Takut

672 50 0
                                    

Tubuh yang berisi itu kini di sandarkan di kepala ranjang. Ia menatap jam dinding di kamarnya berkali kali sembari mengusap usap perut buncitnya yang sedari tadi nyeri dan si baby sudah bisa menendang.

Clekk

Kedua mata itu saling menatap dengan cepat Christ memalingkan wajahnya untuk memutuskan kontak mata. Ia berjalan sempoyongan ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri karena baru pulang dari kantor.

Hati seungmin sakit saat dirinya kali ini kembali di acuhkan Christ, ia memang salah telah berbicara dan berfikir kekanakan. Ia merasa menyusahkan Christ selama ini, dulu setiap hari Christ tidak pergi bekerja hanya untuk menjaga seungmin di rumah dan ia selalu mencari cara agar seungmin tidak merasakan bosan dan merasa tidak di urus.
Berbagai cara Christ membuat Seungmin di cintai dan merasa di sayangi sepenuhnya olehnya. Tapi apalah daya, seungmin memang belum terlalu dewasa untuk menyeimbangkan pikiran Christ.

Seungmin merebahkan dirinya dan menarik selimut sebatas dadanya. Tak lama kemudian Christ keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju ranjang, namun ia berdiri tepat di hadapan seungmin yang tertidur pulas. Ia menyamakan dirinya dengan wajah seungmin, ia mengelus perut seungmin dengan lembut dan mencium keningnya lembut.

"Maaf sayang, mas sangat lelah sampai memarahi mu dan menyakiti hati kamu." Ucap Christ dalam batinnya.

Malam dingin itu mengganggu seungmin, ia berbaring menghadap ke kanan dan kekiri namun rasanya tak nyaman. Akhirnya memutuskan untuk duduk. Ia menatap Christ yang tertidur pulas di sampingnya, ada jarak yang sangat jauh tak seperti biasanya mereka akan tidur berpelukan atau Christ akan memeluknya dari belakang dan mengusap usap perutnya dengan lembut sampai ia tertidur.

"Mau makan buah pir.." ucap Seungmin dalam batinnya.

Dengan keberanian yang ia miliki, seungmin mendekatkan dirinya di belakang punggung Christ. Ia memegang punggung lebar Christ dengan pelan.

"M-mas.."

Jujur, seungmin sangat takut membangunkan Christ apalagi ini sangat malam. Tapi rasa gejolak keinginannya tidak bisa di bendung lagi.

Dengan sekali panggilan Christ terbangun menghadap seungmin dengan tatapan seolah bertanya.

"I-itu mau makan pir..." Ucapnya pelan.

Christ melihat jam di dinding, terlihat hari menunjukkan pukul 3:15 malam. Ia memijat pelipisnya pelan.

"Ini jam tiga besok pagi saja."

Seungmin mengangguk kecil pertanda mengerti ucapan sang suami kalo dirinya sedang lelah. Ia kembali merebahkan dirinya mencoba memejamkan matanya agar tertidur. Namun nihil, ia benar benar menginginkan buah tersebut.

"Aku turun ajalah, mungkin ada buah lain di bawah." Ucap seungmin dalam batinnya.

Dengan sangat pelan seungmin turun dari ranjangnya dan agak kesusahan karena perutnya yang sudah membesar itu. Ia berjalan pelan membuka pintu dan keluar dari kamarnya.
Tiap tangga ia turuni dengan pelan, sungguh sangat lelah membawa beban di perutnya ini.

Sesampainya di dapur ia langsung membuka kulkas melihat apakah ada buah yang ia inginkan itu. Ternyata di dalam sana hanya ada buah apel merah.

"Haish.. ya sudahlah makan ini aja ya baby." Monolog seungmin seolah berbicara pada bayi yang ada pada perutnya.

Ia membawa keranjang kecil apel itu ke meja makan dan mulai mengupasnya untuk di makan.

Sedangkan di sisi lain, Christ terbangun untuk mengecek apakah seungmin sudah tertidur nyaman. Saat melihat kebelakang ia tidak menemukan seungmin ia tidak khawatir, pikirnya seungmin pasti ada di bawah mencari buah keinginannya tadi. Christ sangat paham, saat seungmin mengidam ia tidak bisa menahannya dan harus di turuti.

FIRST LOVEWhere stories live. Discover now