Morning

1.8K 196 12
                                    

Yibo mengeratkan pelukannya pada Zhan. Tidak membiarkan pemuda itu bergeser sedikit pun dari posisi. Agar sperma yang Yibo semprotkan semalam, tetap berada di dalam lubangnya untuk waktu yang lama.

"Eugh ...."

Zhan menggeliat pelan, Yibo menepuk-nepuk bahunya pelan. Mengelus perutnya seraya berujar.

"Seandainya Wang junior bisa tumbuh dari perut ini."

"Hah, apa?" Zhan langsung menoleh cepat, matanya melotot.

"Aku ini laki-laki!!" Zhan mencebik kesal.

Yibo menarik hidungnya gemas, tidak banyak protes. Lantas meniup telinga Zhan hingga pemuda itu kegelian.

"Ini masih hari minggu bagaimana jika kita lakukan olahraga pagi?" bisiknya.

"Ayok!" Zhan bersiap bangun. Tapi Yibo menahan, bahunya. Juga menahan sesuatu yang masih terhubung di bawah sana.

"Apa ini?"

Zhan menoleh tak mengerti, saat tiba-tiba benda yang terkulai lemas di lubangnya mulai membesar seiring waktu. Zhan dapat merasakan putaran rasa sakit di daerah pantatnya.

Pinggang yang semalam diremukkan belumlah usai rasa sakitnya. Kini, sang dosen berupaya menggenjot lagi lubang Zhan yang belum beristirahat barang sejenak. Sejak semalam, lubang itu masih setia mendekap senjata Yibo saat tertidur pulas.

.
.

Kim Seokjin menyelonjorkan kakinya di sofa. Memegang remote tv, memindahkan saluran secara acak, sambil mengunyah keripik kentang yang ada di tangan kirinya.

Tidak ada tontonan menarik di pagi hari. Hanya beberapa berita tentang selebriti yang membeli mobil baru, atau seorang pembuat sensasi yang menangisi anaknya yang tiba-tiba bisa melakukan ci luk ba.

Setelah puas mengganti chanel satu ke chanel lain. Seokjin mulai dilanda rasa mengantuk yang hebat. Ditambah semalam begadang disebabkan tidak ada satu pun penjaga yang stay di asrama. Sehingga Seokjin harus memastikan sendiri bahwa di setiap kamar siswanya. Aman. Tidak ada yang menyelundupkan perempuan. Apalagi membawa minuman ilegal.

Hanya beberapa kamar yang masih menyala lampunya di jam 11, dan terdengar suara erangan mahasiswa yang beronani dengan melihat tontonan pornografi. Bagi Seokjin itu manusiawi, asal dilakukan di malam minggu, di dalam kamar tertutup, dan tidak dilakukan pada hewan peliharaan maupun ikan.

Seokjin sendiri kadang melakukan itu dalam tanda kutip 'bermain nakal' sambil membayangkan otot besar Dosen Namjoon mendekapnya, menciuminya, lalu menariknya ke atas ranjang.

Remote tv mulai terlepas dari tangan, jatuh ke sela-sela paha yang tertutup piyama merah muda. Tangan itu menelusup sendiri ke arah gundukan miliknya bersama bayangan Namjoon yang terus mengusik imajinasi Seokjin.
Ketika pintu diketuk dua kali, Seokjin masih berada dalam dunia mimpi.

Hingga bunyi ketukan yang ketiga, membuat pria itu melompat, menjatuhkan remote tv ke lantai, sekaligus menumpahkan keripik kentang hingga berhamburan.

Dikarenakan suara panggilan yang bersama ketukan itu, bisa Seokjin kenali. Itu adalah suara Kim Namjoon. Dosen yang baru saja masuk ke dalam mimpi kotornya.

Namjoon hanya memakai celana pendek dan kemeja bunga-bunga yang sukses membuat Seokjin melebarkan bola matanya. Rasa kantuknya hilang, berganti rasa gugup yang membuatnya gemetar.

"Aku ingin ke pantai, tapi tak ada siapapun yang bisa kuajak. Maukah kau menemaniku?"

Seokjin mengangguk berulang kali. Terlalu bersemangat untuk ukuran orang baru saja bangun dari tidur. Inilah yang selalu ditunggu Seokjin. Memiliki waktu berdua saja dengan dosen incarannya.

My Lecturer, My Sex Partner (Tamat Di Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang