15

335 37 15
                                    

Vincenzo melihat pemandangan kota Seoul dari jendela kamar rumah sakit. Bangunan tinggi mulai bertambah banyak bahkan cukup membuat Vincenzo merasa jika ia sudah melewatkan banyak soal kota ini. Padahal baru satu tahun ia meninggalkan negaranya, perubahan begitu banyak.

Vincenzo menghela nafasnya pelan, ia memalingkan pandangan dari hadapanya menuju Hong Chayoung yang sedang membaca buku novel.

Cantik.

Ya katakanlah ia sedang berbunga-bunga dengan sosok Chayoung yang rindukan selama ini. Wanita pertama yang berhasil masuk ke dalam hatinya yang keras. Hong Chayoung namanya.

Vincenzo tersenyum diam-diam lalu kembali melihat pemandangan tapi tak lama kemudian pintu kamar terbuka oleh perawat rumah sakit.

"selamat siang maaf mengganggu, waktunya ganti Infus." katanya.

Lantas Vincenzo mengganggukan kepalanya lalu berjalan menghampiri Chayoung yang melihat sang perawat yang membawa infus baru untuknya.

"bagaimana kondisinya bu? Apakah sudah sedikit membaik?" tanya sang perawat dengan ramah.

"hmm... Lebih baik Ah.. Jadi ingin cepat keluar dari tempat ini." jawab Hong Chayoung.

Sang perawat hanya terkekeh, "sabar ya bu, pasti anda akan keluar jika waktunya sudah tepat. Apakah ibu ada keluhan sakit sebelum saya datang?" tanyanya.

"ada, dia gak mau nurut." jawab Vincenzo membuat Hong Chayoung melihatnya.

"wah ibu harus nurut dong sama suami!" ucapan sang perawat membuat Chayoung kaget. Suami?

Vincenzo hanya mengangkat kedua alisnya bingung.

"suaminya protektif ya, cepat sembuh ya bu. Nurut ya bu sama suami. Infusnya sudah diganti. Jika ada keluhan sakit, lansung panggil ya bu."

"i-iya..." jawab Chayoung.

"untuk hasil laboratorium sudah keluar, bapak bisa ambil sekarang. Saya antarkan sekarang karna dokter menunggu disana."

Vincenzo melirik Chayoung meminta izin dan Chayoung mengganggukan kepalanya.

"tenang pak, polisi masih berjaga didepan, istri bapak gak akan kemana mana kok."

Vincenzo hanya terkekeh, "baik saya kesana."

Sang perawat keluar terlebih dahulu dari kamar lalu diikuti Vincenzo beberapa detik kemudian setelah berbicara sedikit dengan Chayoung.

"aku pergi sebentar, jangan kemana-mana."

"iya pak!"

Mereka saling melemparkan senyum lalu berpisah. Kini Chayoung tertinggal sendiri di kamar. Ah Apakah tidak ada yang mau menemani Chayoung di rumah sakit selain Vincenzo atau Younjung? Tentu ada tapi mereka terhalang dengan pekerjaan mereka seperti bibi tteopokki.

Chayoung kembali membuka buku novel yang menarik perhatiannya.

Beberapa menit, seseorang mengetuk pintu kamarnya dan lantas Chayoung mengangkat dagunya lalu ia melihat pria paruh baya membawa keranjang buah. Melihat pria itu, Chayoung cukup terkejut tapi ia tetap menunjukkan senyumnya.

"pak Jo?"

Pria yang di panggil pak Jo, tersenyum dan sedikit menganggukan kepalanya sebagai tanda hormat. Chayoung ikut menundukan kepalanya sedikit dan kembali melihat pria itu.

"bagaimana kondisi nona?" tanyanya sembari menghampiri Chayoung.

"agak membaik pak. Bagaimana kabar pak Jo?"

VINCENZO II : The Last Tower [-]Where stories live. Discover now