ASLINYA

28 4 12
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, para siswa kini sudah berhamburan untuk menuju kantin, adapun yang menuju perpustakaan untuk belajar. Tidak dengan Davina kini diri nya masih tertidur pulas di atas tumpukan buku nya, sesusai pelajaran bu Sonya Davina memberanikan diri untuk tidur, karena diri nya begadang tadi malam membuat diri nya mengantuk. Untung saja kelas mereka selama 2 jam pelajaran guru tidak ada yang masuk, di karenakan semua guru termasuk staf sedang melakukan rapat internal mengenai teror sekolah yang di dapat akhir-akhir ini.

Delvin yang sedari tadi asik menatap Davina sedang tertidur pun merasa lapar, alhasil dia memutuskan diri nya untuk pergi ke kantin, padahal niat nya tadi mau mengajak Davina untuk ke kantin bersama, namun di lihat nya kini wanita nya sedang tertidur pulas rasa tak tega nya muncul. Delvin mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru kelas, namun dilihat nya tidak ada seorang pun yang berada di dalam kelas. Membuatnya hampir mengurungkan niat untuk pergi ke kantin, namun di saat dirinya kembali fokus terhadap ponselnya tiba-tiba saja Rain masuk ke dalam kelas seorang diri.

" Lah kok sendiri lo dugong?" tanya Delvin.

Rain menatap Delvin malas lalu menuju kursi nya setelah itu duduk dengan perasaan kesal.

" Kenapa anak bunda" ujar Delvin lalu menghampiri Rain yang tengah menenggelamkan wajah nya pada kedua tangan nya yang terlipat di atas meja.

Tak lama Delvin memberikan pertanyaan seperti itu, tiba-tiba saja Delvin mendengar suara tangisan yang berasal dari Rain. Delvin yang bingung harus melakukan apa dengan cepat menggoyang kan bahu Rain pelan.

" Kenapa hei?" tanya Delvin sedikit lembut.

" Hiks" 

" Rain lo kenapa?" lagi-lagi Delvin bertanya dengan sedikit khawatir.

Rain mengangkat wajah nya, menampilkan mata yang sembab.

" Kenapa cintah mengkeknya Abim" 

Bukan nya menjawab pertanyaan dari Delvin, tangisan Rain malah semakin menjadi setelah Delvin menyebutkan nama Abim.

" Rain lo kenapa setan, Safa mana ini anak kok di lepasin sampe nangis gini!" kesal Delvin.

Davina yang mendengar ucapan Delvin terbangun, lalu melihat ke arah Delvin yang sedang berusaha untuk mendiamkan Rain. Delvin tiba-tiba teringat akan suatu hal yang bisa membuat Rain diam.

" Whеn we pull up, you know it's a shutdown" nyanyi Delvin.

" Ganpan naerigo mun jamga shut down" sambung Rain yang tiba-tiba saja berhenti menangis.

" Whip it, whip it, whip it, whip it" sambung Delvin.

" Whip it, whip it, whip it, whip it" Rain kembali menyaut.

" It's black and it's pink once the sun down" ucap Delvin mengakhiri.

Davina yang sedari tadi memperhatikan tingkah Delvin, tiba-tiba saja menampilkan senyum yang lebar, setelah melihat cara yang di lakukan oleh Delvin untuk mendiamkan sahabat nya itu.

" Oke-oke sekarang lo jelasin lo kenapa?" tanya Delvin terakhir kali nya.

Rain yang mendengar itu dengan cepat menjawab.

 " Abim tiba-tiba ngajak gue putus hiks" balas Rain sesegukan.

Delvin terkejut bukan main.

" Gilak lo lagi gak main-main kan?" ucap Delvin yang terkejut.

" E-engga vin" jawab Rain yang masih menangis pelan.

"Ada masalah apa emang nya?" tanya Delvin.

" Gue juga bingung pin, kalau gue tau, gue gak bakalan nangis kayak gini hua" jawab Rain kembali menangis.

FreEdOmWhere stories live. Discover now