16.kebenaran

Mulai dari awal
                                    

"Jahat banget Lo semua!" Beni merenggut kesal .

"Drama!" Cibir Bara.

"Gimana nih?Lo pada kesini mau bantu gue atau mau Adu bacot!" Saga lelah bergelut dengan pikirannya.

"Siapa suruh bodoh." Lagi-lagi Bara me ngulti hati Saga.

"Hah." Saga menghela nafas. " Percuma gue manggil kalian." Ucapnya pasrah.

"Perjalanan cinta kalian ribet pren, ada yg di tabok karna prank,ada yg bertepuk sebelah tangan, ini lagi curut satu girang sendiri manggil ayang." Beni menggeleng prihatin.

Bara menatap Beni dengan tatapan malasnya,
"Setidaknya gue jadian gk kayak persami, dua hari satu malam." Celetuk Bara.

"Iya si paling berharap sendiri bertahun-tahun." Sindir Beni lagi.

Beni memutar bola matanya malas karna sindiran Bara.
"Move on boy! Dia suka sama yg lain." Beni tertawa mengejek.

"Udah anjing nanti jadi ribut." Ucap Viko takut-takut karna dia tau Bara akan cepat terpancing emosinya jika menyangkut Ara.

"Bukanya bantuin gue malah saling sindir." Saga sangat lelah hari ini, dia seakan tidak ada minat untuk hidup. Bergelut dengan pikirannya kenapa dia mengeluarkan ide bodoh seperti ini.

"Lain kali kalo ambil keputusan di pikir-pikir lagi Sag." Kata Bara bijak, "sekarang udah kayak gini repot." Lanjutnya lagi.

Beni celingak-celinguk melihat ke luar pintu, hal itu membuat Viko heran sekaligus bingung.
"Liat apaan Ben?" Keponya.

"Bulan purnama kah?" Pertanyaan Beni di gelengi Viko. "Enggak. Kenapa?"

"Biasanya Bara banyak ngomong kalo bulan purnama." Setelahnya Beni langsung tertawa puas melihat wajah kesal para sahabatnya.

"Bangke!" Umpat Bara kesal.

***

Oliv masih mengurung dirinya di dalam kamarnya tapi tidak seorang diri, dia di temani  sahabatnya kecuali Oca, dia memiliki kesibukan di rumahnya padahal dia ingin menemani Oliv juga.

Siapa sangka Oliv akan sesedih ini sejak kepergian dia dari rumah Saga dia terus mengais namun tidak bersuara, percayalah hal itu lebih menyakitkan dari apapun.

"Oliv udah ya nangisnya." Claudia dan Rara masih berusaha menghibur Oliv.

"Lo udah minta penjelasan ke kak Saga?" Rara bertanya baik-baik. Tapi hal itu malah membuat Oliv semakin menangis.

"Gue gak perlu nanya lagi! Gue denger sendiri, bahkan dia minta izin ke papa." Ucapnya dengan tangis tersedu-sedu.

"Aduhh gimana nih? Oliv jangan kayak gini dong kita bingung nih." Claudia heboh sendiri.

"Lo jangan panik juga dong dodol nanti Oliv tambah nangis." Tegur Rara.

"Jalan-jalan aja gimana?" Tawar Rara.

Oliv menggeleng.
"Gak mood."

"Papa Arga gak ngomong apa-apa ke kak Saga?" Dengan lembut Claudia mengusap air mata Oliv.

"Stop dulu ngomongin Kak Saga! Gue pingin nangis kalo denger nama dia!" Teriak Oliv sangat sedih.

"Iya-iya Liv." Claudia dan Rara meringis medegar teriakan Oliv.

"Setelah merebut first kiss gue! Dia mau nikah lagi! BANGSAT BANGET! SEENGAK MENARIKNYA KAH GUE! TAII BANGET!" tolong Oliv sangat frustasi hari ini.

"Ceilah masih sempet aja bahas first kiss." Ledek Rara.

"Hmm kalo kata kak Beni cara biar pikiran tenang pas sedih tuh kita minum alkohol aja." Saran Claudia sontak saja membuat mata Rara membulat.

"Sekte sesat dari Beni Lo ikutin? Dia Dajjal berkedok manusia clau! Lo jangan ajak Oliv sesat juga.'' mata Rara kembali melebar. " Ohhh pantes aja pas Lo di tolak Bara mabok! Di ajarin Beni Lo?" Galaknya.

Claudia nyengir kuda.
"Tapi manjur kok. Lo juga suka minum kan Ra." Claudia mengalihkan pembicaraan.

"Iya tapi gak usah aneh-aneh deh."

"Gue mau!" Rara menatap Oliv tidak percaya.

"Liv! Gak usah Ngadi-ngadi Lo!"  Rara sangat marah sekarang. "Jangan karna cwok Lo mau rusak diri Lo Liv!"

"Karna cwok? Karna cwok doang Lo bilang! Suami gue mau nikah lagi Ra! Gimana gue gak stress!" Air mata Oliv semakin deras dan ya Claudia semakin uring-uringan.

"Ya gue tau tapi jangan minum! Lo gak bisa dan gak pernah minum! Gak usah konyol! Lo gak suka Saga kan? Kenapa Lo Semarah itu dia mau nikah lagi!" Pertanyaan Rara sungguh mengintimidasi.

"Gue kehilangan masa remaja gue! Bukan masalah cinta dan enggaknya!" Suara Oliv tidak kalah tinggi dengan suara Rara.

"Iya tapi sikap Lo mengatakan kalo udah jatuh hati sama Saga Liv!"

"Stop! Kenapa kalian jadi ribut? Ra please jangan memperkeruh suasana. Kita kesini buat hibur Oliv bukanya malah memojokkan Oliv." Claudia masih bicara baik-baik pada Rara.

"Gue gak memojokkan Oliv, Clau. Gue cuma mau menyadarkan Oliv kalo dia udah cinta dan sayang sama Saga."

Claudia menyeret Rara keluar dari kamar Oliv dan menghela nafasnya.
"Mikir Ra. Kalo Oliv mabok dia bakal lebih leluasa mengutarakan isi hatinya. Kayak rencana kak Bara." Mohon Claudia. Rara emang paling ketat kalo masalah kesehatan apalagi masalah minum, Oliv paling tidak bisa minum alkohol.

Rencana Bara, ngajak Oliv minum adalah ide dari Bara, Rara dan Claudia sudah terjerumus ke dalam rencana Saga cs sungguh sesat.

"Satu shot aja Ra, udah itu aja. Kadar alkohol Oliv rendah jadi satu shot aja dia bakal langsung mabok, papa Arga juga gak keberatan." Claudia sangat berharap Rara setuju.

Rara memutar bola matanya malas.
"Oke! Satu shot!" Setelahnya dia kembali memasuki kamar Oliv, meninggalkan Claudia seorang diri, tentu saja Claudia jingkrak-jingkrak kegirangan.































Udah itu aja dulu. Jangan lupa tinggalkan jejak jangan jadi pembaca gaib ya guys sayang ku!

Thanks guys bye bye.

love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang