" Tu Azar tu, Azar nie pegang " ghina memberikan handphone nya kepada Azar

" Assalamualaikum kak " sapa Azar

" Waalaikumsalam bro, gimana game Lo, udah di level berapa ?"

" Gue itu hampir selesai gara-gara mbak gina, jadi turun 70%, ngeselin banget emang "

" Hahah yang sabar bro, nanti kalau gue ngak sibuk, gue akan kesana bantu Lo, gue pastikan ngak ada penggagu nanti nya "

" Siap, ditunggu kak "
Azar memberikan handphone nya kembali ke ghina

" Ghina, happy birthday ya, maaf gue ngak bisa ngerayain ulang tahun Lo kali ini, karena tugas gue di sini banyak banget "

" Ngak papa kok, tapi pulang jangan lupa oleh-oleh khas Lampung ya "

" Siap, oke ya udah ya ghina, sekali lagi happy birthday, doa terbaik buat Lo, assalamualaikum "

" Iya terima kasih, waalaikumsalam " tut, telpon diputuskan bersama, ghina merasa senang karena telah mendapatkan ucapan selamat dari seseorang yang terindah dihidup nya

" Seneng deh dapat telpon dari orang yang disayang " ledek Azar pada ghina

" Ish kamu ya, biasa aja kok orang khaynan sahabat mbak, uuhh kamu sewot aja " bela ghina pada dirinya sendiri

Tak terasa perjalanan panjang pun telah usai kini mereka sudah berdiri di rumah yang sangat megah bertulisan "Ir. Alif Muzani M.M., MBA " gelar yang didapat kakek gina pantas di Agung kan

" Udah berapa lama ya, kita ngak kesini lagi " lirih bunda melihat rumah besar ini, Abi yang mendengar penuturan itu dari istri nya pun, mengelus pundak nya " udah ayo kita masuk " ajak Abi dan di setujui oleh semua nya

Mereka menekan bel, dan pintu pun dibuka oleh asisten kakek gina yakni bi suri, " eh ada tuan, masuk tuan ayo " ucap nya ketika melihat Abi

Rumah megah ini hanya di huni 4 orang saja, Alif, Misty, bi suri, dan mang mamat, setelah pasca waktu itu Radit tak pernah lagi menginjakkan kaki dirumah ini, banyak kenangan masa remaja nya disini namun, ia kubur semua kenangan itu sebab dia menolak keras keinginan ayah nya yang menginginkan dia menjadi seorang tentara waktu itu, sempat ia mengajak Mala untuk kesini, meminta restu itu pun di tolak terang-terangan oleh Alif, hal itu tak membuat Radit goyah di tetap pada pendiriannya, ketika Alif mendapatkan kabar bahwa dia sudah memiliki cucu dari putra nya Radit, dia sangat bahagia tapi ketika mendengar jenis kelamin nya perempuan, dia enggan untuk melihat namun, ketika dia mendengar kelahiran anak kedua dari Radit yang berjenis kelamin laki-laki, ia pun rela meminta maaf pada Radit atas semua perlakuan nya dan Radit memaafkan, Alif memohon agar Radit tak boleh membatasi dia untuk bertemu cucu-cucu nya dan Radit pun menyetujui itu, maka dari itu ghina maupun Azar tidak tau bahwa perna ada perang besar antara Abi dan kakek nya dahulu, dan harus di ketahui bahwa kasih sayang kakek terhadap ghina maupun Azar terkadang berbeda dan sering kali itu terlihat jelas, dan setiap keputusan yang Alif ambil itu tidak bisa diganggu gugat karena dia ingin semua nya berjalan sesuai keinginan nya, sedang kan Radit tak bisa bersikeras lagi karna kehidupan nya bergantung kepada ayah nya sekarang ini

" Ehh kalian sudah sampai " ucap alif ketika melihat kehadiran kami, sesuai dengan ajaran Islam ketika datang kita harus menyalami orang yang lebih tua, sebagai tanda penghormatan, itu pun kami lakukan kami menyalami kakek dengan begitu takzim itu pun Abi lakukan sebagai contoh untuk anak-anak nya

Azar yang menjadi cucu kesayangan selalu kakek nya ajak untuk duduk di sebelah nya, sedang kan ghina harus melihat adik nya diperlakukan manis oleh kakek nya, bukan kah seorang kakek harus adil terhadap cucu-cucu nya ? Namun, gina hanya bisa tersenyum tanpa melakukan apa pun, walaupun hari ini sebenarnya hari yang spesial buat ghina

" Acara nya nanti jam 4 sore ya " peringkat kakek kepada mereka, ghina terkejut jam 4 sore ? Kenapa harus jam 4 sore ? Sedang kan ini masih jam 1 siang, bagaimana dengan make up nya ? dan kakek nya tidak memberi tau bahwa dia mengadakan pesta, ghina ingat setiap dia berulang tahun yang terjadi hanyalah makan keluarga saja dan ini membuat ghina syok

" Kakek buat acara ? " Tanya ghina yang benar-benar terkejut, bukan hanya ghina tapi semua nya termasuk Abi dan bunda

" Iya, emang kenapa ? " Timbal kakek balik bertanya, kakek selalu mengambil keputusan sesuai mau nya, contoh nya seperti ini tanpa memberi tau kami bahwa dia mengadakan acara untuk ghina

" Kakek kok ngak bilang dulu ?"

" Buat apa bilang, kamu juga pasti mau kan ?"

" Ghina tau kakek itu.. " belum sempat ghina menyelesaikan ucapannya kakek langsung saja memotong dengan bilang

" masih untung dibuat kan acara, emang selama kamu ulang tahun ada acara kek ini, selain cuman makan keluarga kecil-kecilan " kata- kata itu membuat ghina terdiam kakek nya selalu saja seperti ini terhadap nya, sangat berbeda saat dia bersama Azar, tapi bunda selalu meyakinkan bahwa sifat kakek yang seperti itu tanda nya dia sayang, namun ghina tau besar terdapat perbedaan diantara mereka

Abi hanya bisa diam dan mendengarkan, seolah terlihat acuh tanpa pemberontakan untuk membela ghina

Terdengar deru langkah seseorang yang turun dari tangga " eh ada om Radit dan Tante Mala, ada Azar dan ghina juga ya, oh iya aku lupa ghina hari ini ulang tahun ya " ucap nya berterusan sampai dia duduk di sebelah kakek, Azar duduk di sebelah kanan dan Misty berada di sebelah kiri

Misty merupakan cucu kakek dari kakak nya Abi Radit yaitu Seno, kedua orang tua misty meninggalkan karna kecelakaan dan hanya dia yang terselamatkan

Kakek juga begitu menyayanginya sama hal nya dengan Azar, sebab Misty anak dari om Seno yang merupakan abdi negara sedang kan Abi hanya seorang servis elektronik, semua terlihat jelas ketika kasih sayang harus di bedakan antara satu dan yang lain nya

Ghina memang tak seberuntung Misty dan Azar namun, itu tak membuat ghina cemburu dan haus kasih sayang, sebab bunda dan Abi selalu mencoba melengkapi saat gini membutuhkan hal itu

" Eh gina selamat ulang tahun ya " ungkap Misty ketika dia sudah duduk, ghina hanya bisa membalas dengan senyuman, rasa nya dia kecewa atas keputusan kakek nya, jika seperti ini untuk ada dia ber-make up lama-lama, bunda sangat mengerti apa yang dipikirkan ghina sehingga bunda mencoba menguatkan ghina dengan menggenggam tangan putri nya

Ucapan selamat hanya belum dia dengar dari kakek nya, Abi dan bunda serta Azar sudah mengucapkan nya ketika mata nya ghina baru saja terbuka, mereka mengejutkan ghina dengan cara mengatakannya bersama-sama, di jam yang masih dini hari ketika ghina hendak bangun untuk sholat subuh, mereka mengejutkan ku untuk mengucapkan selamat ulang tahun, hingga pada akhirnya mereka melakukan sholat subuh berjamaah dirumah

" Ya sudah, kakek mau siap-siap dulu, dan melihat semua nya apakah sudah selesai, kalian lakukan apa yang kalian mau disini, kalau perlu apa-apa tanyakanlah dan mintalah kepada Bu suri " ucap nya meninggalkan kami, Misty pun pamit untuk kamar nya

Rumah ini besar dan megah namun didalam nya terasa bukan sebuah rumah melain kan gedung tanpa penghuni, rumah ghina tidak terlalu besar namun terasa begitu nyaman dan hangat, sebab disana kasih sayang selalu tersalurkan untuk satu sama lain

~~~~~
Yey udah judul baru nie ya
Gimana ? Gimana ?
Ada yang penasaran ngak sama akur nya ? Kira- kita kehidupan apa lagi ya yang akan ghina alami ?
Yang penasaran terus pantau in ya jangan sampe ketinggalan

Yang mau kasih kritik dan saran, boleh langsung di kolom komentar atau dm ya

Jangan lupa tinggalkan kesan
Dengan cara vote dan komen

Dan jangan lupa mampir kecerita lain nya !
Follow auto follback :)
Byee

Assalamualaikum

Relung Hatiku♥️ Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang