A Chaotic Night Part 4

756 76 1
                                    

Semua yang ada di dorm malam itu merasakan kekhawatiran yang sama, terus menunggu ketidakpastian dari manager yang berada lokasi sembari berharap tidak ada pembenaran dari pikiran negatif yang menumpuk dan bertarung mana yang lebih banyak mempengaruhi siapa

Mereka juga menyaksikan sang manager bolak balik menghubungi semua pihak terkait dengan raut wajah yang lebih memprihatinkan namun akhirnya memilih pamit untuk turun langsung bergabung dengan tim pencarian mereka

Sudah setengah jam mereka ditinggalkan untuk mencari kepastian dan beberapa menit lagi hari akan segera berganti, namun belum ada satupun kabar positif yang mereka terima selain dari berita terus bertambahnya korban jiwa dan korban luka-luka

Hingga kode pintu rumah kembali terdengar berbunyi dan semua penghuninya langsung berlari mencari siapa yang membuka pintu kali ini

Tangis Jiwon akhirnya pecah kali ini setelah semua pergulatan bathin yang mereka lakukan untuk bertahan pada keyakinan dua member mereka akan baik-baik saja berakhir sudah, sekarang ia pun melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana adik serta kakak yang juga leader grup mereka akhirnya muncul dari balik pintu dalam keadaan yang mereka harapkan mematahkan semua prasangka buruk yang mereka pikirkan

Ia bersandar pada dinding dibelakangnya tak kuasa melihat dua orang yang sedang berada dalam rangkulan Gaeul itu akhirnya pulang, beruntung Rei selalu sigap berada disampingnya menahan dirinya agar tidak jatuh

"Maaf gue bikin kalian khawatir kaya gini" ucap Yujin akhirnya membuka suara meminta maaf menyesali kekacuan yang terjadi didepannya

"Kalian gapapa kan ???" Tanya Gaeul memeriksa kondisi adik pertamanya dan si bungsu bergantian

Keduanya kompak mengangguk kecil dan Hyunseo segera berlari kearah Jiwon untuk ikut memeluknya bersama Rei

"Maaf yaa kak udah bikin ulah kaya gini" ucapnya yang sekarang berjatuhan air mata melihat Jiwon meledak dan Rei yang menangis dalam diam, ia merasa bersalah telah membuat semua orang khawatir padanya dan juga Yujin hari ini

Jiwon hanya bisa menenggelamkan dirinya pada pelukan yang diberikan oleh Hyunseo sudah tak memiliki apapun lagi untuk dikatakan

"Yang penting kalian pulang selamat" ucap Rei dan kemudian ia pun membuat Hyunseo berada diantara dirinya dan juga Jiwon

Ia bersyukur tak ada satupun hal buruk yang terjadi kepada mereka, tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika salah satu atau bahkan dua orang tersebut harus mengalami sesuatu yang lebih buruk dari yang bisa ia bayangkan

"Kak.." kali ini Yujin yang bersuara karena tak menemukan satu penghuni dorm dalam pandangannya, seseorang yang seharusnya sedang memarahinya karna pulang terlambat hari ini

"Dia dikamar dari tadi belum keluar Jin" jawab Gaeul paham apa yang Yujin cari dan kemudian berlalu untuk menghubungi manager mereka memberi kabar

Yujin pun terlebih dahulu memilih untuk ikut bergabung menambah lapisan sandwich yang masih berurai air mata di depannya, bergantian untuk menenangkan tangis yang saling bersautan

"Udah dong Ji nanti makin mirip meng kalo nangis terus" usaha Yujin untuk menghentikan tangis Jiwon yang memang lebih sensitif dan emosional dibandingkan membernya yang lain

"Kaaakk.." Jiwon pun akhirnya sedikit tertawa di sela tangisnya tak percaya mendengar lelucon yang Yujin katakan untuk menenangkannya

"Tuh sekarang malah jadi mirip garong"

Dan mulailah atmosfer kesedihan itu menjadi lebih cerah dengan mereka yang sekarang mentertawakan satu sama lain dan tentu saja Jiwon adalah sasaran utama mereka

"Kak, ada yang lebih butuh lo sekarang" bisik Rei mengarahkan pandangannya pada kamar yang berada di antara kamar Jiwon dan kamar Yujin, sang leader pun mengangguk paham dan segera beranjak meninggalkan tiga membernya yang sudah dalam kondisi mulai tenang

Langkah kaki Yujin berhenti di depan kamar yang dimaksud oleh Rei, menatap pintu kamar dan menarik nafas nya dalam kembali menyiapkan diri untuk apa yang akan terjadi

Yujin pun mencoba untuk mengetuk beberapa kali namun tak ada respon yang ia terima, akhirnya ia membuka pintu kamar tersebut dan beruntung kali ini tak dikunci pemilik kamar

Ia mengedarkan pandangannya kesekeliling kamar namun tak ada tanda-tanda pemilik kamar ada diruangan tersebut

Yujin pun melangkah masuk dan kemudian menyadari sang pemilik kamar duduk tepat disebelah pintu masuk dengan wajah yang disembunyikan di lipatan tangannya tanpa ada yang tahu entah sudah berapa berapa lama ia seperti itu

Yujin segera menyamakan posisi mereka, ikut duduk di depan pemilik kamar dan semakin jelas mendengar isak tangis yang tertahan di kamar tersebut

"Maaf ya udah bikin panik" ucapnya setelah memperhatikan keadaan dan kemudian tangis itu tak lagi tertahankan

Ia mengusap pelan kepala Wonyoung yang masih tertunduk di hadapannya berharap wajah itu segera menyambutnya, namun ternyata sedikit lebih lama dari perkiraanya

Yujin pun meraih dua tangan yang digunakan untuk menutupi tangis itu, kemudian membawa tangan tersebut untuk memeluknya, dan setelah berada dalam pelukannya seutuhnya Yujin pun kembali membisikan kata maaf berulang kali

Meski hanya dalam diam, tangis itu cukup membuat bahu kanan Yujin tidak hanya lembab tapi basah padahal ada cardigan yang melapisi t-shirt putihnya, dan dipastikan dua sisi bajunya juga akan terlihat kusut akibat genggaman yang begitu kuat

Tak banyak yang bisa Yujin lakukan selain mengusap rambut dan menepuk pelan punggung pemilik kamar tersebut, ia memberi waktu sebanyak yang Wonyoung butuhkan untuk meluapkan semua yang ia rasakan dan kembali tenang

"Udah ya nangisnya, nanti malah sakit kepala" ucapnya karna sudah entah berapa lama dan sudah sampai mana bajunya basah karna terlalu lama dibanjiri oleh air mata

"Adduh ?" Kaget Yujin merasakan panas dengan sensasi telapak tangan di pinggang kirinya padahal pemilik tangan masih bersembunyi di bahu kanannya

"Kok dipukul ???" Tanyanya sembari melepaskan pelukan mereka

Wonyoung tak langsung menjawab, hanya menatap yang lebih tua dengan mata sembabnya dan kemudian meletakkan jarinya di tempat biasa lesung pipi akan muncul setiap kali destiny-nya itu tersenyum

Ya jari-jari tangannya dapat merasakan apa yang ia lihat, berarti benar yang ada di hadapannya adalah nyata

"Siapa suruh bikin khawatir ?" akhirnya ia balik bertanya dengan suara parau sembari menghapus air mata yang tersisa di pipinya

"Kaan udah minta maaf ??" Ucapnya lagi mempertanyakan physical attack yang baru saja ia terima

Wonyoung hanya diam tak menjawab memilih memperhatikan Yujin yang masih belum terasa nyata untuknya

"Hyunseo gimana ??" tanyanya kemudian teringat adik kecilnya

"Dia baik-baik aja, jauh lebih baik dari Jiwon malah" kekeh Yujin teringat kondisi dorm saat mereka sampai tadi

"Bener kalian gapapa kan ??"

Yujin hanya mengangguk menyertakan eye smile terbaiknya untuk meyakinkan pemilik kamar menyudahi kekhawatirannya











Comfort ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang