8

600 49 8
                                    

Tidak semua orang dapat bisa marah saat mereka terkejut atau terluka

-law school

Chayoung tak berhenti berdecak kagum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chayoung tak berhenti berdecak kagum. Gedung Griya Tawang Younjung sungguh luar biasa. Ukiran, lukisan, luas gedung bahkan semuanya yang ia lihat sungguh membuatnya berdecak kagum. Kalau dipikir seberapa kayanya Younjung sampai bisa memiliki Penthouse?

"Silakan masuk.." Vincenzo membukakan pintu Penthouse, membiarkan wanitanya masuk terlebih dahulu.

"Thank you." Balas Chayoung lalu masuk kedalam. Sungguh Vincenzo hanya bisa tersenyum sampai sesekali menahannya karna takut orang berprasangka aneh padanya.

"Wah....luas juga." Kagum Chayoung tapi tak lama suara perutnya yang lapar mengganggu acaranya.

"Seharusnya kamu lihat makanan dulu jika lapar." Omel Vincenzo tak lupa menarik Chayoung menuju meja makan yang sudah penuh dengan hidangan mewah. Steak dan lain lainnya. Sanggup membuat Chayoung kaget.

"Aku takut aku tidak bisa makan semua makanan mewah ini...."

Vincenzo terkekeh, "mereka bisa membuatkannya untuk mu kapan saja." Reflek Chayoung menoleh melihat Vincenzo. "Siapa?"

"Ah itu.." Vincenzo menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Aku menyuruh beberapa chef untuk masak makanan malam hari ini karna ini spesial." Lagi dan lagi Chayoung dibuat terharu setelah tadi pagi ia dibuat terharu akan bunga pemberian Vincenzo.

"Ahaha! Apaan ini! Omo! Astaga! Aa..." Chayoung tampak sangat bahagia. Ia hanya membekap mulutnya terus menerus. Tak hentinya tersenyum dan mengutarakan kebahagiaannya dengan hidangan mewah di depannya.

Sebenarnya ada satu hal yang dia khawatirkan.

Dia takut sakit perut menerima makanan baru apalagi jika ia tahu harganya.

"Silakan duduk Sweetie." Entah sudah berapa kali Vincenzo memanggilnya Sweetie. Mulai menuju mobil, didalam mobil, sampai di gedung griya tawang dan sekarang ini.

Meleleh.

Setelah membawa Chayoung duduk. Vincenzo duduk di hadapan Chayoung.

"Emas batang mu tampaknya masih banyak..." Kata Chayoung.

"Lumayan setelah aku memutar uang itu. Bagaimana dengan milikmu?"

"Aku? Aku memakainya sedikit untuk perbaikan rumah dan sebagainya menyimpannya di bank."

"Boleh aku coba?" Tanya Chayoung tertarik dengan salah satu hidangan yang baru saja diletakan oleh seorang pelayan.

"Silakan, makan sepuasmu. Jangan khawatir soal harga, karna itu.." Vincenzo menepuk dadanya, "urusanku."

"Wah terima kasih Darling! Wah..."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
VINCENZO II : The Last Tower [-]Where stories live. Discover now