Dosen Wang

3.2K 324 20
                                    

DOSEN WANG

Wang Yibo melepas tali piyamanya, menyisakan kain segitiga warna coklat muda bertuliskan gucci. Xiao Zhan berdiri tegak, setegak miliknya kini yang langsung terangsang melihat kejantanan Yibo melengkung di balik celana dalam.

Wang Yibo melangkah, mendekati tubuh Zhan yang bergetar, wajah pucat dan mulut tak terkatup rapat. Yibo masih memegang ponsel di tangan kirinya. Ia memencet kontak keluar bertuliskan 'sweet Na kyum' yang langsung membuat ponsel di tangan kiri Zhan bergetar.

"Angkat!" titah Yibo dengan suara tegas.

Tangan Zhan terasa kaku, bahkan untuk mengangkat lengannya. Matanya masih lurus menatap wajah Yibo yang terlalu indah untuk dilewatkan.

Melihat tak ada gerakan dari Zhan. Yibo semakin berjalan mendekat, merampas ponsel di tangan Zhan tanpa permisi. Melihat daftar nama yang tertera, dan ia terkejut melihat nama yang tertera di layar.

"Sister Yuna?" lirih Yibo tak percaya. Kedua alisnya bertaut. Rasa penasaran, membuat ia memencet tombol hijau untuk memastikan bahwa dugaannya tidak salah.

"Zhanie, bagaimana malam pertamamu tidur di asrama?" Terdengar suara perempuan, yang membuat Yibo menjauhkan ponsel milik Zhan dari telinganya.

Tanpa menunggu lagi, pemuda itu langsung merebut ponsel yang berada di genggaman Yibo. Menjawab pertanyaan kakak perempuannya dengan cepat. Sebisa mungkin menahan rasa gugup di dada.

"Nuna, a-aku sangat betah di sini!"

Xiao Zhan mengambil kesempatan untuk pergi dari sana. Selagi sang dosen masih sibuk dengan pikirannya. Bagaimana mungkin ia salah mendeteksi?

Wang Yibo sejak awal sudah curiga pada siswa culun yang selalu menguntitnya. Di jam yang sama, siswa itu terciduk sedang onani, tepat di saat Yibo melakukan fore play virtual bersama pasangan role play-nya.

Yibo sudah yakin, saat ia menekan panggilan pada kontak Na kyum, dan ponsel Zhan bergetar di waktu yang sama. Ia pikir itu adalah panggilan masuk dari dirinya. Ternyata itu panggilan dari orang lain.

Jika begini, Yibo meragu. Jangan-jangan ia salah menduga. Bagaimana jika Na Kyum yang sedang dipikirkan Yibo adalah orang lain? Bukan mahasiswanya yang bernama Xiao Zhan?

Wah, padahal Yibo dengan sangat percaya diri tanpa malu lagi, sudah mempertontonkan miliknya tadi. Ini bisa jadi bahan tertawaan, jika ia benar-benar salah orang.

Kenapa aku tidak memastikan dulu, sebelum membuka baju? Bagaimana jika ia merasa dilecehkan dan melapor pada Dekan?

Bisa sia-sia perjuanganku sampai di sini. Ish, sejak kapan kau jadi sebodoh ini Wang Yibo. Rutuknya pada diri sendiri.
.
.

Xiao Zhan mengusap dadanya pelan, ia berjalan tergesa ke kamarnya setelah memutus sambungan telepon dengan Yuna. Ia bersyukur, kakaknya itu menelpon tepat di saat sang Dosen melakukan hal yang sama, yang lebih menguntungkan adalah panggilan Yuna yang masuk lebih dulu, bukan panggilan Wang Yibo.

Pintu kamar sudah terkunci, Zhan mencoba mengetuk pintu beberapa kali agar temannya di dalam mendengar kedatangannya.

Namun, beberapa detik berlalu. Tak ada tanda-tanda bahwa pintu akan terbuka. Zhan mencoba memanggil nama mereka satu-persatu.

"Chanyeol!"

"Baekhyun!"

"Jiminshi!"

Masih tak ada sahutan, sampai sang pembina siswa pembawa kesialan lewat, tepat di belakang Zhan.

"Aturan di asrama, tidak boleh berada di luar kamar melebihi jam sepuluh malam. Jika masih ada yang berkeliaran di luar jam yang ditentukan. Maka teman sekamarnya tidak boleh membukakan pintu, karena itu hukuman bagi yang tidak taat aturan!"

"Tapi Pak, saya baru saja kembali dari kamar dosen Wang!"

"Tidak ada pengecualian!" bentak Seokjin dengan mata bulatnya yang melotot ke arah Zhan.

"Terus, saya harus tidur di mana, Pak?" Zhan memasang wajah melas, matanya mulai berkaca, dengan bibir bawah yang bergetar menahan tangis.

Terlihat seperti anak SD yang baru dijauhi teman sekelasnya. Nyatanya Zhan hanya berdrama, agar pembina mahasiswa bernama Seokjin itu memberinya belas kasihan.

Ia tidak tahu bagaimana nasibnya akan berakhir, jika di hari pertama ia tinggal di asrama, dan harus tidur di luar kamar bersama nyamuk dan kegelapan, jangan lupakan cuaca dingin, yang membuat Zhan susah untuk terpejam.

"Kau bisa tidur di aula, di lab, di kelas, atau di kantin," sahut Seokjin ketus.

"Saya tidur di lantai begitu? Tanpa alas tanpa bantal?" Zhan benar-benar ingin menangis rasanya, tapi Seokjin tidak menampakkan wajah iba.

"Terserah! Kalau ingin tidur di tempat yang nyaman. Kau bisa numpang di kamar dosen!" sahut Seokjin dengan bibir tengah yang ditarik ke atas, dan bibir bawah yang ditekuk menyerupai bulan sabit terbalik.

"Dosen?" Zhan mengulang nama tersebut, untuk mendengar jawaban yang meyakinkan hatinya. Sayangnya Seokjin sudah pergi secepat tokoh super hero flazz.

Zhan masih berdiri di depan pintu kamarnya. Tidak ada suara yang terdengar dari dalam, teman-temannya pasti sudah terlelap. Tak ada pilihan lain, jika Zhan ingin malamnya tidak berakhir dengan kulit bentol, leher kaku, dan tubuh menggigil. Satu-satunya jalan agar ia bisa tidur dengan tenang adalah. Menumpang di kamar Dosen. Mengenyampingkan rasa malu dan takut. Ia harus berusaha demi menyelamatkan kulit mulusnya dari gigitan nyamuk. Juga tubuh sensitifnya yang rentan terhadap hawa dingin.

"Baiklah Mister, aku akan datang padamu!" ujar Zhan pada diri sendiri.

Setiap anak tangga yang ia pijaki, terdengar gerutuan Zhan, yang ia utarakan pada diri sendiri.

Seperti : "Ini semua gara-gara dosen Wang mesum itu. Coba saja jika dia bisa mengendalikan hormonnya. Pasti aku tidak akan berakhir seperti ini!"

"Aku juga yang bodoh, sudah tahu ini asrama khusus. Sudah tahu di sini dijaga pembina mahasiswa super galak. Masih saja ceroboh, dan seenaknya terbuai oleh godaan Yoon sialan itu!"

Gerutuan Zhan berhenti, saat ia sudah sampai di depan pintu kamar seorang dosen. Satu tarikan napas panjang Zhan lakukan. Tangannya terangkat dengan ragu, tapi otaknya memaksa agar jari-jari itu melakukan tugasnya dengan sepenuh hati, yaitu mengetuk pintu.

Satu ketukan, masih tak ada sahutan. Ketukan yang kedua, terdengar jawaban dari dalam.

"Tunggu sebentar!"

Begitu pintu dibuka, Zhan langsung membungkuk memberi hormat.

"Selamat malam Dosen. Bolehkah saya menginap di kamar anda malam ini?"

Kim Namjoon menaikkan kedua alisnya. Ia mendekatkan telinganya ke wajah Zhan untuk mendengar perkataan pemuda itu lebih jelas.

"Saya mau menumpang tidur di kamar anda malam ini, Boleh?" Zhan mengulang kembali perkataannya dengan wajah tertunduk.

"Boleh, silakan masuk!" jawab Kim Namjoon dengan ramah.

Xiao Zhan akhirnya bisa bernapas lega. Sungguh ia khawatir Dosen Kim akan mengusirnya, atau membentaknya seperti yang biasa Seokjin lakukan.

Apa yang akan terjadi jika Zhan menginap di kamar Dosen lain? Apakah Wang Yibo akan terus mencari tahu siapa Zhan sebenarnya?

.
.

Begitu pintu ditutup dari dalam, seseorang yang sejak tadi mengamati di balik pot tinggi. Meremas jemarinya sendiri, sambil menggemeretakkan giginya.

"Berani sekali dia mendekati dosen incaranku," geramnya.














Tbc





My Lecturer, My Sex Partner (Tamat Di Pdf)Where stories live. Discover now