Catatan Akhir Sekolah

27 1 5
                                    

~MK MOCHTAR~

Seorang lelaki paruh baya, berjalan dengan tenang di depanku, senyumnya selalu menghiasi hari harinya, bicaranya lemah lembut tapi pasti, tampak biasa biasa saja, tidak kebanyakan guru guru yang lain, sosok ini hampir tidak diperdulikan banyak santri di tempat pondokku dimana kami menimbah ilmu dan pengalaman.

Masa kelas satu hingga kelas dua kujalankan, biasa biasa saja, pakaian yang sederhana, kendaraan yang dipakainya sangat biasa biasa sajaa " ga ada yang maknyuss gitu loh" terlontar dalam lintas pikiranku sekali lagi, sepertinya, tidak ada yang bisa diambil dari dirinya, hanya dia ramah, mudah senyum dan sedikit terasa sungkan bila ingin berbicara dengannya entah takut atau kata apa yang pantas untuk menjelaskannya, mungkin dia sosok yang terabaikan dari sekian guru yang ada.

Tinggalnya tidak jauh dari Asrama, orang mengenal tempat tinggalnya dengan sebutan Rumah Singgah, " Ya Rumah Singgah" dalam benakku teringat dari sebutan dan tutur teman teman yang sering memberi isyarat pada tamu yang datang ingin bertemu dan berkunjung denganya.

Kini dalam tahun berjalan tidak terasa aku sudah duduk di kelas tiga bersama Nanda teman karibku, masa akhir aku bersemayam di Pondok Pesantren, tidak terasa memang, ternyata hampir tiga tahun ku lalui masa penting dari setiap perjalanan hidup ku dan hampir seluruh waktu remajaku kuhabiskan di dalam kegiatan rutinitas yang dijalankan dalam program pondok, hingga suatu pagi.

~~~O0O~~~

Minggu pagi, di awal semester pertama pada tahun ketiga, datang sosok tinggi itu, dengan senyumnya yang selalu memberi isyarat ramah pada setiap kami, tapi sedikit rasa sungkan untuk lebih akrab dengannya

Pagi itu, tiba beliau datang, untuk sedikit minta waktu dari rangkaian kegiatan acara rutin kami pada setiap minggu, dimulai dengan berikan pengarahan yang ala kadarnya. Dia membuka pembicaraannya, hingga memberi penjelasan kondisi perkembangan terakhir seputar masalah Pandemic Covid 19, dan pesan yang singkat itu dapat disimpulkan agar kami para santri tidak lupa dan saling mengingatkan untuk.menjalankan protokol kesehatan dimasa sekarang ini.

Lalu selanjutnya beliau bertanya kepada kami semua " apakah kalian merasa rindu dengan orang tua kalian?" serentak kami menjawab " rinduuuuu" ungkapan yang spontan dari seluruh santri yang telah ditinggalkan orang tua dalam masa semester awal tahun ini, dan dimasa vademic yang menjalar serta liar kemana mana dan menakutkan bagi kebanyakan orang, tidak bagi kami, itu mungkin tiadanya info seperti dialami orang orang di luar sana. Semua orang tua dilarang untuk mengunjungi anak anaknya dengan pertimbangan ditakutkan akan terkonvirmasi wabah covid 19.

Setelah semua pengarahan yang dilakukannya, sedikit menyinggung " bagi santri kelas 3 untuk kepentingan menyelesaikan tugas tugas kuliah kalian kelak, di buka trening singkat pembuatan makalah" dengan santai dan tegas diucapkan seakan begitu penting materi itu.

Nanda selaku teman karibku mengajak ikut dalam training singkat itu " sylvi ikut yuk" , eee mmm " boleh" dengan banyak muatan keraguannya dari jawabanku itu, lanjut nanda " yaa iseng iseng berhadiah, bila enak teruskan dan bila tidak ya lupakan sajaaaa" sambil senyum has Nanda.

" mungkin ini sebuah usaha beliau memperkenalkan cara belajar di dunia kampus " gumamku selintas atau upaya beliau untuk mempersiapkan santri agar adaptif dengan tugas tugas kampus kelaknya " bodo ah, yang rasain dulu baru komentar" kata Nanda " belum juga masuk uda maju mundur, kayak undur undur" lanjut Nanda dengan tawa has ce kaka ce kiki, aku pun balas senyum pada Nanda dengan landai dan semakin landai dan landai lagi.

~~~O0O~~~

Minggu pagi sehabis kegiatan rutinitas membersihkan lingkungan asrama, sebuah bayangan sosok yang cukup dikenal dari arah bayang matahari pagi pada bagian barat menyebarnya cahaya ultraviolet pagi itu, dengan langkah pasti sosok itu mengarah ke salah satu kelas tingkat dasar dari yang baru terbangun di lingkungan putri, aku melangkah menuju kelas yang sudah direncanakan sebagai tempat trening kami, " Assalamualaikum" ucapan salam dilontarkan oleh ku dan satu persatu santri dari arah luar memasuki ruangan " waalaikumsalam" suara laki laki itu menjawab dengan diiringi senyum hangat pada kami semua dan dilanjutkan pengantar yang dipaparkannya pada kami perihal pentingnya menulis dalam kegiatan seorang mahasiswa kelaknya, begitu penting hingga sangat dirasa perlu untuk mempersiapkan kemampuan menulis, sebelum memasuki jenjang tersebut, walaupun lanjutnya cara cepat dan sederhana yang akan diberikan kepada kami itu sebagai dasar yang sangat berguna sampai kelak kami akan menyelesaikan tugas akhir pada jenjang S1 dan selain untuk jenjang akademik selanjutnya.

Ada satu pernyataan yang menarik bagiku dalam sederet paparannya " bapak tidak pernah menganggap kalian bodoh atau pintar sekalipun, tidak ada konsep bodoh dan pintar bagi saya" jelasnya dengan lantang, lanjutnya " satu kata saja jawaban kalian, walaupun itu salah menurut yang lain, sudah saya hargai dan kamu adalah orang yang diprediksikan akan menjadi manusia berhasil. betapa aku merasa sangat dihargai pikirku mungkin semua teman punya perasaan yang sama, tandanya satu persatu yang ikut dengan berani berpendapat, hingga suasana kelas menjadi hidup, dan pembelajaran terasa menyenangkan tanpa terasa beban sedikitpun sampailah training hari pertama dilewatkan hingga beliau berdoa dan kami pun mengangkat kedua tangan mengaminkan permintaan beliau kepada Allah, agar ilmu yang sedikit dan ter anugrah dari Allah ini, diberikan manfaatnya kepada kami kami yang ikut dan sesi pun ditutup dengan wassalam.

~~~O0O~~~

" Sil, kira kira datang ga ya, bapa itu" rumpi Nanda mengawali pagi itu selepas sarapan pagi minggu ke 2, sambil melirik seiring senyumnya yang misterius, "Datanglah gak mungkin, orangnya tepat waktu dan konsisten", dan belum habis aku menjawab pertanyaan Nanda, terdengar langkah gontai dengan sejumlah buku yang tebal tebal dibawa oleh sosok yang terabaikan itu, " kenapa Nan, ga sabar ya, mau cepat cepat dapat pelajaran pembuatan makalah yaa?" godaan kulontarkan pada Nanda " iya" jawab Nanda lugas dan datar, " ga biasa biasanya kamu ini Nanda, kemarin katamu ga menarik" ku lanjut menggoda " iya, tapi penasaran sejauh mana menariknya pelajaran ini" ucap Nanda ringan terlepas begitu saja dari dua bilah bibirnya yang mungil, selalu beraroma senyum yang tersimpul, dan aku segera mendahului mereka yang lain memasuki kelas dan pelajaran pun dimulai dengan riang gembira dan terasa lebih menarik lagi, karena banyak ilustrasi dan apa yang diberikan bapak kepada kepada kami hal hal yang baru dan cara cara pola baru dalam sistem pembelajaran di kelas, kelas menjadi bergairah kami pun ikut merasa bergairah
untuk menerima semua tumpahan ilmu dan pengalaman beliau, semakin lama semakin terasa haus dengan materi yang diberikan beliau, seolah muncul rasa haus dan ingin cepat memperoleh apa yang ingin diberikan nya pada kami.

begitulah beliau merangsang adrenalin elektromagnetik otak kami, hingga kenyamanan di dalam menerima setiap apa yang diberikan pada kami cepat dimengerti dan terasa haus lagi untuk dapat memperoleh tahap berikutnya dan haus lagi, dan ingin dapat tahap berikutnya, namun di sela sela itu, beliau memberi latihan intensif, langsung dibimbing pada setiap sore selepas kami makan sore, disitulah pendalaman setiap tahap materi yang diberikan di kelas itu, kami dapat lebih dalami dan diperkuat dengan pemahaman dan mengerti serta dapat diterapkan dalam setiap latihan latihan yang diberikan.

Aku hanya terkesima, melihat setiap latihan yang dibuat dan dikerjakan, Nanda pun kulihat seperti kecanduan untuk membuat setiap tugas yang diberikan bahkan, Nanda memilih membuat judul dan penyelesaian dengan caranya sendiri, dan itu diperbolehkan sama beliau untuk mengembangkan dengan cara dan selera masing masing. " sebuah cara tumbuh kembangkan kepercayaan diri yang kental terlihat dari metoda yang dihidangkannya kepada kami" bersit hatiku, dan aku sangat semangat setiap menemani Nanda menyerahkan Pr pr yang diberikan dan setiap kali telah paham dan memenuhi jumlah tugas dan diperiksa lalu dianggap cukup maka tugas yang diperiksa memperoleh tanda tangan beliau yang hampir tidak mungkin tanda tangannya diberikan sembarangan orang.

Tanpa terasa pelajaran 4 kali pertemuan telah selesai dilaksanakan dengan intensitas cukup mempengaruhi daya paham dan mengerti ya apa yang diberikan dan ditugaskan pada kami, hingga tidak logis rasanya dalam waktu kurang dari satu bulan kami sudah paham dan dapat mempraktikkan satu hal yang penting untuk masa depan kami secara berkelanjutan kelaknya.

Di Akhir penugasan yang telah ditandatangani, beliau berdoa dan memohon pada Allah agar ilmu yang dianugerahkan tersebut bermanfaat pada kami, serta untuk dapat digunakan di jalan kebaikan dan terutama untuk syiar agama sebagai manifestasi dari kewajiban ibadah bagi seorang muslim.

~~~O0O~~~

Banyak hal yang terasa kurang untuk ditanyakan, dan setiap pertanyaan diajukan pada beliau, memberi dan.menumbuh kembangkan semangat baru, pada diriku dan itu juga dirasakan oleh Nanda, hingga seakan kita sedang kehausan terhadap sesuatu yang disampaikan dan yang dijelaskan oke nya pada kita, aku menyesal baru kenal dan selalu ngobrol dengan sosok yang sederhana dan biasa biasa saja ini.." kenapa gak dari kelas satu" selitas daya literasi itu terpapar dalam benak dan segala pikiranku. tiada hari tanpa rasa hais dan tiada hari tanpa senyum dan itu biasa, mengalir dalam tawa canda ria bersama beliau yang terabaikan selama ini.
"nyesaaaaaaaal dech"..emmm.
cau www....dadaaaa.

November kala hujan mulai mengguyur bumi dan perlahan meninggikan permukaan hamparan air di seluruh Jambi.2020.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CATATAN AKHIR SEKOLAHWhere stories live. Discover now