Bab 3 ||Membiasakan Diri||

187 14 2
                                    

HAPPY AND CALM
.
.

Tiga hari berlalu selama itu juga Fuzi mencoba membiasakan dirinya dengan raga maupun tempat dia berada sekarang, dan selama tiga hari itu juga ia gunakan untuk melihat sifat sifat sahabat si kembar.

"Mah," Fuzi memanggil Rita yang tengah memasak.

"Ada apa sayang?" tanya Rita tanpa menoleh.

"Apa seragam aku cuma satu?" tanya Fuzi balik.

Rita langsung terdiam lalu mengangguk, Fuzi langsung menghela nafas. Bukan hanya itu ada yang membuat Fuzi lebih menghela nafas panjang, ia lebih memilih untuk duduk kursi makan.

"Aku izin keluar nanti siang mah," ujar Fuzi yang memakan roti lapis yang ia olesi dengan selai strawberry.

"Loh ngapain?" tanya Rita yang sudah selesai memasak dan meletakan masakannya kedalam mangkok.

"Mau beli barang baru mah, entah kenapa semua barang Fuzi yang sekarang ... Fuzi nggak suka sama sekali apalagi seragamnya," jelas Fuzi membuat Rita mengangguk paham.

"Sama abang ya, mau bang Gale atau Gala asal salah satu dari mereka." ucap Rita yang di angguki oleh Fuzi.

Dimana si kembar dan Heri? Jawaban nya mereka sudah berangkat, karena jarum jam sudah menunjukan pukul tujuh lewat. Jadi hanya ada Rita, Fuzi, pelayan dan beberapa bodyguard saja di rumah.
.
.
.
Fuzi yang merasa bosan akhirnya memilih berbaring di sofa panjang dengan kaki yang bergelantung di tangan sofa, ponselnya ia buka dan memainkan game kesukaan.

Untung game kesukaan nya ada di dunia ini kalau tidak ... Ia tidak tahu harus seperti apa jika bosan, mungkin membaca novel. Tapi sayang didalam apknya kesukaan nya itu tidak ada yang menarik perhatian, jadi ia lebih memilih memainkan game.

Jam telah berganti menunjukan pukul 12 siang yang berarti sikembar telah pulang, tapi Fuzi sama sekali tidak sadar karena begitu asik bermain game kesukaan nya.

Ceklek!

Suara pintu terbuka bahkan tidak membuat Fuzi terusik, ia benar benar fokus bermain game online tersebut. Tujuh remaja terlihat memperhatikan dirinya dengan wajah melongo lebih tempatnya hanya lima orang sedangkan dua yang lain dengan wajah datarnya saja, ya jika kalian bertanya kenapa mereka begitu karena Fuzi berbaring dengan keadaan yang benar benar tidak aestetic.

Kaki yang berada di atas sofa dan kepalanya berada di lengan sofa, sofa yang di gunakan Fuzi adalah sofa sudut. Jadi begitulah ... Jika dirinya sudah benar benar fokus dengan game nya maka ia tidak peduli dengan sekitar.

"Ck! Selalu, apa dia tidak melihat map di atas?" bingung Fuzi yang berucap panjang.

"Huh?"

"Shit?! What are you doing? Why my prey," gumam Fuzi yang hanya bisa menghela nafas pelan walau wajahnya terlihat tenang.

"Tank yang benar benar tidak berguna," lirih gadis itu.

Defeat

Itulah yang tercetak di ponselnya membuat gadis itu berdecak walau wajahnya datar, setelah itu ia meletakkan ponselnya lalu menatap jam saat akan menatap jam. Ia langsung spontan duduk karena melihat Galvin yang tersenyum padanya.

Saat melihat sekitar Fuzi langsung mengumpat dalam hati lalu menatap mereka datar, setelah itu duduk di kursi dengan baik.

"Adek kenapa berbaring kaya tadi?" tanya Gala yang duduk di dekat Fuzi.

"Hanya ingin," jawab Fuzi seadanya.

"Oh, terus kamu main apa tadi?" tanya Gale mengelus rambut panjang Fuzi.

♪The Perfect Character♪Where stories live. Discover now