03.2

669 57 3
                                    

Younjung sudah sampai di gedung intelijen tapi dia tak mau masuk karna orang yang menyuruhnya belum kunjung muncul didepan matanya. Sekitar tiga menit yang lalu, ia sudah sampai ditempat karna jarak antara rumah sakit dengan gedung intelijen tidak terlalu cukup jauh.

"nona Younjung?" sapa seorang pria paruh baya memakai kaca mata, datang menghampiri Youngjung yang lansung membungkukan badannya. "kenapa kamu disini?" tanya pak Cho Yeong Woon, dulu yang pernah menjadi tangan kanan kepercayaan Vincenzo Cassano.

"aku diperintahkan untuk kesini." jawab Younjung jujur. 

"untuk apa?" tanyanya.

"Youngjung-ah!" 

Akhirnya yang ditunggu Younjung datang bersama seorang laki-laki yang diketahui Younjung adalah direktur An Gi Seok. "maaf menunggu lama." ucap nona Hong.

"rupanya kalian, kenapa terburu-buru sekali?" tanya pak Cho dengan penasaran. 

Di Korea, matahari baru saja terbenam tapi di Italia, bulan sudah menaik menyinari penduduk Italia yang masih beraktivitas

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Di Korea, matahari baru saja terbenam tapi di Italia, bulan sudah menaik menyinari penduduk Italia yang masih beraktivitas. Sudah pukul sembilan malam, tak ada tanda-tanda pria berdarah Korea itu akan tidur. Masalah perusahaan Babel yang diakuisisi masih terputar dipikirannya apalagi bisa mengancam firma hukum Jipuragi. 

Ini bukan masalah ia yang membunuh Jang Hanseok dan nona Myunghae tapi yang di permasalahkan adalah kapan ia bisa ke Korea dengan namanya bersih, bebas dari kata buronan negara. Memang terbilang sangat berdosa tapi alasannya untuk membunuh merupakan hal yang terbilang cukup sangatlah baik. 

Bisa dibilang, Vincenzo saat pembantai Jang Hanseok dan Myunghae adalah kesatuan hati dan keberanian dari para korban jahat perusahaan Babel, pengacara Hong Yu Chan, Nam Ju Seong, warga Geumga Plaza, dan Pengacara Hong Chayoung. Bukan berati dosa pembunuhan Jang Hanseok dan nona Myunghae dibagi secara rata...

Kopi yang dibuat Vincenzo Cassano sudah habis. Melirik apakah masih ada kopi sachet di meja hotel, ternyata sudah habis.

Fakta baru, Vincezo Cassano menjadi penggemar kopi sachet. 

Lupakan masalah kopi, sekarang Vincenzo harus berpikir. Bagaimana cara dia ke Korea tanpa acara diplomatik negara Korea dan Italia. 

Jelas tidak mungkin menuju ke Korea dengan kapal, kapan dia bisa sampai di Korea secepatnya jika ide seperti ini yang terbesit di otaknya ketika melihat kapal didepan sana.

Sangat mustahil.

Yang ada, Vincenzo sudah berkumis menunggu kapan ia akan sampai.

Berkali-kali Hong Chayoung mendengus kesal sedangkan nona Younjung hanya terdiam, mencoba berpikir jernih usai mendengar atasan direktur An Gi Seok menjelaskan kasus Babel Group dengan secara perinci

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Berkali-kali Hong Chayoung mendengus kesal sedangkan nona Younjung hanya terdiam, mencoba berpikir jernih usai mendengar atasan direktur An Gi Seok menjelaskan kasus Babel Group dengan secara perinci. Mulai dari bagaimana Babel Group dapat diakuisisi dan proses pembersihan nama Babel Group dengan diungkapkannya bahwa pemilik Babel group bersama anak buah yang merupakan seorang wanita tua, mati bunuh diri.

Pak Cho selaku orang yang mengawasi kasus Babel Group juga menambahkan jika bukti bunuh diri tuan Jang Han Seok dan nona Myunghae cukuplah kuat bahkan anehnya lagi, nama Vincenzo Cassano tidak disangkut pautkan lagi dalam bukti tersebut. 

Foto-foto tulang belulang, tempat kejadian adalah bagian bukti jika itu adalah bunuh diri. Hasil DNA juga membuktikan jika semua sangatlah cocok.

"ini sangat perinci, tanpa ada kekurangan sekali..."  gumam Younjung, melihat betapa banyaknya foto bukti kejadian. "apa ada kemungkinan jika ini disusun? ini terlalu rapi." celetuk Younjung benar adanya. 

"benar, ini terlalu rapi." 

"tapi..." ketika tuan An Gi Seok membuka suara lagi, semua atensi mata beralih padanya.

"pak Vincenzo lepas dari daftar buronan negara." lanjutnya.

"tunggu sebentar," kini beralih pada Younjung. "jika ini disusun dengan detail dan rapi sampai kasus ini akan ditutup, kuator juga akan mengkahiri masa pengawasan, Babel bisa saja lepas dari perusahaan San dan menjadi Babel Group seperti dulu." lanjutnya.

"dan dia memancing Vincenzo Cassano untuk datang ke Korea." sahut pengacara Hong. 

Mereka diselimuti keheningan, berkutik dengan pikiran masing-masing sampai atasan An Gi Seok membuka suaranya. "yang kita butuhkan adalah tuan Vincenzo Cassano untuk datang ke Korea, dia harus terdeteksi atau setidaknya, dia menyerahkan diri sebagai korban atas penuduhan ini." ide yang bagus, Chayoung menyukainya.

"baiklah, kita harus menyambut tuan Vincenzo dengan kegembiraan yang meriah." ucap Chayoung. 

"tapi sebaiknya kita tidak berjaga-jaga saja? perusahaan San pasti tau apa yang terjadi Babel group selama ini dan pasti mengawasi kita." ucap Younjung.

"pasti mereka mengawasi kita dengan teliti."

"Aku akan melacak tuan Vincenzo lagi, semoga tuan Vincenzo dapat dilacak sekarang." tutur kata Pak Cho membuat diri Hong Chayoung sedikit tidak enak. Pasalnya tadi siang, orang yang mereka cari justru menghubunginya bahkan tak tanggung-tanggung jika dari satu tahun yang lalu, mereka sudah bertemu di acara diplomatik negara Korea dengan Italia.

 Pasalnya tadi siang, orang yang mereka cari justru menghubunginya bahkan tak tanggung-tanggung jika dari satu tahun yang lalu, mereka sudah bertemu di acara diplomatik negara Korea dengan Italia

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Sudah jam sebelas malam, Hong Chayoung hanya bisa duduk termenung di sisi kasur sambil memegang ponselnya yang mati. Ingin rasanya menghubungi Vincenzo tapi tak mungkin jika ia menghubungi tuan Mafia Italia itu sekarang. Meski ia tau perselisihan jam tapi tak bagus jika menelfon.

"apakah aku harus menelfonnya?" pertanyaan itu terus terngiang di kepalanya selama satu jam lamanya. Bahkan karna terlalu bingung, dia bertanya pada tembok, bantal tidur, dan ponselnya sendiri.

"ah tidak...tidak...mari tidur saja..."

Dan dia benar-benar tertidur tapi hal bodoh terjadi.

Orang yang ditunggu, menelfonnya ketika ia sukses memasuki alam mimpi dimana ia pergi ke pulau Vincenzo sebagai sepasang suami istri dengan anak-anak kecil yang merupakan anak dari hasil pernikahan mereka. Karna terlalu indah, orang yang dalam mimpinya yang sedang menelfon, terlewatkan, membuat pria tampan disebrang sana bingung.

"apa dia sudah tertidur? aku salah jam mungkin." gumam Vincenzo.

Lihat lah dua sejoli ini, sangat lucu. 

Padahal dering telfon Chayoung begitu kencang.

VINCENZO II : The Last Tower [-]Место, где живут истории. Откройте их для себя