58. Awal Terpecahnya Keluarga Bharata

8 2 0
                                    

Sebuah pernikahan atas paksaan memang terasa sangat menyakitkan. Itulah yang pernah dialami oleh Arga Bharata. Di usianya yang baru menginjak 23 tahun, ia dipaksa menikahi gadis yang tak dicintai. Bukan tanpa sebab keluarga Bharata memaksa sang putra kedua untuk menikah secara mendadak. Hal itu terjadi dikarenakan sang kakak, Yudha Bharata, melarikan diri tepat satu jam sebelum acara pernikahan berlangsung. Demi menjaga nama baik keluarga, Arga Bharata dipaksa menikah untuk menggantikan sang kakak.

Kejadian lebih dari 18 tahun lalu berputar di kepala Tuan Arga. Tangannya mengepal kuat, melihat sang kakak datang untuk melerai perdebatannya dengan Johan. Ia begitu membenci sosok Yudha Bharata. Luka di hatinya seolah tak bisa hilang sekalipun sudah 18 tahun berlalu. Ia selalu merasa bahwa, orang yang patut disalahkan atas hancurnya masa depannya adalah sang kakak.

“Dasar berengsek!” bisik Tuan Arga, menatap tajam Pak Yudha yang berjalan menghampiri.

Walau Tuan Bharata telah mencoret nama Pak Yudha dari kartu keluarga Bharata dan daftar ahli waris. Namun, hal itu seolah tak memuaskan Tuan Arga. Pria itu tetap membenci Pak Yudha. Bahkan untuk melampiaskan rasa bencinya pada kehidupannya yang berjalan tak sesuai harapan, Tuan Arga juga membenci Andra. Menganggap Andra adalah bukti dari hancurnya kehidupan masa mudanya. Memang terdengar egois untuk ukuran statusnya sebagai seorang ayah.

“Johan, cepet minta maaf sama Om Arga!” titah Pak Yudha yang terdengar tegas.

“Nggak mau!” tolak Johan.

“Minta maaf!” bentak Pak Yudha.

Andra jadi merasa bersalah, karena sebenarnya Johan sampai bertengkar dengan Tuan Arga demi membelanya. Tapi, pembelaan yang dilakukan Johan justru membuatnya terkesan seperti tak memiliki sopan santun.

“Pak Yudha, sebenernya Johan nggak salah. Semua ini salah aku,” tutur Andra.

Pak Yudha tak menyerah. Ia lantas memaksa Johan agar membungkuk di depan Tuan Arga sebagai ungkapan permintaan maaf. Sayangnya, Johan tetap pada pendiriannya. Ia tak merasa bersalah dan tak ingin melakukan apapun. Pemuda itu menyingkirkan tangan sang ayah dan melangkah pergi dengan perasaan marah.

“Johan!” teriak Pak Yudha yang tentu saja tak dihiraukan oleh sang putra.

Tuan Arga bertepuk tangan, melihat ketegangan antara Pak Yudha dan Johan. Sungguh sebuah adegan yang membuatnya muak hingga ingin muntah. Melihat bagaimana Pak Yudha berusaha menjadi seorang ayah sekaligus panutan bagi sang anak membuat Tuan Arga jijik.

“Nggak usah sok tegas! Johan itu sama kayak kamu pas masih muda! Keras kepala dan nggak tahu diri!” cibir Tuan Arga.

“Aku minta maaf mewakili anakku!” ucap Pak Yudha dengan membungkuk. Pria itu seperti tak memedulikan perkataan sang adik. Karena ia tahu, seberapa keras pun meminta maaf, Tuan Arga memang tak akan pernah mau memaafkannya.

Tuan Arga mengepalkan tangan geram. Rasanya, ia sangat ingin menghabisi Pak Yudha detik itu juga. Setiap melihat wajah Pak Yudha, kejadian 18 tahun lalu seolah berputar di kepalanya. Detik-detik saat ia dipaksa menikah oleh sang ayah seperti terlihat di depan matanya.

“Pak Yudha, Bapak nggak perlu minta maaf! Semua ini salah aku!” Andra berusaha menghentikan kegiatan membungkuk Pak Yudha di depan Tuan Arga.

“Aku beneran muak lihat kelakuan kalian. Bikin jijik,” geram Tuan Arga.

“Pa!” bentak Andra kesal.

Andra sudah tak bisa menahan rasa kesalnya pada sikap sang ayah. Bukannya ingin menjadi anak tidak tahu diri. Hanya saja, Andra merasa bahwa sikap Tuan Arga sudah keterlaluan.

“Berani kamu bentak Papa, hah?” murka Tuan Arga.

“Dasar anak nggak tahu diri! Kamu lama-lama sama berengseknya kayak dia!”

All About You [END]Where stories live. Discover now