00:00

27 3 0
                                    

"Aku hanya ingin harsa didalam grha. Hati ini pun renjana kala Bunda dan Ayah menuangkan sebuah koushik yang nyata."

              💠 🔹💠🔹 💠 🔹💠 🔹💠

"Cles! bandel banget sih? Tadi bunda suruh apa coba."

"Disana pasti ramai Bun, banyak orang. Clesia malu." Jawabku jujur.

"Bunda minta tolong anterin uang arisan lho Cles, lagi pun jam segini orang-orang banyak yang belum dateng. Bunda kan sakit, ga bisa hadir arisan, jadi kamu anterin uangnya ya?" Dia bundaku, kini ... menatapku meminta jawaban.

"Iya, mana uangnya. Biar Cles anterin." Aku mengulurkan tangan dan menerima sejumlah uang. Aku pun pergi ke kamar, mengganti celana pendek ini dengan rok panjang, memakai jaket juga jilbab. Dan berakhir lah aku disini ....

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsallam, iya mbk?" Aku melihat anak lelaki itu menyembulkan kepalanya dari balik pintu, dia Michle.

"Kak, Bunda Yunia ada? mau titip uang arisan."

"Bunda lagi dikamar. Sebentar ya mbk." Michle pun berlari ke dalam dan aku lihat Bunda Yunia keluar dari kamarnya.

"Iya Cles? mau titip arisan dari siapa?" Tanya bunda Yunia, dia lah salah satu tetanggaku.

"Ini, Bunda-nya Cles titip uang arisan ya."

"Ohh iya iya. Nanti Bunda Yunia bayarin ke bendaharanya ya."

"Iya Bund, makasih. Cles pulang dulu." Aku pun berlalu dari kediaman Bunda Yunia dan kembali kerumah. Sesampainya dirumah aku langsung masuk ke dalam kamarku. Sekilas aku mendengar Bunda yang tengah berbicara pada Ayah.

"Cles mana mau disuruh buat berangkat beli teh sama beras. Diminta anterin uang arisan aja susah."

Ah ... begitu ya? aku hanya tersenyum kecut mendengar curhatan Bunda kepada Ayah. Dengan segera aku menelungkupkan diri dibalik selimut berwarna Cyan ini.

"Besok aku masih harus sekolah, jadi tidur lebih awal bukan masalah, kan? lagi pun aku masih haid." Aku pun berpikir untuk tidur, karena sudah terlanjur bad mood untuk terjaga.

Jember, 5 Desember 2022
ClaudiaOlivia286    

Who are you?Where stories live. Discover now