The Unwanted Queen || Extra Part I

Start from the beginning
                                    

"Oh astaga! Akhirnya mereka meresmikan hubungan mereka. Kapan acaranya?" Tanya Alissya dengan sangat antusias.

Grace kembali membaca isi undangan itu, "Acaranya akan berlangsung tiga hari lagi Yang Mulia."

"Baiklah, kita harus segera mempersiapkan hadiah untuk mereka. Ayo Grace!" Ujar Alissya dan langsung melangkah keluar dengan langkah cepat.

Grace yang melihat itu seketika membulatkan matanya. "Yang Mulia, anda harus berhati-hati." Teriak Grace sambil mengejar Alissya yang sudah jauh berada di depannya.

Grace tidak habis pikir terhadap Alissya. Saat sedang hamil tua pun wanita itu masih sibuk beraktivitas. Bahkan kegiatan yang dilakukan wanita itu tidak ada habisnya. Alissya tidak pernah merasa khawatir sedikitpun, tetapi Grace-lah yang sangat mengkhawatirkan keadaan wanita itu.

*****

Di dalam ruang kerja miliknya, Evan terlihat sibuk menatap semua dokumen yang ada di hadapannya. Tangannya sangat lihai menulis dan membalikkan halaman demi halaman. Kedua alisnya tampak bertaut saat membaca beberapa dokumen yang menurutnya perlu diperbaiki. Tetapi kadang kala sudut bibir pria itu terangkat saat melihat dokumen yang menurutnya sangat baik. Hingga akhirnya konsentrasi pria itu buyar saat mendengar suara ketukan pada pintu ruangannya.

"Masuk." Tihtah Evan pada seseorang di luar sana.

Evan pun melihat Steve masuk dengan membawa beberapa dokumen lagi ditangannya. Saat itu juga Evan menyandarkan tubuhnya sambil menghela nafas berat.

"Apa kau akan membuatku mati secara perlahan?"

"Saya tidak berani untuk melakukannya Yang Mulia." Ujar Steve sambil menahan tawanya.

Evan menatap tajam Steve, namun segera ia memalingkan wajahnya menghadap jendela. Di luar terlihat awan hitam mulai berkumpul, menandakan sebentar lagi akan turun hujan.

"Apa yang dilakukan istriku?"

"Ratu sedang menyiapkan hadiah untuk Putri Thezza, Yang Mulia." Evan yang mendengar itu hanya mengangguk singkat.

"Baiklah, terus awasi dia. Segera kabari aku jika terjadi sesuatu." Setelah mengatakan hal itu, Evan segera meminta Steve untuk meninggalkan ruangan.

Evan kembali menatap dokumen yang ada dihadapannya. Namun pria itu seketika berdiri dan berjalan menuju jendela. Tatapan pria itu begitu dingin. Terlihat jelas jika ia tengah memikirkan sesuatu.

Sebentar lagi penerus kerajaan ini akan lahir. Evan benar-benar harus merencanakan dengan matang untuk menjaga penerusnya. Ia tidak ingin seseorang kembali mengincar keluarganya. Meskipun ia bisa mengatasi semua masalah yang datang kepadanya, tetapi ia tidak bisa memprediksi masa depan.

"Apa yang sedang kau pikirkan nak?"

Evan yang mendengar suara Crystal seketika membalikkan tubuhnya. Ia pun tersenyum lalu menghampiri ibunya yang telah duduk di salah satu sofa yang ada di sana.

"Hanya memikirkan rencana kedepannya." Timpal Evan sambil menempati tempat duduk dihadapan ibunya.

"Bagaimana keadaan daddy?"

"Dia baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir. Sekarang, bahkan dia sudah sibuk mengurus masalah kerajaan."

Evan menghela nafas berat. Ia tak habis pikir dengan ayahnya yang langsung pergi mengurus pekerjaan setelah ia pulih benar.

The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️Where stories live. Discover now