dih, udah gede masih di anter pulang. Suruh pulang sendiri lah. Loe nggak mau ketemu Sabrina apa?" tanya Bella sambil menatap sengit Edginee.

"Eh!" Sean memekik kaget. "Nggak bisa lah. Dia ke sini kan sama gua. Ya pulang sama gua juga."

Edginee menatap Bella congkak. Satu nilai minus untuk perempuan itu.

"Sorry ya Bella, Mama gua ini masih adik Papanya Sean. Loe bisa bayangin nggak kalau Mama gua sampai tahu anaknya di telantarin Sean?"

Joshua mengulum senyumnya melihat reaksi Edginee. Satu angkatan juga tahu Edginee itu bukan tipe anak yang ramah. Saat dia tidak suka maka dia akan menunjukkannya. Masalahnya semua orang juga segan mencari ribut dengan Edginee.

"Loe. . ."

"Udah sih, Bel. Jangan cari ribut." potong Enrico.

Bella mengangguk tidak iikhlas.

~ Dream Wedding ~

To Be Continue

J.F.E.L

Dream Wedding ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang