54| Kehilangan kedua kalinya

Start from the beginning
                                    

"Maaf ya, gue harus melakukan ini semua. Ini demi kebaikan lo star. Gue gak mau, mereka hidup bahagia, setelah melakukan perbuatan keji di atas penderitaan lo" Itulah prinsip seorang Rahza. "Sorry star" ujarnya sambil mencium papan nisan.

"Gue pergi dulu ya. Lo gak perlu khawatir, nanti gue akan balik lagi ke sini. Gue akan selalu berdoa yang terbaik buat lo. Good bye my handsome" ujarnya tersenyum tipis.

Kini Rahza bangun untuk berdiri. Dia menatap makam Bintang dengan penuh kesedihan, tatapan gadis itu tak bisa bohong.

Kaki jenjangnya berjalan menjauh dari sana, saat mau masuk ke dalam mobil. Dia melihat sosok tak begitu asing baginya. Itu Gio, dia parkir tak begitu jauh dari jarak mobil Rahza.

Cowok itu pergi masuk ke dalam makam, setelah memarkirkan motornya. Rahza sendiri bingung, kenapa cowok itu pergi ke makam. Setau dia, keluarganya gak ada yang meninggal di makamkan di tempat ini.

Dia yang penasaran. Memutuskan untuk mengikuti Gio dari belakang, jadi dia mengurungkan keputusannya untuk pergi dari sana.

Cowok itu berhenti di makam yang begitu terlihat bersih. Gio duduk jongkok di tengah-tengah antara dua makam, di samping kanan dan kirinya.

Rahza yang melihat hal itu, semakin membuatnya bingung. Gio gak pernah menceritakan kalau keluarganya ada yang meninggal.

Gadis itu menghampiri Gio yang duduk sendiri di sana. Dia menepuk pundak cowok itu. Kepalanya mendongak ke atas, dia melihat sosok gadis yang selalu menemaninya waktu kecil.

"O-Oza. Kamu? Kenapa bisa ke sini?" Tanyanya dengan gugup.

"Justru gue yang tanya sama lo! Kenapa lo ke makam?" Tanya balik Rahza.

Matanya menatap kedua makam di depannya. Tatapan cowok itu berubah menjadi sedih. Tiba-tiba dia memeluk tubuh Rahza dengan erat, air matanya menetes membasahi pipinya.

Gadis itu semakin bingung apa yang terjadi, dia di buat menjadi pusing. Untuk menenangkan sahabat kecilnya, dia menepuk dengan lembut pundak Cowok itu. Untuk menyalurkan kekuatan, agar dia bisa tenang.

"Maafin gue Oza" lirihnya. Sambil meneteskan air mata terus menerus.

"Gue harus bohong sama lo. Seharusnya gue dari kemarin cerita sama lo, tapi gue malah egois." Lanjutnya.

Rahza melepaskan pelukan Cowok itu. Dia berjalan mendekat ke makam itu. Terlihat kedua nisan yang tertulis nama ADI WHELLSS dan MELLA ARIANA.

Tatapan gadis itu langsung sedih. Begitu melihat nama orang tua Gio, di atas papan nisan putih di sana. Air matanya kini perlahan menetes, dia tak sanggup melihat dua orang yang paling dekat dengannya dulu. Kini telah pergi selama-lamanya.

Dia tak bisa berkata apa-apa lagi. Melihat kejadian ini semua. Dia memutar balik badannya, melihat ke arah belakang. Mata gio terlihat sudah merah, pipinya sudah di penuhi air mata.

Ia tak pernah melihat ada cowok yang menangis seperti itu. Ya kalian tau lah! Kalau cowok udah menangis seperti itu. Itu artinya, dia benar-benar merasakan kehilangan, sosok yang paling penting dalam hidupnya.

"KENAPA LO BOHONG!" Teriaknya sambil memukul pundak Gio. "KENAPA?!" Lanjutnya lebih lantang.

Tangisan Rahza semakin tak tertahankan. Tangisannya semakin kencang terdengar. Siapa yang gak sedih? Mereka berdua adalah sosok pengganti peran orang tua Rahza ketika di London.

Mereka begitu baik terhadap Rahza, mereka selalu memperlakukan gadis itu seperti anaknya. Tak pernah mereka membandingkan antara gio maupun rahza.

Walaupun Rahza memiliki kakek dan nenek di London. Tapi kasih sayang mereka bukan menunjukkan seperti sosok orang tua.

Karena hal itu lah, yang membuat gadis itu benar-benar terpukul.

"Gue minta maaf za. Gue gak cerita sama lo" ujar Gio. Dia melangkahkan kakinya mendekat ke dua makam orang tuanya.

Sambil mengusap lembut papan nisan mereka. Rahza melihat gio, yang berada di tengah-tengah antara makam Mella dan Adi.

"Mereka meninggal, waktu gue baru datang ke Indonesia. Kejadian itu terjadi waktu gue masih kelas satu SMP. Di mana malam itu, gue bersama keluarga gue pergi jalan-jalan menuju ke pantai. Tapi waktu perjalanan di tengah malam itu. Ada truk yang nabrak mobil kita dari arah berlawanan, truk itu bukannya tanggung jawab. Tapi dia malah pergi gitu aja, karena kejadian itu, orang tua gue meninggal. Cuma gue yang selamat dari kejadian itu" ujarnya panjang lebar.

Gadis itu tak menyangka, begitu tragis kecelakaan yang di alami Gio dengan keluarganya. Mereka harus menerima kenyataan, orang yang paling berharga di hidup mereka. Harus meninggalkan dunia ini selamanya.

Mata Rahza gak bisa bohong, dia sudah kedua kalinya kehilangan orang yang dia sayangi.

"Kenapa lo harus bohong!" gadis itu mendorong badan Gio.

Gio memeluk tubuh Rahza dengan erat. Gadis itu menangis di pelukan gio, yang begitu nyaman. "Gue terpaksa za. Gue gak mau lo sedih" bisiknya.

"Cukup gue yang merasa kehilangan. Gue gak mau lo ngerasain apa yang gue rasain" lanjutnya.

Gadis itu menangis sampai sesegukan, di dalam dekapan pelukan Gio. Betapa hancurnya hatinya, mendengar kejadian yang begitu tragis.

°°°

GO NEXT

sweet but fierce (REVISI)Where stories live. Discover now