Pertengkaran hebat

828 60 5
                                    

Seungmin memasukan mobilnya kedalam gerbang rumahnya. Dari dalam mobil ia melihat Christ sedang berbincang bincang dengan tersenyum dan juga canda tawa bersama perempuan yang ia kenal.

Stir mobil ia genggam dengan erat seolah mewakili perasaannya saat ini. Seungmin turun dari mobilnya dan menghampiri kedua orang tersebut dengan tersenyum.

"Hai seungmin.."

"Halo, sana.."

Ya, perempuan tersebut adalah Sana. Teman masa kecil Christ saat di Busan. Di sana Christ hanya acuh seolah-olah tidak melihat keberadaan seungmin.

"K-kapan kamu kesini?"

"Tidak lama kok, oh ya. Kamu dari mana?"

"Um, aku dari toko bukuku hari ini penjualan sangat banyak."

"Wah sangat berbakat kamu seungmin..."

Si manis hanya merespon dengan senyuman.
"Ayo masuk sana, setelah aku berganti baju baru kita akan pergi." Ucap Christ dingin.

"P-pergi?" Tanya seungmin dengan wajah kebingungan.

"Ah, iya seungmin. Kami akan pergi sebentar tidak papa kan?"

'Deg'

Pergi sebentar ya? -batin seungmin.

"Oh, tidak papa.. lagian kenapa izin? Itu hak mas Christ kok." Ucap Seungmin di akhiri dengan pelan.

Sama dan seungmin kini duduk di sofa ruang tamu sembari menunggu Christ berganti baju di atas kamar. Sebenarnya canggung sekali duduk berdua dengan prasaan campur aduk begini.

"Um, mau kemana ya kalo boleh tau?" Tanya seungmin pelan.

"Ah, kita mau ke apartemen ku. Ada banyak yang harus di perbaiki jadi aku meminta bantuan Christ menghubungi orang servis." Jelas sana dengan panjang lebar.

Seungmin hanya mengangguk mengerti.
"Kau mau ikut?"

"Tidak usah!" Celetuk Christ yang baru saja turun dari tangga.

Seungmin hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Christ. Apakah ia menganggu mereka? Tidak sana lah yang mengganggu mereka kenapa ia yang menganggu mereka?

"Tapi chri-

"Tidak papa! Aku baik baik saja.." potong seungmin dengan cepat.

"Kau yakin?"

"Hm.."

"Ya sudah, aku duluan ke mobil ya."

Setelah sana pergi, seungmin meraih tangan Christ dengan ragu ragu. Ia tersenyum kecil menatap mata Christ.
"M-mas tidak lama kan? Ini sudah hampir malam aku takut nanti mati lampu. Mas tau kan aku ga bisa gelap?"

Christ melepas genggaman tersebut dan berjalan menyusul sana tanpa menjawab ucapan seungmin. Seungmin benar benar merasa tidak di anggap, ini bukan Christ dulu. Ia tidak pernah mengabaikannya sedikitpun, Christ tidak pernah sedingin ini padanya.

Rasanya sakit, air mata seungmin menetes tak tertahan. "Hiks... Kenapa mas Christ begitu acuh?"

"Apa dia masih marah? Apa dia tidak cinta lagi denganku?"

Pertanyaan 'apakah dia tidak mencintaiku lagi' selalu terlintas di benaknya. Rasanya kalimat itu benar benar nyata.
Seungmin menatap kepergian mobil sang suami bersama teman masa kecilnya itu, terlihat cocok dan sempurna di bandingkan dirinya.

Jangan tanyakan perasaan Christ saat ini, ia memang berada di tempat lain tapi hati dan pikirannya tertuju pada seungmin. Apa disana mati lampu? Apa sedang hujan? Selalu gelisah. Ia takut istrinya itu ketakutan sendirian di rumah.

FIRST LOVEWhere stories live. Discover now