Bab 7 ||Ingatan Yang Pahit||

151 11 1
                                    

SELAMAT DATANG
.
.
BACA PELAN PELAN
.
.
DI BAB 7 INI HANYA BERISI INGATAN FUZI ASLI
.
.
HAPPY READING
.

Flashback On [02 Februari 2018/ Semester satu]

Fuzi tengah berjalan dengan santai ke perpustakaan untuk mengembalikan buku paket yang ia pinjam, tetapi belum sempat ia masuk ke perpus ia langsung di tarik oleh dua orang yang memaksanya untuk ikut.

"Aku mau di bawa kemana?" tanya Fuzi takut.

"Ikut aja nggak usah ngelawan bisa!" sentak salah satu dari dua gadis yang menyeretnya itu.

Setelah di seret secara paksa akhirnya mereka sampai di taman belakang sekolah dan kedua gadis itu langsung mendorong tubuh Fuzi ke depan, Fuzi yang belum siap di dorong akhirnya terjatuh di depan seseorang.

"Jadi ini siswi pindahan dan kata nya adik dari si kembar G," ejek gadis yang berdiri di depan Fuzi.

Fuzi mendongak dengan tatapan takut lalu ia kembali menunduk, gadis itu langsung jongkok dan memegang dagu Fuzi dengan kasar.

"S--sakit," lirih Fuzi yang mencoba melepaskan cengkraman tangan yang berada di dagunya.

"Hiks ... Lepas, ku mohon sakit." mohon Fuzi pada gadis itu yang masih mencekram kuat dagu Fuzi.

"Lo mau gue lepasin dagu nya?" tanya gadis itu dengan tersenyum miring.

Fuzi mengangguk, dagu nya benar benar sakit sekarang. Air mata menetes di kedua pipi mulus Fuzi.

"Akan gue lepasin tapi dengan syarat yang waktu itu gue tawarin," ucap gadis itu membuat Fuzi menatap gadis itu.

"Sy-syarat itu?" tanya Fuzi dengan segukan.

"Iya syarat yang dimana gue mau lo kejar Ellio, terus buat hubungan Raya sama Ellio hancur." ucap gadis itu yang melepaskan cengkraman di dagu Fuzi dan meniup kuku nya panjang.

Fuzi menggeleng dengan cepat pertanda menolak syarat yang di berikan oleh gadis itu, ini sudah ketiga kalinya Fuzi menolak syarat itu. Gadis yang memberikan syarat itu langsung menarik rambut Fuzi membuat gadis itu meringis kesakitan, dengan kejam ia menampar wajah Fuzi hingga bibirnya robek.

Plak!

"Kalau gitu siap-siap jadi bahan Bullyan gue setiap hari," ucap gadis itu yang mengambil plastik dari tangan salah satu yang menyeret Fuzi tadi.

"Dan lo akan dibully mulai sekarang oleh gue juga para sahabat gue," lanjut gadis itu dengan tersenyum puas setelah menumpahkan air kotoran yang di ambil lalu di masukan kedalam botol minuman yang kosong.

Fuzi hanya bisa mencekram rok nya menyalurkan rasa sakit itu, tawa ketiga gadis itu membuat Fuzi hanya bisa diam dengan air mata yang jatuh.

"Kalau lo ngadu sama kedua abang lo ... Maka suatu saat nanti gue pastiin Lo akan dapat bayarannya, lo mau tau apa bayarannya. Gue akan jual lo ke club malam dan buat lu jadi pemuas nafsu para lelaki di sana ngerti," tekan gadis itu lalu segera berlalu pergi meninggalkan Fuzi sendirian di tempat itu.

Setelah ketiga gadis itu pergi Fuzi langsung terisak dengan memeluk kedua lututnya, ini sudah ketiga kali nya dia di bully dan ancaman yang sama selalu di beri oleh gadis itu.

Ancaman dimana ia akan di jual ke club malam itu bukan hanya ancaman karena memang benar, setiap Fuzi sendirian ia selalu merasa di awasi oleh seseorang dengan topi hitam dan masker hitam jangan lupakan pakaian yang digunakan juga hitam.

♪The Perfect Character♪Where stories live. Discover now