Pengganggu

2.2K 259 16
                                    

Pintu masuk ruang kesehatan masih terkunci. Penjaga di sana masih belum datang. Yibo memiliki sederet nomor penting kampus. Lantas ia menelepon perawat yang bertugas di sana untuk segera datang.

Tak perlu waktu lama, Min Yoongi petugas kesehatan itu datang. Menenteng rantang bekal dan botol minum tupperware.

Selagi Yoongi membuka pintu masuk ruang kesehatan. Yibo mengambil kesempatan untuk memepet Zhan. Membisikkan sesuatu di telinganya.

"Lebih baik kau tinggalkan temanmu di sini. Ada kelas yang harus kau ikuti!"

"Tapi ...."

Zhan tidak diberikan kesempatan untuk menjawab. Sebab lengannya kini dilepas paksa dari lengan Jimin.

"Semoga cepat pulih. Aku dan Zhan akan kembali ke kelas." Yibo mengedipkan sebelah matanya pada Yoongi, yang dibalas anggukan olehnya.

Yibo mengapit tangan Zhan di lengannya. Berjalan di sepanjang koridor kelas yang sudah memulai pembelajaran.

Zhan merengek di belakang Yibo sambil menolehkan wajah ke segala arah, dengan perasaan cemas.

"Mr. Wang, kita tak bisa berangkulan seperti ini. Orang-orang akan berpikir kita punya hubungan spesial."

"Memang iya." Yibo menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Membuat bahu Zhan membentur punggung Wang Yibo.

"Apanya yang iya?" Zhan bertanya cengo.

"Kita memang memiliki hubungan spesial," jawab Yibo santai.

Mereka menuju kelas bersama, dan secara otomatis saling melepaskan rangkulan begitu tiba di pintu masuk kelas. Riuh suara para siswa teredam seketika. Melihat kemunculan Yibo yang tiba-tiba.

Chanyeol mengirim kode pada Zhan melalui matanya. Seperti mengangkat alis dan melalukan lirikan hipotesis. Zhan bisa mengartikannya sebagai pertanyaan dimana Jimin berada? Atau bagaimana Jimin sekarang, dan bersama siapa.

Tak perlu khawatir Chanyeol, Jimin sekarang berada di tangan yang tepat.

.
.

Di ruang kesehatan yang sepi, hanya terdapat dua anak adam. Salah satunya sedang mengerang kesakitan, yang lain sedang mengambil beberapa peralatan medis.

"Biar aku periksa dulu," ucap Yoongi sedemikian lembutnya.

Semua penghuni kampus tidak begitu mengenal Yoongi. Jarang sekali dari mereka mengujungi ruang kesehatan, sebab rumor yang beredar. Perawat di sana adalah orang yang dingin, seperti kulkas panasonic.

Yoongi memang dingin, tidak banyak bicara, dan bermuka datar. Entah kenapa kali ini ia berbicara dengan lembut pada pasiennya yang bernama Park Jimin.

"Apa kau makan sesuatu semalam?" Yoongi menepuk-nepuk perut Jimin.

"Hanya semangkuk mie."

"Yakin, hanya semangkuk mie?"

"Telur mata sapi, kerupuk kentang dan sebungkus boncabe level 30," sahut Jimin sedikit takut.

"Bandel sekali." Yoongi menjitak kepala Jimin dengan gemas.

"Sudah tahu, punya riwayat penyakit maag. Masih saja menantang makanan yang tidak dibolehkan."

Jimin menundukkan wajahnya, mendengar omelan Yoongi.

"Tadi pagi sarapan apa!?"

"Belum sarapan, hanya minum jus jeruk kemasan."

"Tuh, kan!" Yoongi menjitak kembali dahi Jimin, kali ini diselingi gemas dan sedikit kesal.

"Kamu memang sengaja cari penyakit."

My Lecturer, My Sex Partner (Tamat Di Pdf)Where stories live. Discover now