Bab 6 ||Kebenaran & Amarah||

164 12 0
                                    

.
.
.
Seragam melekat sudah ditubuh Fuzi dan kini dia tengah berada di jalan tol yang berhenti karena lampu merah, melihat kesamping ternyata kedua kakaknya bisa menyusul dengan cepat.

"Kenapa nggak nunggu abang?" tanya Gala yang kini sudah berada di samping Fuzi.

"Abang lambat," jawab Fuzi santai membuat Gala dan Gale hanya bisa menghela nafas pelan.

"Tapi kan bisa nunggu sebentar lagi," gumam Gale yang di dengar oleh Fuzi.

"Fuzi udah nunggu, tapi abang berdua lambat " ucap gadis itu membuat Gale langsung menatap kearah nya.

"Kamu dengar dek?" tanya Gale yang terkejut.

"Denger, walau samar." jawab gadis itu.

Gala dan Gale saling tatap lalu menggaruk tekuk mereka pelan, lampu merah berganti hijau. Fuzi dan si kembar akhirnya menjalankan motor menuju SMA, sampai di parkiran semua tatapan jatuh pada Fuzi yang menggunakan motor baru nya.

"Itu siapa anjirr?"

"Gila motornya warna putih."

"Gala sama Gale kawal itu motor loh."

"Jangan jangan Fuzi?!"

"Mana mungkin Fuzi."

Banyak sekali ocehan para siswa dan siswi pada Fuzi yang belum membuka helm nya, setelah selesai memarkir motor nya Fuzi langsung melepaskan helmnya dan itu membuat semua orang langsung menjatuhkan rahang mereka saat melihat bahwa Fuzi lah yang menggunakan motor tersebut.

"Anjirr, si Fuzi ternyata." kaget Galvin membuat yang lain juga ikut mengangguk.

"Lah. Buset gue nggak nyangka kalau itu Fuzi," tungkas Saga.

Fuzi terlihat biasa biasa saja terlebih lebih dua yang menjadi pusat perhatian, berjalan santai meninggalkan si kembar yang lebih memilih mendatangi para sahabatn mereka. Tetapi belum sempat Fuzi benar benar berjalan Moni dan Rebecca lebih dulu menahan gadis itu untuk pergi dan itu di lihat oleh si kembar dan juga yang lainnya.

"Hay sahabat tidak tahu diri," ejek Moni tetapi ada yang aneh terlihat Fuzi yang seperti menahan amarah pada sosok yang berada di sampingnya Monica.

"Wah nggak ngerespon, udahlah Moni dia bukan sahabat kita lagi ayo pergi." ujar Rebecca yang menarik tangan Moni untuk pergi.

Fuzi mengangkat sebelah alisnya lalu mengedik bahu nya pertanda tidak peduli, setelah itu Fuzi kembali pergi menuju ke kelasnya.

"Tunggu!" teriakan itu membuat Fuzi berhenti lalu menoleh.

"Gue sama elo satu kelas, jadi ... Kekelas bareng aja." tawar gadis itu dengan sedikit tersenyum canggung.

Fuzi menatap Raya dengan dahi mengerut pertanda bahwa ia tengah bingung dengan ucapan gadis itu.

"Maksud gue kita kan satu kelas jadi bareng aja ke kelas," jelas Raya kembali membuat Fuzi langsung mengangguk paham lalu kembali berjalan menuju kelas.

"El, aku duluan ke kelas sampai jumpa di kantin nanti." pamit Raya melambaikan tangannya pada Ellio.

Si kembar dan yang lain menatap Raya dengan tatapan bingung.

"Lah kok tu anak malah mau jalan sama Fuzi, padahal dia sendiri paling benci jika berhadapan dengan Fuzi." ucap Angga yang merasa aneh dengan Raya.
.
.
.
Lonceng istirahat telah berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas menuju kantin hanya untuk mengisi perut atau tidak membeli minuman. Fuzi gadis itu malah memilih berlawanan arah untuk ke toilet, sampai di toilet ia langsung masuk untuk membuang air kecil setelah selesai membuang air kecil, Ia ingin membuka pintu toilet.

♪The Perfect Character♪Where stories live. Discover now