20. Real Bulan madu.

Start from the beginning
                                    

***

Setelah menempuh perjalanan yg cukup jauh akhirnya mereka ber delapan sampai di tujuannya. Tidak ke luar negeri atau ke luar kota mereka lebih memilih berlibur ke puncak agar sederhana namun berkesan.

Mereka satu persatu menuruni mobil. Ada Saga dan Oliv di depan, kemudi di pegang oleh Saga. Di bagian tengah ada Oca,Rara dan Claudia, dan di bagian belakang tersisa Beni, Viko dan Bara.

Sepanjang perjalanan Viko terus menggerutu, katanya mabuk karn Saga bawa mobilnya brutal.

Sedangkan di bangku tengah para ciwi-ciwi selama perjalanan bercanda ria kecuali Rara dia hanya emosi mendengar kata manja yg di keluarkan Oca. Seperti Rara bukan tipe orang yg dingin, tapi emosian. 😭

Setelah semua temannya sudah turun masih tersisa Saga dan Oliv. Saga diam sebentar menatap Oliv yg tertidur pulas, di mata Saga Oliv sangat cantik saat sedang tidur. Mengusap lembut rambut Oliv. Dan mengecup kening Oliv pelan.

"Bagun sayang, udah sampai." Saga tersenyum manis saat melihat oliv yg merasa terganggu.

Oliv masih berusaha mengumpulkan nyawanya.
"Udah sampai?" Tanyanya lagi.

Saga mengangguk.
"Hmm. Mau aku gendong aja?" Oliv memanyunkan bibirnya gemas.

"Enggak kak, kakak pasti capek." Lalu Oliv tersenyum.

"Yaudah lanjutin tidurnya di dalem aja." Tawar Saga di angguki Oliv.

Mengenggam tangan Oliv erat, Saga seakan tidak ingin melepaskannya. Dan dia seakan memberi tau semua orang bahwa Oliv hanya miliknya.

Semua temannya sudah menunggu di depa villa milik ayah Saga disana tidak hanya ada mereka namun ada Saka yg sudah menunggu kedatangan mereka sedari tadi.

Saka bersedekap dada menatap orang-orang yg sibuk menenteng tas/koper yg mereka bawa. Lihatlah mereka membawa tas sebanyak itu kayak mau pergi bertahun-tahun. Denga wajah datarnya Saka menatap mereka.

"Anjir pantes hawanya tambah dingin." Bisik Viko pada Beni. Saat melihat keberadaan Saka.

"Diem anjir nanti kena bogem. Belum pernah ngerasain Bogeman Saka lu yak?" Viko bergidik ngeri.

"Amit-amit gue. Bisa bonyok muka gue di bogem pelatih taekwondo." Beni hanya menggeleng.

"Udah buriq juga." Sindirnya.

"Bngsat Lo! Gue ganteng gini kok!" Galak viko.

Beni mencibir.
"Heleh mulut doer gitu aja bangga Lo." Katanya menusuk hati Viko.

"Jangan salah bangsat, bibir seksi nih." Bangganya.

"Tai kucing." Beni melengos mendahului Viko yg semakin kesal.

Saga menghampiri Saka, lihatlah jika mereka di satukan seperti berada di kutub Utara. Namun Saga sudah tidak sedingin dulu, itu terjadi semenjak dia menikah dengan Oliv.

"Saka." Sapa Oliv tersenyum.

Saka mengangguk hormat.
"Kak." Katanya lalu memeluk Oliv. Saga tersenyum manis melihat interaksi adiknya dan sang istri. Awalnya Saka memang amat cuek dan dingin namun seiring berjalannya waktu sikap Saka pada Oliv berubah menjadi hangat.

Viko melongo.
"Anjir Saka senyum!? Bertahun-tahun gue kenal dia, satu detik pun dia gak pernah senyum." Ucap Viko dramatis.

"Drama." Cibir Bara.  Viko mendelik.

"Fenomena alam sih ini. Hanya Oliv yg mampu mencairkan kutub Utara dua sekaligus." Gumam Beni kagum, di setujui oleh Viko.

"Oliv aja dua bisa, masak gue satu aja gak." Beni tersenyum tengil menatap Rara, Rara pun yg  merasa di tatap memutar bola matanya malas. "Iyagak Ra? Gue pasti bisa luluhin hati Lo." Kayanya percaya diri.

"Apaan sih Lo!" Galak Rara.

"Kenapa?" Tanya Beni tersenyum.

"Lo ganggu! Dasar Playboy!" Setelah mengatakan itu Rara membuat wajahnya kesal.

Viko dan Oca tertawa terbahak-bahak melihat wajah masam Beni.

"Elah Ra. Walaupun gue playboy, gue yakin cuma Lo satu-satunya yg ada di hati gue." Ucapnya mantab.

"bullshit!"

Beni menghela nafas.
"Elah Ra." Katanya lesu.

"Udah dramanya mending masuk deh, udara makin dingin Guys." Saga memanggil semua temannya untuk masuk.

Saat akan masuk Bara hendak membantu Claudia membawa tasnya namun di cegah oleh Claudia.

"Gak usah." Ucapnya dingin. Tanpa menatap Bara sedikit pun. Melanjutkan langkahnya namun tangannya di cekal oleh Bara.

"Sebenci itu Lo sama gue clau?" Bara bertanya dengan suara bertanya.

Claudia sedikit melirik Bara. Lalu kembali memalingkan wajahnya. Entah kenapa jika berhadapan dengan Bara dia ingin menangis.

"Itu jadi pertanyaan di otak gue. Kenapa gue gak bisa benci sama Lo kak." Hati Bara sangat sakit mendengar perkataan Claudia. Sesak yg Bara rasakan.

Claudia menepis tangan Bara lalu masuk meninggalkan Bara yang masih menatap kepergiannya.

"Perasaan apa ini?" Gumamnya.
































Tiga chapter lagi end. Atau lanjut Terus guys? Komen aja ya.
Komentar dan vote kalian adalah penyemangat ku.

Thanks yg selalu baca cerita gue, gue bersyukur masih ada yg minta sama cerita gue, tapi kalo bisa vote juga gak si guys biar komplit hehe.

Udh itu aja dulu jangan lupa tinggalkan jejak.

Thanks guys bye bye.

love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅Where stories live. Discover now