21

256 20 2
                                    

Penyembuhan Chayoung tidak cepat dan sesuai keinginan semua orang. Tapi jika semua adalah jalannya, mereka membiarkan Chayoung untuk lebih lama didalam ruang icu hingga pulih. Wanita itu memang sudah dapat berbicara meskipun suaranya nyaris hilang dan dari sorot matanya, ia terlihat ingin beraktivitas tapi apa daya kata dokter untuk menetapkan Chayoung di ruang ICU hingga dapat dipastikan kondisi tubuh dengan lukanya yang dalam tidak membuat kesehatan Chayoung menurun.

Vincenzo hanya bisa diam, melihat Chayoung dari luar. Ia tak bisa berpikir jernih untuk beberapa hari ini. Rasanya ini bukan dirinya, setelah mendengar apa yang diucapkan oleh dokter bahwa Chayoung masih berpotensi kritis, ia kalut.

Ia takut Chayoung pergi dari kehidupannya.

"Vincenzo-nim." atensinya beralih pada seorang gadis cantik yang berada disampingnya. Ia menunduk hormat lalu ikut melihat nona Hong Chayoung.

"aku ingin bertanya soal babel," Vincenzo mengangguk sebagai ganti dari suaranya. "apa Jang Hanseo menderita saat bersama kakaknya?"

Kenapa pertanyaan Yoonjung sedikit aneh bahkan ia menoleh pada Yoonjung yang terlihat sedih. Vincenzo tak langsung menjawab, kembali lagi melihat Chayoung yang tertidur pulas.

"saat aku kecil, aku berteman baik dengan Hanseo. Aku merasa sangat bersalah aku tidak cepat menemuinya setelah lulus sekolah, terakhir dia mengirim pesan aku harus bertemu denganmu."

"dengan ku?" beo Vincenzo, badannya sudah berubah posisi. Ia sedikit menyerong tuk melihat Yoonjung.

"dia menelponku untuk menceritakanmu dan sewaktu-waktu sesuatu yang buruk terjadi padanya, aku harus bertemu dengan mu jika kakaknya tidak berhenti." semacam wasiat, sudah ia duga gadis ini tidak semena-mena hadir di kehidupan Chayoung. Ia adalah sahabat Hanseo dan ia memegang pesan terakhir Hanseo alih-alih dirinya yang berada di akhir hayat.

"dan aku hanya bisa berterima kasih kepadamu tentang Hanseo, dia merasa bersyukur punya sosok kakak yang asli di kehidupannya dan di akhir hidupnya Vincenzo-nim.... yang terakhir dilihatnya. Aku merasa bersyukur dan merasa bersalah, terima kasih."

Vincenzo mengulum senyumnya dan menepuk bahu Yoonjung. Ia tahu seberapa besar penyesalan Yoonjung ketika ia terus melihat ke bawah dengan sorot yang sedih. Sama seperti dirinya saat melihat jasad Hanseo sebelum pembalasan dendam.

Ia tidak tahu seberapa dekatnya Yoonjung dengan Hanseo tapi mendengar tuturnya, ia sangat dekat dan terlebih lagi hatinya damai saat mendengar jika Hanseo menganggapnya seorang kakak alih-alih ia memiliki seorang kakak dengan sifat iblis.

"tidak perlu terima kasih, itu sudah tugasku untuk melindunginya sampai akhir. Terima kasih sudah jujur kepada ku, itu sudah cukup Yoonjung."

Yoonjung hanya mengangguk dengan senyum kecilnya, sebentar lagi air matanya jatuh.

"bagaimana kabar keluargamu?" tanya Vincenzo, mengalihkan pembicaraan.

Selama menunggu Chayoung siuman, mereka berdua sering berbincang seperti ini tapi tidak seberat hari ini saat Yoonjung mengungkapkan perasaannya tentang Hanseo.

"sama seperti sebelumnya."

"adikmu? sudah membaik?" Yoonjung menggeleng lesu.

"belum ada kabar lebih baik dari ia semakin membaik." jawabnya. "aku tidak tahu ia akan bangun atau tidak, tapi aku ingin dia membuka matanya sesaat. Jika tidak aku merasa aku bukan kakak yang sangat baik, terakhir sebelum insiden, aku bertengkar. Aku menyesal."

"sama seperti ku," Vincenzo membuang nafasnya sejenak, "itu diluar kendali mu, kamu sudah melakukan kewajiban sebagai kakak itu sudah cukup. Tidak semua seorang kakak bisa bertanggung jawab seperti mu."

VINCENZO II : The Last Tower [-]Where stories live. Discover now