"Hai sayang! Apa kabar? Apa mencintaiku memang begitu sulit untukmu, hm? Aku bahkan menjatuhkan egoku hanya untuk mendapatkan kamu, tapi .. ahahahah.. balasanmu mengesankan." Pria itu mencengkeram dagunya dan memaksanya untuk menatap wajahnya.
Meda berdecih.
Satu lagi manusia yang baru datang bergidik, dan mengacuhkan mereka. Kini tatapannya tertuju pada Rian dan Elletra.
"Kita kalah telak." Serunya.
"No problem. Kita masih memiliki orang mereka. Mudah bagi kita membalikkan keadaan." Rian menjawabnya santai.
Wanita itu tersenyum sinis, dan menggeleng. "Lo terlalu meremehkan lawan, Rian. Cepat pergi darisini atau matahari tidak lagi sudi menyapa kita."
Rian tau.
Ia baru ingat, salah satu sekutunya adalah seorang золотой череп yang berkhianat. Salah besar sebenarnya menculik pria bernama Kenzo itu, karena dengan menculiknya sama saja ia mengusik золотой череп. Sial, orang-orangnya banyak yang mati sia-sia membuat pasukannya menyusut.
Padahal, tanpa menculik Kenzo pun золотой череп tetap akan datang mengusik mereka karena Meda adalah prioritas mereka. Sekaligus untuk menangkap orang yang berani berkhianat. Tenang saja, Kriss sudah membuat pengkhianat itu kini bisu alias tidak bisa berbicara. Ia membuat syaraf yang tersambung dengan puta suara pengkhianat itu putus. Tentu saja karena ia bisa melakukan apapun pada bawahannya sekalipun tanpa menyentuh.
"Ayo Joe, kita pergi!! Gue gak mau mati membusuk bersama mereka!!"
Wanita itu membawa Joe pergi, setelah Joe memberikan kecupan di kening Meda. "See you soon, sayang!!"
"KANAYAA!!" Rian mengepalkan tangannya erat.
Ya, wanita tadi memang membenci Rian sebenarnya. Tapi karena kerjasama yang mereka jalankan membuatnya terpaksa berhubungan dengan pria itu.
Kalian masih ingat Kanaya?
Ya dia orangnya. Penyebab Meda keluar dari Angkasa dan pindah ke Antariksa.
Rian menyambar jemari Elletra dan membawanya menuju pintu darurat.
BLAMMM!!!
"Mereka datang."
Pintu tertutup bersamaan dengan pintu tebal itu meledak.
"Keparat itu benar-benar." Meda merotasikan matanya. Kakeknya itu menyebalkan, kenapa tidak memberi aba-aba kalo akan meledakkan pintu, kan jadi kaget.
"Keparat ini kakekmu sayang."
Meda lagi-lagi jengah. Gumaman sekecil itu saja bisa tertangkap oleh telinga tua itu? Dia manusia jenis apa?
"Kau terlambat!"
Kriss menipiskan bibirnya. "Kata siapa?"
"Mereka pergi."
"Yakin?" Jawabnya meremehkan.
Meda mengernyit jijik dengan ekspresi kakeknya. Tak menghiraukan orang kakeknya yang sibuk membuka jeratan di tubuhnya, dan Kenzo.
"Kau meremehkan orang tua ini nona muda."
Meda mengedikkan bahunya. "Siapa tau menua membuatmu lamban."
"Tajam sekali mulutmu nona."
Perhatian pria itu teralihkan pada Kenzo yang sudah terbebas tangannya. Pria itu mengibas-kibaskan pergelangan tangannya yang terasa kebas karena terlalu lama terikat. "Sial, mereka mengikatnya terlalu kuat, ssshhh.."
YOU ARE READING
ANDROMEDA (END)
FantasyBagaimana bisa?? Dia seharusnya sudah mati Tapi Tuhan tidak memberinya kesempatan untuk tau mengapa ia mati, dan apa alasan ia bisa mati. Lalu kenapa ia kembali? Lagi- lagi, ia terkejut dengan fakta bahwa Tuhan memberinya berkah dengan kesempatan k...
ANDROMEDA : Part 72
Start from the beginning
