143 I Love You (19-4)

47 30 15
                                    

Sebelum baca, vote yukk
Selamat membaca xixi




Satu jam kemudian.

Kini di lapangan basket hanya ada Hyunjin sendirian. Ia sedang memantulkan bola basket lalu memasukkannya ke ring basket. Terlihat jelas wajahnya yang penuh kemarahan.

Jam menunjukkan pukul 5 sore dan seharusnya Hyunjin pulang ke asrama. Tetapi Hyunjin masih sibuk dengan bola basketnya itu.

Hyunjin merasa sangat kesal setelah mengobrol dengan Moonbin mengenai Ryujin itu. Ia kesal, bersalah dan tidak percaya.

"Kenapa aku tidak tahu semua ini?! Apa yang aku lakukan selama ini?!" kata Hyunjin dengan nada kesal.

Hyunjin terus bermain basket sebagai pelampiasan atas emosinya saat ini. Ucapan Moonbin terbayangkan olehnya.

"Ryujin itu cerita padaku bahwa dia tinggal di panti asuhan sebelum dia sekolah di sini. Seingatku dia tinggal di panti asuhan Twenty Cherry. Dia merasa kesepian dan berpikir bahwa tidak ada seorangpun yang peduli dengannya. Semua orang takut padanya," ujar Moonbin.

"Seharusnya dia cerita padaku," kata Hyunjin.

"Aku rasa dia tidak ingin kau dan teman-temanmu tahu soal dia. Ada satu foto yang dia pegang itu adalah foto dirinya bersama kedua orangtuanya dulu sebelum mereka meninggal," jelas Moonbin.

Hyunjin terkejut. "Orangtuanya meninggal?"

"Iyaa, kecelakaan mobil. Kata Ryujin sih akibat dari kecelakaan itu, dia cedera dan akibatnya jadi sering mimisan," ujar Moonbin.

Hyunjin ingat bahwa setiap kali Starlaxy bertarung dan Ryujin terlalu sering menggunakan kekuatannya, gadis itu selalu berakhir mimisan.

Moonbin melanjutkan, "Kau menyukainya kan sampai tidak senang aku dekat dengannya. Aku rasa kau harus mendapati Ryujin segera. Aku memang tertarik dengannya tapi yaa hanya sekedar kagum. Aku tidak akan menyukainya lebih jauh."

Mengingat cerita dari Moonbin membuat Hyunjin menggenggam bola basket itu. Ia kembali memainkannya lagi.

"Kenapa kau menyembunyikan semua ini? Kenapa aku harus tahu dari orang lain? Aku ingin tahu rahasiamu dari mulutmu sendiri bukan dari mulut orang lain," kata Hyunjin.

Hyunjin terus memainkan bola basket dengan emosinya yang menggebu-gebu. Ia marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa menjadi orang yang terbaik di sisi Ryujin. Ia sangat menyukai Ryujin dan ia ingin selalu berada di sisinya. Hal yang membuat ia semakin marah ketika Ryujin merasa kesepian padahal ia sudah berusaha membuat Ryujin tidak merasa seperti itu.

Hyunjin menghela napasnya kasar. "Maafkan aku, Ryujin."

"Hyunjin!"

Hyunjin menoleh sebentar. Ternyata datanglah Hyunjae dan Wooyoung. Namun Hyunjin tidak mempedulikan mereka dan tetap sibuk bermain bola basket.

"Kami mencarimu daritadi. Ayoo kita kumpul ke markas. Heejin ingin membicarakan sesuatu," kata Wooyoung.

Hyunjin tidak menjawab perkataan Wooyoung. Tangannya sibuk memantulkan bola basket tersebut lalu melemparkannya ke ring basket.

"Astaga kau tidak mendengarkanku yaa," kata Wooyoung.

"Kau kenapa Hyunjin? Kau terlihat kesal," kata Hyunjae.

Hyunjin tetap tidak menjawab. Sikap diam Hyunjin itu membuat Hyunjae dan Wooyoung kebingungan.

"Kau jawablah astaga sikapmu seperti anak kecil saja. Apa kau baru saja kalah pertandingan?" terka Wooyoung.

Starlaxy [STRAY KIDS x THE BOYZ x ATEEZ] ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon